Minggu, Maret 9, 2025
30.1 C
Palangkaraya

MBG Tetap Berjalan selama Ramadan, Murid Bawa Pulang Burjo, dan Telur Puyuh

PALANGKA RAYA–Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Palangka Raya dipastikan tetap berjalan selama Ramadan. Meski ada penyesuaian pada jenis makanan yang diberikan, program ini terus hadir untuk memenuhi kebutuhan gizi siswa.

Menu yang disajikan berupa makanan kering, tanpa nasi, demi menjaga kebersihan dan ketahanan hingga waktu berbuka puasa. Anak-anak yang berpuasa bisa membawa pulang makanan itu untuk dinikmati saat berbuka puasa.

Seperti yang terlihat di SDN 11 Palangka Raya, Jalan Bukit Raya XV, Kamis (6/3/2025), program MBG kembali berjalan setelah libur awal puasa, meski sempat terjadi keterlambatan distribusi. Hari itu, menu yang disiapkan terdiri dari bubur kacang hijau, biskuit, telur puyuh, dan buah kurma.

Salah satu murid kelas 3, Queen, mengungkapkan kegembiraannya karena tetap mendapatkan makanan gratis meski sedang berpuasa penuh.

“Aku puasanya penuh. Menu hari ini aku suka semua. Biskuitnya nanti mau dibagi ke adik di rumah. Senang sih karena masih dapat makan bergizi gratis selama Ramadan,” ucapnya.

Queen juga tidak merasa terganggu jika ada teman yang tidak berpuasa langsung menyantap makanan di sekolah.

Dengan polosnya, ia berharap ada tambahan menu seperti es buah dan biskuit keju dalam program MBG selama Ramadan.

Sementara itu, Grace, murid lain yang tidak berpuasa, memilih membawa pulang makanannya, karena it tidak ingin menyantapnya di hadapan teman-teman yang sedang menjalankan ibadah puasa.

“Aku kurang suka bubur kacang hijau karena jarang makan, tetapi tetap senang, yang penting ada makanan. Aku bawa pulang, biar enggak makan di depan teman-teman yang puasa,” tuturnya.

Baca Juga :  Kemenkumham Kalteng Ikuti Apel dan Pelepasan Mudik Bareng Kemenkumham

Di sisi lain, Kepala SDN 11 Palangka Raya Rahmawati, menilai program MBG sangat membantu para siswa, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Namun, ia mengakui adanya kendala pada hari pertama, seperti keterlambatan distribusi dan ketidakseimbangan dalam pembagian menu.

“Bersyukur sekali dengan adanya program ini, apalagi bagi anak-anak yang kurang mampu. Dengan makanan ini, mereka tidak akan kelaparan di sekolah dan uang jajan mereka bisa dialihkan untuk kebutuhan lain. Kami maklum kalau hari pertama ada keterlambatan, mungkin masih penyesuaian,” katanya.

Meski demikian, ia menyoroti bahwa beberapa siswa belum mendapatkan menu secara lengkap.

“Ada yang tidak kebagian biskuit dan telur puyuh tadi. Kami memahami itu, karena banyak sekolah yang harus dilayani. Namun tetap kami laporkan sebagai bahan evaluasi. Saran kami, menunya lebih bervariasi, misalnya selang-seling dengan puding atau salad buah,” tuturnya.

Terpisah, Koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kalimantan Tengah Elisa Agustino menjelaskan, program MBG tetap berjalan selama Ramadan, dengan beberapa penyesuaian teknis.

Biasanya makanan disajikan dalam wadah ompreng yang bisa langsung disantap. Namun, khusus selama Ramadan, makanan dikemas dalam tote bag atau tas jinjing agar bisa dibawa pulang.

“Selama bulan puasa, tidak ada nasi dalam menu. Makanan yang disalurkan berupa makanan kering seperti kurma, biskuit, roti, susu, dan lainnya. Kami juga akan menyelingi dengan kolak atau bubur kacang hijau. Ada juga telur rebus dan makanan lainnya. Menu selalu bervariasi,” jelasnya, Kamis (6/3/2025).

