Senin, Mei 19, 2025
24.7 C
Palangkaraya

Logo Kalteng Expo 2025 dan Simbol Sakral Dayak Iban, Ini Makna Bunga Terong

 

PENGGUNAAN Bunga Terong yang dimuat dalam logo Kalteng Expo 2025 menjadi perbincangan warganet.

Salah satu warganet mengatakan, Bunga Terong itu disebut-sebut adalah ciri khas Suku Dayak Iban.

Berikut komentarnya, @irwantorico.d.santing; Bayangkan, dinas provinsi terkait selevel ini tidak bisa menyeleksi dan mengerti dengan akurat sejarah Tato/Tutang pada Suku Dayak Ngaju-Ot Danum-Siang (Bijaju/Biaju). Mereka yg mendesain dan dinas terkait hanya tahu BUNGA TERONG! Mereka tidak mengerti apa saja arti dan makna tato dari Linsat, Kalung Bawui, Bunter, Ikuh Bajan, Bararek, Dandu Cacah, Sarapang Matan Andau, Suru. Padahal sejak abad 17, orang eropa mulai berdatangan menceritakan itu, meskipun tidak secara utuh. Ada
Kapten Beeckman, Dr. Nieuwenhuis, Charles Hose and R. Shelford, C. Schwaner dan mereka sudah pernah ke daerah Kalimantan Tengah sejak abad ke-17. Inilah perlunya pemahaman sejarah secara utuh, supaya tidak asal comot dan ambil “bunga terong” tanpa tahu asal usul rumpun kita.

@rory_demam_sweep; SELEVEL DISBUPAR AJA NGAWUR, SEGALA TATO BUNGA TERONG, !!!!!!

@rezkyadan; Kelass 🔥

Makna Bunga Terong

Dikutip dati suara.kalbar.com, Bunga terong, atau terung dalam bahasa lokal, memang merupakan simbol budaya yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat Dayak, khususnya sub suku Dayak Iban dan Dayak Kayan yang mendiami wilayah pedalaman Kalimantan, khususnya di Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara.

Lebih dari sekadar representasi flora, bunga terong melambangkan perjalanan hidup, kedewasaan, dan hubungan spiritual dengan alam serta leluhur.

Bunga tanaman terong (Solanum melongena), yang kemudian diolah menjadi simbol dengan makna yang lebih dalam.

Baca Juga :  Timotheus Tenggel Suan Sosok Teladan di Dunia Jurnalistik & Kebudayaan Kalteng

Dalam budaya Dayak, motif ini biasanya berbentuk simetris dengan kelopak berjumlah enam atau delapan, dan sering kali digambarkan dengan garis-garis tegas. Motif ini melambangkan keberanian, kekuatan, dan perlindungan spiritual.

Bagi masyarakat Dayak, bunga terong bukan sekadar motif estetika. Ia merupakan bentuk proteksi spiritual. Dalam kepercayaan animisme Dayak, simbol ini berfungsi sebagai tameng terhadap roh-roh jahat dan energi negatif. Bunga terong, sebagai simbol pusat kekuatan tubuh, dianggap penting untuk menjaga keseimbangan energi dan hubungan antara tubuh, roh, dan alam.

Bunga terong memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Dayak Iban. Simbol ini sering digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti inisiasi kedewasaan, pernikahan, dan ritual keagamaan.

Dalam konteks ini, bunga terong melambangkan kesiapan seseorang untuk menjalani kehidupan yang penuh tantangan dan tanggung jawab.

Simbol ini tidak berasal sembarangan, melainkan tumbuh dan berkembang secara khusus dalam tradisi suku Dayak Iban.

Motif bunga terong disebut bungai terung dalam bahasa Iban merupakan representasi dari perjalanan hidup, perlindungan spiritual, dan simbol kedewasaan.

Bentuknya menyerupai bunga dengan kelopak simetris dan bulatan pusat yang disebut sebagai tali nyawa melambangkan pusat energi kehidupan manusia.

“Motif bunga terong merupakan bagian penting dari simbolik budaya Dayak Iban, yang biasanya diberikan kepada laki-laki muda sebagai tanda kesiapan menjalani kehidupan dan perlindungan dari pengaruh jahat,” tulis Mindset Institute dalam artikelnya mengenai budaya tato Dayak Iban dalam web mindsetinstitute.or.id

Baca Juga :  Terbukti Korupsi Kades Kahuripan Permai Dihukum 4,6 Tahun

Meskipun populer dikenal melalui seni tato, bunga terong bukan sekadar hiasan tubuh. Ia juga ditemukan dalam ukiran, lukisan, tenunan, hingga ornamen rumah panjang suku Iban. Simbol ini menjadi pengingat akan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan roh leluhur.

Bagi masyarakat Dayak Iban, bunga terong adalah awal dari sebuah perjalanan spiritual. Tidak semua orang bisa begitu saja menggunakannya. Dalam praktik tradisional, pemberian motif ini dilakukan dengan ritual dan pertimbangan adat yang kuat.

Dalam struktur sosial dan kepercayaan Iban yang berbasis animisme, bunga terong juga dianggap sebagai simbol perlindungan spiritual yang menjaga seseorang dari gangguan roh-roh jahat. Karena itu, penggunaannya sering dikaitkan dengan upacara adat, inisiasi dewasa, atau perjalanan penting dalam hidup.

