PALANGKA RAYA–Hujan lebat seolah ingin menyambut tahun ajaran baru 2025/2026 di Kota Palangka Raya, Senin pagi (7/7).
Gemuruh hujan tak menyurutkan langkah para calon tunas bangsa menuju sekolah. Ini membuktikan hujan tak mampu memadamkan bara semangat mereka untuk belajar.
Potret nyata kegigihan itu terlihat jelas di sekolah yang berada di pinggiran Kota Cantik, yakni di SDN 1 Petuk Katimpun.
Pantauan Kalteng Pos di lapangan menunjukkan, para murid datang dengan penuh semangat meskipun hujan terus membasahi bumi.
Di balik semangat membara para murid dan guru, potret fasilitas yang masih alakadarnya atau minim di SDN 1 Petuk Katimpun menjadi catatan tersendiri.
Beberapa sudut tampak kusam, cat sudah mengelupas di sana sini, atap dan plafon terlihat bocor dan perlu perbaikan secepatnya demi kenyamanan proses belajar.
Salah satu murid kelas satu, Putri Calista, mengaku sangat senang bisa memulai hari pertamanya di SDN 1 Petuk Katimpun.
Putri adalah anak ketiga dari empat bersaudara dan baru pertama kali merasakan duduk di bangku SD.
“Senang banget bisa masuk sekolah, bisa pakai baju sekolah baru, tas baru, dan buku-bukunya juga baru. Tadi aku ke sini jalan kaki sama kakak aku yang juga sekolah di sini. Tadi kita jalan bareng, hujannya rintik jadi nggak pakai payung. Pas sampai sekolah belum ada ibu gurunya, kata kakak sabar aja nanti gurunya datang,” tutur Putri polos, Senin (7/7).
Keceriaan hari pertama juga dirasakan murid kelas empat bernama Fajar. Ia mengatakan bahwa kondisi cuaca memang kerap menjadi kendala bagi para guru untuk datang tepat waktu, mengingat sebagian dari mereka tinggal cukup jauh dari lokasi sekolah.
“Kalau hujan, biasanya guru datangnya agak siang, bisa jam delapan atau jam sembilan baru sampai. Soalnya rumah guru-gurunya jauh. Kadang kalau banjir, kami libur dan belajar dari rumah. Biasanya dikasih PR sama guru buat dikerjakan di rumah. Jadi kami udah biasa nunggu di sekolah,” ungkap Fajar.
Kepala SDN 1 Petuk Katimpun, Lendang, menjelaskan bahwa pihak sekolah tetap membuka pendaftaran murid baru sesuai jumlah rombongan belajar (rombel), yaitu sebanyak 28 murid per kelas.
Namun, realitanya, jumlah murid yang mendaftar setiap tahun tidak pernah mencapai kapasitas penuh.
“Kita memang membuka penerimaan sesuai rombel, yaitu 28 murid. Tapi sejak saya menjabat, belum pernah penuh. Muridnya hanya dari kampung sekitar, tidak ada dari luar. Jadi ya hanya sekitar 4, 5 hingga 6 murid saja,” jelas Lendang.
Untuk tahun ajaran ini, hanya lima murid yang mendaftar di kelas satu. Namun, menurut informasi terakhir, ada satu tambahan murid pindahan dari daerah lain.
Namun hal ini belum dapat dipastikan karena belum mendaftar secara resmi, hanya mengabari saja melalui WhatsApp.
Total jumlah murid yang aktif di SDN 1 Petuk Katimpun saat ini sekitar 47 orang, dengan kelas empat menjadi kelas dengan jumlah murid terbanyak, sekitar 18 murid.
Sementara kelas lainnya hanya berisi 4 hingga 6 murid saja.
Terkait pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Lendang mengatakan bahwa rencananya pihak sekolah akan mengadakan kegiatan simbolis penyematan atribut sekolah pada hari pertama. Namun karena cuaca hujan, kegiatan tersebut ditunda.
“Hari ini niatnya kami mau menyematkan atribut sekolah sebagai simbol penerimaan murid baru, tapi karena cuaca tidak bersahabat, kemungkinan baru bisa dilakukan besok. Hari ini sementara fokus bersih-bersih kelas dan penataan meja-kursi saja dulu,” ujarnya.
Lendang juga mengungkapkan bahwa beberapa ruang kelas mengalami kerusakan, seperti plafon bocor dan dinding yang berlubang.
Ia menyatakan bahwa pihak sekolah telah mengajukan permohonan perbaikan ke Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya dan kini tengah menunggu tindak lanjut.
“Kondisi bangunan ada yang rusak, plafon bolong, dinding juga ada yang bolong. Itu sudah kami laporkan dan ajukan perbaikannya ke dinas. Mudah-mudahan segera ditindaklanjuti karena sangat penting untuk kenyamanan belajar murid-murid,” tambahnya.
