Jumat, November 22, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Acara Adat Dapat Dijadikan Ajang Promosi Pariwisata

SAMPIT-Pegelaran acara ritual adat maupun ritual keagamaan yang berkaitan erat dengan adat tradisi maupun adat istiadat serta budaya di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bisa saja dijadikan tempat ajang promosi untuk meningkatkan pariwisata di daerah ini.

Anggota DPRD Kabupaten Kotim Anang Kapilius mengatakan, daerah ini sangat banyak acara ritual besar yang erat kaitannya dengan adat istiadat maupun budaya lokal yang hampir setiap tahunnya di selenggarakan di berbagai daerah pedesaan hingga kota. Di antaranya seperti Mamapas Lewu, Tiwah maupun yang upacara adat lainnya. Hal ini harus dilirik dan jadikan peluang oleh pemerintah daerah untuk mengembangkan periwisata.

“Kesempatan ataupun peluang yang ada, harusnya kita manfaatkan, baik dari segi promosi budayanya, maupun hasil usaha karya lokalannya, misalnnya saja seperti karya ukir kita di berbagai daerah pedesaan, lalu kemudian hasil karya menjawetnya atau produk usaha mikro kecil menengahnya (UMKM) lainnya, itu bisa di pasarkan, melalui kegiatan tersebut,” ujar Anang Kapilius, Senin (13/6).

Baca Juga :  Dishub Diminta Evaluasi Pengelolaan Parkir

Dirinya juga menjelaskan,dengan adanya acara besar dalam bentuk ritual itulah hasil karya lokal asli buatan putera atau puteri daerah ini bisa di pamerankan di tempat terpisah, sehingga bisa terus memompa kreativitas masyarakat di Kabupaten Kotim ini.

“Kita ketahui masyarakat didaerah ini sangat erat sekali dengan karya-karya seni, kita bisa mengambil contoh di daerah Bali, mereka memanfaatkan acara ritual adatnya untuk mempromosikan karya-karya lokalnya, dan kita pula bisa melakukan hal seperti itu,” ujar Anang Kapilius

Politisi Partai Demokrat ini juga meminta, agar pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kotim memberikan peluang maupun menciptakan peluang tersebut agar nasib masyarakat maupun generasi di daerah ini tidak tenggelam di zaman moderenisasi saat ini.”Selama ini banyak yang sudah nyaris hilang, lama-kelamaan akan tenggelam juga khas-khas yang ada di daerah ini, maka dari itu mari kita jaga dan lestarikan adat dan kebudayaan kita agar tidak dimakan oleh zaman, dan jangan biarkan generasi kita tenggelam dalam suasana pesatnya kemajuan teknologi saat ini,” tutupnya. (bah/ans/ko)

Baca Juga :  Perusahaan Diingatkan Jangan Menanam Sawit di Sempadan Sungai

SAMPIT-Pegelaran acara ritual adat maupun ritual keagamaan yang berkaitan erat dengan adat tradisi maupun adat istiadat serta budaya di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bisa saja dijadikan tempat ajang promosi untuk meningkatkan pariwisata di daerah ini.

Anggota DPRD Kabupaten Kotim Anang Kapilius mengatakan, daerah ini sangat banyak acara ritual besar yang erat kaitannya dengan adat istiadat maupun budaya lokal yang hampir setiap tahunnya di selenggarakan di berbagai daerah pedesaan hingga kota. Di antaranya seperti Mamapas Lewu, Tiwah maupun yang upacara adat lainnya. Hal ini harus dilirik dan jadikan peluang oleh pemerintah daerah untuk mengembangkan periwisata.

“Kesempatan ataupun peluang yang ada, harusnya kita manfaatkan, baik dari segi promosi budayanya, maupun hasil usaha karya lokalannya, misalnnya saja seperti karya ukir kita di berbagai daerah pedesaan, lalu kemudian hasil karya menjawetnya atau produk usaha mikro kecil menengahnya (UMKM) lainnya, itu bisa di pasarkan, melalui kegiatan tersebut,” ujar Anang Kapilius, Senin (13/6).

Baca Juga :  Dishub Diminta Evaluasi Pengelolaan Parkir

Dirinya juga menjelaskan,dengan adanya acara besar dalam bentuk ritual itulah hasil karya lokal asli buatan putera atau puteri daerah ini bisa di pamerankan di tempat terpisah, sehingga bisa terus memompa kreativitas masyarakat di Kabupaten Kotim ini.

“Kita ketahui masyarakat didaerah ini sangat erat sekali dengan karya-karya seni, kita bisa mengambil contoh di daerah Bali, mereka memanfaatkan acara ritual adatnya untuk mempromosikan karya-karya lokalnya, dan kita pula bisa melakukan hal seperti itu,” ujar Anang Kapilius

Politisi Partai Demokrat ini juga meminta, agar pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kotim memberikan peluang maupun menciptakan peluang tersebut agar nasib masyarakat maupun generasi di daerah ini tidak tenggelam di zaman moderenisasi saat ini.”Selama ini banyak yang sudah nyaris hilang, lama-kelamaan akan tenggelam juga khas-khas yang ada di daerah ini, maka dari itu mari kita jaga dan lestarikan adat dan kebudayaan kita agar tidak dimakan oleh zaman, dan jangan biarkan generasi kita tenggelam dalam suasana pesatnya kemajuan teknologi saat ini,” tutupnya. (bah/ans/ko)

Baca Juga :  Perusahaan Diingatkan Jangan Menanam Sawit di Sempadan Sungai

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/