Untuk itu, ia berharap penggunaan bahasa dan tari daerah terus abadi. Sehingga apresiasi dan rasa memiliki semakin tinggi, seiring memudarnya kesadaran mencintai budaya sendiri, khususnya di kalangan pemuda di Bumi Tambun Bungai.
“Sarana dan prasarana belajar bahasa dan tari misalnya, harus mendapat dukungan pemerintah. Sama dengan ide Doni tadi, muatan lokal bahasa dan tari sampai SMA bisa jadi upaya bersama,” ucap gadis yang hobi modelling dan sangat menggandrungi tari Dadas.
Mendukung UMKM, lanjut Cindy, bisa dengan promo dan membuat souvenir getah nyatu tentang ikon budaya Kalteng, mudah didapat dan ada di mana-mana.
Sementara itu, mendampingi Cindy dan Doni, Bawi Balinga Management Dessy menuturkan sejumlah persiapan bagi anak didiknya. Di antaranya public speaking hingga karantina sebelum ajang nasional November nanti.
“Harapannya tentu saja adik-adik kita ini khususnya dan semua pemuda pada umumnya, lebih semangat lagi menggelorakan budaya dan pariwisata. Karena saya rasa milenial banyak kurang peduli budaya. Semoga pemerintah mendukung setiap kegiatan seperti kami, tak hanya moril tetapi materil juga,” bebernya. (abe/ktv)