Meskipun berhadapan dengan cuaca kurang bersahabat dan sarana prasarana yang terbatas, semangat para murid di SDN 1 Petuk Katimpun tetap menjadi cerminan bahwa pendidikan tetap menjadi hal yang dinanti dan dijalani dengan antusias, bahkan sejak hari pertama.
Sementara suasana hari pertama sekolah di dalam Kota Palangka Raya juga sangat antusias, hujan deras tidak menyurutkan semangat anak-anak untuk menjalani hari pertama masuk sekolah.
Itu terlihat di SDN 4 Menteng yang berlokasi di Jalan MH Thamrin, antusiasme murid kelas 1 dan orang tua terlihat tinggi, meski cuaca kurang bersahabat.
Mereka tetap hadir ke sekolah dengan mengenakan pakaian TK dan topi hias unik buatan sendiri dari bahan bekas, menciptakan suasana ceria di tengah gerimis.
Suasana semarak tentu langsung terasa pagi itu. Anak-anak kelas 1 yang baru memulai jenjang pendidikan dasar tampak antusias, sebagian besar diantar orang tua mereka.
Banyak di antaranya yang masih mengenakan seragam TK, lengkap dengan topi-topi hias buatan rumah, menambah warna pada momen penting ini.
Kepala Sekolah SDN 4 Menteng, Norliana, menjelaskan bahwa hari pertama sekolah diisi dengan kegiatan MPLS khusus untuk kelas 1.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu anak-anak beradaptasi dengan suasana dan aturan baru di sekolah dasar.
“Untuk kelas 1, kami tidak langsung mewajibkan mereka memakai seragam SD. Mereka boleh menggunakan seragam TK atau pakaian yang nyaman dari rumah. Kami ingin suasana hari pertama ini terasa menyenangkan, karena mereka sedang dalam masa transisi dari dunia TK ke SD,” ujarnya, Senin (7/7).
Salah satu bentuk kreativitas yang diterapkan adalah penggunaan topi hias dari bahan bekas.
Topi-topi ini dibuat oleh orang tua di rumah bersama anak-anak mereka, sebagai bagian dari proses pembelajaran yang menyenangkan dan membangun kebersamaan keluarga.
“Kami minta topi hias dibuat dari barang bekas yang ada di rumah. Ini mengasah kreativitas, membuat anak senang, dan juga menjadi media hiburan di hari pertama sekolah. Meski belum belajar maksimal, anak-anak bisa bahagia dulu di hari pertamanya,” jelasnya.
Meskipun sempat direncanakan adanya upacara dan penyerahan simbolis siswa dari orang tua kepada pihak sekolah, kegiatan tersebut akhirnya ditunda karena hujan deras.
“Kami masih akan koordinasi dengan guru-guru apakah nanti akan dilaksanakan di dalam ruangan atau diundur ke hari berikutnya,” tambah Nurliana.
Untuk tahun ajaran ini, SDN 4 Menteng membuka tiga rombongan belajar kelas 1 dengan total 90 siswa. Setiap kelas diisi sekitar 30 anak.
Di antara para orang tua yang hadir, Devira, salah satu orang tua murid yang baru pindah dari Bogor, mengaku antusias mengantarkan anaknya, Aviani, meskipun hujan turun sejak dini hari.
“Kami baru pindah dari Bogor. Anak saya semangat sekali, sudah bangun sejak setengah lima pagi. Hari ini saya temani dulu karena ini pengalaman pertamanya masuk SD. Setelah itu, dia sudah bisa mandiri,” ujar Devira.
Senada dengan itu, Ferdinan, salah satu wali murid lainnya, turut membagikan suka duka membangunkan anak di hari pertama setelah libur panjang.
“Namanya juga habis liburan panjang, tadi pagi agak susah bangun. Tapi setelah diingatkan kalau sudah mau sekolah dan ketemu teman baru, dia langsung semangat. Kita juga ikut senang melihat anak-anak semangat meski cuaca hujan. Ini masih ditemani dulu, setidaknya tiga hari ke depan,” ungkapnya.
Meski di tengah cuaca yang kurang mendukung, hari pertama masuk sekolah di SDN 4 Menteng menunjukkan bahwa suasana ceria dan penuh semangat masih bisa tercipta.
Dukungan orang tua, kreativitas sekolah, dan semangat anak-anak menjadi kunci suksesnya transisi dari TK ke SD.
MPLS akan berlangsung selama tiga hari ke depan, dan anak-anak akan terus dibimbing secara bertahap hingga siap mengikuti kegiatan belajar mengajar sepenuhnya. (mut/ovi/ala)