Baca Juga :  SMAN 1 Palangka Raya Buka Puasa Bersama dan Berbagi Bekah Ramadan

Untuk memastikan makanan tetap aman hingga waktu berbuka, pengantaran dilakukan dua jam atau selambatnya satu jam sebelum para siswa pulang sekolah. Selain itu, tote bag yang digunakan harus dibawa kembali ke sekolah keesokan harinya, sebagai latihan tanggung jawab bagi para siswa serta untuk pemakaian ulang.

Saat ini, SPPG telah aktif di Jalan Kenanga dan Garuda, dengan total 24 sekolah yang dilayani. Meski belum merinci lebih lanjut, Elisa mengungkapkan beberapa calon SPPG lainnya masih dalam tahap persiapan dan menunggu informasi lebih lanjut.

Elisa menegaskan, walaupun makanan yang diberikan berupa makanan kering, kandungan gizinya tetap diperhatikan dan disesuaikan dengan rekomendasi Badan Gizi Nasional (BGN).

“Kami terus memastikan kecukupan gizi anak-anak. Tantangan utama kami adalah ketersediaan bahan makanan dalam jumlah besar, terutama yang memenuhi standar gizi. Namun, sejauh ini masih bisa diatasi, sambil terus mencari alternatif makanan agar stok tetap terjaga,” pungkasnya.

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos di lapangan, meskipun ada sedikit kendala pada hari pertama, program MBG tetap disambut dengan antusias oleh para siswa. Mereka senang karena tetap mendapatkan asupan bergizi selama bulan puasa, baik untuk berbuka maupun bagi mereka yang tidak berpuasa.

Wadah makanan yang diberikan berupa tote bag berwarna biru. Pihak sekolah meminta anak-anak untuk segera memindahkan makanan ke wadah bekal masing-masing, agar tote bag bisa langsung dikumpulkan kembali. (ovi/ce/uni)

PALANGKA RAYA–Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Palangka Raya dipastikan tetap berjalan selama Ramadan. Meski ada penyesuaian pada jenis makanan yang diberikan, program ini terus hadir untuk memenuhi kebutuhan gizi siswa.

Menu yang disajikan berupa makanan kering, tanpa nasi, demi menjaga kebersihan dan ketahanan hingga waktu berbuka puasa. Anak-anak yang berpuasa bisa membawa pulang makanan itu untuk dinikmati saat berbuka puasa.

Seperti yang terlihat di SDN 11 Palangka Raya, Jalan Bukit Raya XV, Kamis (6/3/2025), program MBG kembali berjalan setelah libur awal puasa, meski sempat terjadi keterlambatan distribusi. Hari itu, menu yang disiapkan terdiri dari bubur kacang hijau, biskuit, telur puyuh, dan buah kurma.

Salah satu murid kelas 3, Queen, mengungkapkan kegembiraannya karena tetap mendapatkan makanan gratis meski sedang berpuasa penuh.

“Aku puasanya penuh. Menu hari ini aku suka semua. Biskuitnya nanti mau dibagi ke adik di rumah. Senang sih karena masih dapat makan bergizi gratis selama Ramadan,” ucapnya.

Queen juga tidak merasa terganggu jika ada teman yang tidak berpuasa langsung menyantap makanan di sekolah.

Dengan polosnya, ia berharap ada tambahan menu seperti es buah dan biskuit keju dalam program MBG selama Ramadan.

Sementara itu, Grace, murid lain yang tidak berpuasa, memilih membawa pulang makanannya, karena it tidak ingin menyantapnya di hadapan teman-teman yang sedang menjalankan ibadah puasa.

“Aku kurang suka bubur kacang hijau karena jarang makan, tetapi tetap senang, yang penting ada makanan. Aku bawa pulang, biar enggak makan di depan teman-teman yang puasa,” tuturnya.

