PALANGKA RAYA-Seiring perubahan skema keberangkatan jemaah haji asal Kalimantan Tengah (Kalteng) sejak 2019, keberadaan Asrama Haji Palangka Raya sempat menjadi tanda tanya.
Pasalnya, sejak tahun itu para jemaah haji asal Kalteng tidak lagi melalui proses embarkasi antara di Palangka Raya, melainkan langsung menuju embarkasi Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Padahal, Asrama Haji Palangka Raya berperan penting sebagai tempat transit, pemeriksaan kesehatan, dan pelepasan jemaah haji dari kabupaten/kota se-Kalteng.
Terakhir kali difungsikan sebagai embarkasi antara penuh adalah pada musim haji 2018. Tahun itu, seluruh proses keberangkatan dipusatkan di Palangka Raya, sebelum jemaah diberangkatkan ke Banjarmasin untuk naik pesawat menuju Tanah Suci.
Namun, sejak tahun 2019, sistem berubah. Proses keberangkatan dialihkan langsung ke Banjarmasin, dan Asrama Haji Palangka Raya hanya difungsikan sebagai tempat transit terbatas.
Pada musim haji tahun ini, hanya dua kabupaten yang transit di Palangka Raya, yakni Kabupaten Lamandau dan Gunung Mas. Jemaah dari daerah lain sudah menggunakan moda transportasi langsung dari daerah asal menuju Banjarmasin.
Disampaikan Plt Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kalteng H Hasan Basri, meski tidak lagi menjadi embarkasi antara, asrama haji ini tetap aktif dan tidak dibiarkan mangkrak. Sebaliknya, keberadaan asrama ini tetap dimaksimalkan untuk berbagai kegiatan masyarakat di luar musim haji.
“Asrama Haji Palangka Raya ini tetap hidup. Di luar musim haji, asrama ini bisa digunakan oleh masyarakat umum untuk berbagai keperluan. Bisa disewa sebagai penginapan, tempat pelatihan, hingga penyelenggaraan acara seperti pernikahan atau kegiatan instansi,” ungkapnya, Jumat (2/5/2025).
Salah satu kegiatan rutin yang cukup sering digelar di asrama ini adalah pelatihan satuan pengamanan (satpam) dan berbagai diklat dari instansi pemerintah maupun swasta. Asrama haji tetap memberikan kontribusi sebagai sumber pendapatan negara bukan pajak (PNBP).
Asrama Haji Palangka Raya telah direnovasi besar-besaran pada 2018 lalu untuk menunjang perannya sebagai embarkasi antara.
Fasilitasnya memadai. Mulai dari ruang inap representatif, aula, ruang makan, hingga ruang kesehatan. Meski saat ini peran tersebut sudah berubah, tetapi fasilitas tetap terjaga dan dimanfaatkan secara maksimal.
“Kalau dibilang rugi, tentu tidak. Kami justru membuka kesempatan lebih luas untuk masyarakat memanfaatkan fasilitas ini, karena tidak eksklusif hanya untuk musim haji saja,” tambahnya.
Kemungkinan pengaktifan kembali Asrama Haji Palangka Raya sebagai embarkasi antara tentu tetap terbuka.
Tergantung pada kebijakan pusat dan evaluasi teknis Kementerian Agama, dan tentunya dukungan dari Pemerintah Provinsi Kalteng. Namun, saat ini optimalisasi fungsi sosial dan ekonomi asrama tetap menjadi prioritas utama. (zia/ce/ala)