Sabtu, April 19, 2025
33.7 C
Palangkaraya

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni Kunjungi TN Sebangau, Ini yang Disorot

PALANGKA RAYA-Menteri Kehutanan Republik Indonesia (RI) Raja Juli Antoni melakukan kunjungan lapangan ke Taman Nasional Sebangau (TNS).

Dalam kunjungan itu, Raja Juli didampingi Kepala Balai TNS Ruswanto, Inspektur Jenderal Kementerian Kehutanan RI Joko Poerwanto, staf ahli menteri, serta pihak terkait.

Menteri Kehutanan mengaku bangga atas perkembangan positif yang terjadi di kawasan TNS. Ia menilai ekosistem hutan gambut di kawasan tersebut telah mengalami pemulihan signifikan berkat kerja keras berbagai pihak.

Perjalanan menuju lokasi Taman Nasional Sebangau melalui Pelabuhan Kereng Bangkirai menggunakan 3 unit speedboat.

“Saya bangga dan gembira melihat hasil kerja teman-teman kehutanan, didukung mitra seperti WWF, BOSF, BNF, dan tentunya masyarakat. Dari yang dahulunya rusak parah, sekarang ekosistemnya mulai terjaga dengan baik,” ucap Raja Juli Antoni.

Raja Juli menekankan pentingnya keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga kelestarian Sebangau. Ia menyoroti penurunan jumlah kanal dari 2.000 menjadi sekitar 500 yang berfungsi, serta masih memerlukan perbaikan dan revitalisasi.

Baca Juga :  Hilang saat Memancing, Nenek Maranie Ditemukan Tak Bernyawa

“Taman Nasional Sebangau ini penting, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga secara global, karena berkaitan langsung dengan perubahan iklim. Maka dari itu, semua pihak harus bergotong-royong menjaga bahkan meningkatkan kualitas ekosistem wilayah ini,” tuturnya.

Menteri juga mendorong peningkatan pemberdayaan masyarakat sekitar. Dari 40 desa yang berada di kawasan penyangga, baru setengahnya yang mendapatkan intervensi program.

“Kita harus pastikan masyarakat mendapat akses maksimal dan berperan dalam menjaga hutan. Ini menyangkut masa depan bersama,” tegasnya.

Terkait pendanaan, Raja Juli menegaskan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) bukan satu-satunya sumber. Ia membuka peluang untuk memanfaatkan dana corporate social responsibility (CSR), kerja sama internasional, serta kolaborasi dengan pihak swasta.

Revitalisasi kanal menjadi prioritas utama, termasuk pembersihan rasau (tumbuhan kerap hidup di rawa gambut) yang sering mengganggu akses masyarakat. Menteri juga meminta agar koordinasi lintas sektor diperkuat untuk menentukan siapa mengerjakan apa dan di lokasi mana.

Baca Juga :  Dukung Pengalihan Subsidi agar Lebih Tepat Sasaran

Menutup kunjungannya, Menteri Kehutanan menyatakan optimismenya terhadap penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Ia menyebut tren penurunan signifikan kasus karhutla, bahkan saat El Nino melanda tahun 2023 lalu.

Apel persiapan penanganan karhutla akan dilaksanakan pada 29 April di Riau dan menyusul di wilayah rawan lainnya, termasuk Kalimantan Tengah.

“Saya percaya, kerja sama semua pihak akan mampu mencegah tragedi kebakaran besar seperti 2015 lalu,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Kepala Balai Taman Nasional Sebangau Ruswanto, memastikan pengelolaan gambut dan habitat orang utan akan terus diperkuat.

“Gambut Sebangau ini sangat strategis, jadi tandon air untuk Palangka Raya, Katingan, dan Pulang Pisau. Kami akan koordinasi lebih intensif dengan dinas terkait di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota,” ungkap Ruswanto. (ce/ram)

PALANGKA RAYA-Menteri Kehutanan Republik Indonesia (RI) Raja Juli Antoni melakukan kunjungan lapangan ke Taman Nasional Sebangau (TNS).

Dalam kunjungan itu, Raja Juli didampingi Kepala Balai TNS Ruswanto, Inspektur Jenderal Kementerian Kehutanan RI Joko Poerwanto, staf ahli menteri, serta pihak terkait.

Menteri Kehutanan mengaku bangga atas perkembangan positif yang terjadi di kawasan TNS. Ia menilai ekosistem hutan gambut di kawasan tersebut telah mengalami pemulihan signifikan berkat kerja keras berbagai pihak.

Perjalanan menuju lokasi Taman Nasional Sebangau melalui Pelabuhan Kereng Bangkirai menggunakan 3 unit speedboat.

“Saya bangga dan gembira melihat hasil kerja teman-teman kehutanan, didukung mitra seperti WWF, BOSF, BNF, dan tentunya masyarakat. Dari yang dahulunya rusak parah, sekarang ekosistemnya mulai terjaga dengan baik,” ucap Raja Juli Antoni.

Raja Juli menekankan pentingnya keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga kelestarian Sebangau. Ia menyoroti penurunan jumlah kanal dari 2.000 menjadi sekitar 500 yang berfungsi, serta masih memerlukan perbaikan dan revitalisasi.

Baca Juga :  Hilang saat Memancing, Nenek Maranie Ditemukan Tak Bernyawa

“Taman Nasional Sebangau ini penting, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga secara global, karena berkaitan langsung dengan perubahan iklim. Maka dari itu, semua pihak harus bergotong-royong menjaga bahkan meningkatkan kualitas ekosistem wilayah ini,” tuturnya.

Menteri juga mendorong peningkatan pemberdayaan masyarakat sekitar. Dari 40 desa yang berada di kawasan penyangga, baru setengahnya yang mendapatkan intervensi program.

“Kita harus pastikan masyarakat mendapat akses maksimal dan berperan dalam menjaga hutan. Ini menyangkut masa depan bersama,” tegasnya.

Terkait pendanaan, Raja Juli menegaskan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) bukan satu-satunya sumber. Ia membuka peluang untuk memanfaatkan dana corporate social responsibility (CSR), kerja sama internasional, serta kolaborasi dengan pihak swasta.

Revitalisasi kanal menjadi prioritas utama, termasuk pembersihan rasau (tumbuhan kerap hidup di rawa gambut) yang sering mengganggu akses masyarakat. Menteri juga meminta agar koordinasi lintas sektor diperkuat untuk menentukan siapa mengerjakan apa dan di lokasi mana.

Baca Juga :  Dukung Pengalihan Subsidi agar Lebih Tepat Sasaran

Menutup kunjungannya, Menteri Kehutanan menyatakan optimismenya terhadap penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Ia menyebut tren penurunan signifikan kasus karhutla, bahkan saat El Nino melanda tahun 2023 lalu.

Apel persiapan penanganan karhutla akan dilaksanakan pada 29 April di Riau dan menyusul di wilayah rawan lainnya, termasuk Kalimantan Tengah.

“Saya percaya, kerja sama semua pihak akan mampu mencegah tragedi kebakaran besar seperti 2015 lalu,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Kepala Balai Taman Nasional Sebangau Ruswanto, memastikan pengelolaan gambut dan habitat orang utan akan terus diperkuat.

“Gambut Sebangau ini sangat strategis, jadi tandon air untuk Palangka Raya, Katingan, dan Pulang Pisau. Kami akan koordinasi lebih intensif dengan dinas terkait di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota,” ungkap Ruswanto. (ce/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/