Baca Juga :  Kemenkumham Kalteng Ikuti Apel dan Pelepasan Mudik Bareng Kemenkumham

Di sisi lain, Kepala SDN 11 Palangka Raya Rahmawati, menilai program MBG sangat membantu para siswa, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Namun, ia mengakui adanya kendala pada hari pertama, seperti keterlambatan distribusi dan ketidakseimbangan dalam pembagian menu.

“Bersyukur sekali dengan adanya program ini, apalagi bagi anak-anak yang kurang mampu. Dengan makanan ini, mereka tidak akan kelaparan di sekolah dan uang jajan mereka bisa dialihkan untuk kebutuhan lain. Kami maklum kalau hari pertama ada keterlambatan, mungkin masih penyesuaian,” katanya.

Meski demikian, ia menyoroti bahwa beberapa siswa belum mendapatkan menu secara lengkap.

“Ada yang tidak kebagian biskuit dan telur puyuh tadi. Kami memahami itu, karena banyak sekolah yang harus dilayani. Namun tetap kami laporkan sebagai bahan evaluasi. Saran kami, menunya lebih bervariasi, misalnya selang-seling dengan puding atau salad buah,” tuturnya.

Terpisah, Koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kalimantan Tengah Elisa Agustino menjelaskan, program MBG tetap berjalan selama Ramadan, dengan beberapa penyesuaian teknis.

Biasanya makanan disajikan dalam wadah ompreng yang bisa langsung disantap. Namun, khusus selama Ramadan, makanan dikemas dalam tote bag atau tas jinjing agar bisa dibawa pulang.

“Selama bulan puasa, tidak ada nasi dalam menu. Makanan yang disalurkan berupa makanan kering seperti kurma, biskuit, roti, susu, dan lainnya. Kami juga akan menyelingi dengan kolak atau bubur kacang hijau. Ada juga telur rebus dan makanan lainnya. Menu selalu bervariasi,” jelasnya, Kamis (6/3/2025).

Baca Juga :  SMAN 1 Palangka Raya Buka Puasa Bersama dan Berbagi Bekah Ramadan

Untuk memastikan makanan tetap aman hingga waktu berbuka, pengantaran dilakukan dua jam atau selambatnya satu jam sebelum para siswa pulang sekolah. Selain itu, tote bag yang digunakan harus dibawa kembali ke sekolah keesokan harinya, sebagai latihan tanggung jawab bagi para siswa serta untuk pemakaian ulang.

Saat ini, SPPG telah aktif di Jalan Kenanga dan Garuda, dengan total 24 sekolah yang dilayani. Meski belum merinci lebih lanjut, Elisa mengungkapkan beberapa calon SPPG lainnya masih dalam tahap persiapan dan menunggu informasi lebih lanjut.

Elisa menegaskan, walaupun makanan yang diberikan berupa makanan kering, kandungan gizinya tetap diperhatikan dan disesuaikan dengan rekomendasi Badan Gizi Nasional (BGN).

“Kami terus memastikan kecukupan gizi anak-anak. Tantangan utama kami adalah ketersediaan bahan makanan dalam jumlah besar, terutama yang memenuhi standar gizi. Namun, sejauh ini masih bisa diatasi, sambil terus mencari alternatif makanan agar stok tetap terjaga,” pungkasnya.

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos di lapangan, meskipun ada sedikit kendala pada hari pertama, program MBG tetap disambut dengan antusias oleh para siswa. Mereka senang karena tetap mendapatkan asupan bergizi selama bulan puasa, baik untuk berbuka maupun bagi mereka yang tidak berpuasa.

Wadah makanan yang diberikan berupa tote bag berwarna biru. Pihak sekolah meminta anak-anak untuk segera memindahkan makanan ke wadah bekal masing-masing, agar tote bag bisa langsung dikumpulkan kembali. (ovi/ce/uni)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/