Hari ini, meski dunia modern terus berkembang, simbol bunga terong tetap dipertahankan oleh komunitas Dayak Iban. Upaya pelestarian terus dilakukan lewat pendidikan budaya, kegiatan komunitas, dan dokumentasi sejarah.

Simbol sederhana ini, yang lahir dari alam dan dimaknai dalam-dalam oleh leluhur, mengajarkan bahwa identitas budaya tidak hanya diwariskan lewat cerita, tapi juga lewat bentuk-bentuk visual yang kaya makna.

Selain itu, bunga terong juga digunakan sebagai motif dalam seni ukir, anyaman, dan kain tradisional Dayak. Penggunaan motif ini mencerminkan penghormatan terhadap alam dan leluhur, serta sebagai pengingat akan nilai-nilai kehidupan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Dayak.(mif)

 

 

 

 

PENGGUNAAN Bunga Terong yang dimuat dalam logo Kalteng Expo 2025 menjadi perbincangan warganet.

Salah satu warganet mengatakan, Bunga Terong itu disebut-sebut adalah ciri khas Suku Dayak Iban.

Berikut komentarnya, @irwantorico.d.santing; Bayangkan, dinas provinsi terkait selevel ini tidak bisa menyeleksi dan mengerti dengan akurat sejarah Tato/Tutang pada Suku Dayak Ngaju-Ot Danum-Siang (Bijaju/Biaju). Mereka yg mendesain dan dinas terkait hanya tahu BUNGA TERONG! Mereka tidak mengerti apa saja arti dan makna tato dari Linsat, Kalung Bawui, Bunter, Ikuh Bajan, Bararek, Dandu Cacah, Sarapang Matan Andau, Suru. Padahal sejak abad 17, orang eropa mulai berdatangan menceritakan itu, meskipun tidak secara utuh. Ada
Kapten Beeckman, Dr. Nieuwenhuis, Charles Hose and R. Shelford, C. Schwaner dan mereka sudah pernah ke daerah Kalimantan Tengah sejak abad ke-17. Inilah perlunya pemahaman sejarah secara utuh, supaya tidak asal comot dan ambil “bunga terong” tanpa tahu asal usul rumpun kita.

@rory_demam_sweep; SELEVEL DISBUPAR AJA NGAWUR, SEGALA TATO BUNGA TERONG, !!!!!!

@rezkyadan; Kelass 🔥

Makna Bunga Terong

Dikutip dati suara.kalbar.com, Bunga terong, atau terung dalam bahasa lokal, memang merupakan simbol budaya yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat Dayak, khususnya sub suku Dayak Iban dan Dayak Kayan yang mendiami wilayah pedalaman Kalimantan, khususnya di Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara.

Lebih dari sekadar representasi flora, bunga terong melambangkan perjalanan hidup, kedewasaan, dan hubungan spiritual dengan alam serta leluhur.

Bunga tanaman terong (Solanum melongena), yang kemudian diolah menjadi simbol dengan makna yang lebih dalam.

Baca Juga :  Timotheus Tenggel Suan Sosok Teladan di Dunia Jurnalistik & Kebudayaan Kalteng

Dalam budaya Dayak, motif ini biasanya berbentuk simetris dengan kelopak berjumlah enam atau delapan, dan sering kali digambarkan dengan garis-garis tegas. Motif ini melambangkan keberanian, kekuatan, dan perlindungan spiritual.

Bagi masyarakat Dayak, bunga terong bukan sekadar motif estetika. Ia merupakan bentuk proteksi spiritual. Dalam kepercayaan animisme Dayak, simbol ini berfungsi sebagai tameng terhadap roh-roh jahat dan energi negatif. Bunga terong, sebagai simbol pusat kekuatan tubuh, dianggap penting untuk menjaga keseimbangan energi dan hubungan antara tubuh, roh, dan alam.

Bunga terong memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Dayak Iban. Simbol ini sering digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti inisiasi kedewasaan, pernikahan, dan ritual keagamaan.

Dalam konteks ini, bunga terong melambangkan kesiapan seseorang untuk menjalani kehidupan yang penuh tantangan dan tanggung jawab.

Simbol ini tidak berasal sembarangan, melainkan tumbuh dan berkembang secara khusus dalam tradisi suku Dayak Iban.

Motif bunga terong disebut bungai terung dalam bahasa Iban merupakan representasi dari perjalanan hidup, perlindungan spiritual, dan simbol kedewasaan.

Bentuknya menyerupai bunga dengan kelopak simetris dan bulatan pusat yang disebut sebagai tali nyawa melambangkan pusat energi kehidupan manusia.

“Motif bunga terong merupakan bagian penting dari simbolik budaya Dayak Iban, yang biasanya diberikan kepada laki-laki muda sebagai tanda kesiapan menjalani kehidupan dan perlindungan dari pengaruh jahat,” tulis Mindset Institute dalam artikelnya mengenai budaya tato Dayak Iban dalam web mindsetinstitute.or.id

Baca Juga :  Terbukti Korupsi Kades Kahuripan Permai Dihukum 4,6 Tahun

Meskipun populer dikenal melalui seni tato, bunga terong bukan sekadar hiasan tubuh. Ia juga ditemukan dalam ukiran, lukisan, tenunan, hingga ornamen rumah panjang suku Iban. Simbol ini menjadi pengingat akan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan roh leluhur.

Bagi masyarakat Dayak Iban, bunga terong adalah awal dari sebuah perjalanan spiritual. Tidak semua orang bisa begitu saja menggunakannya. Dalam praktik tradisional, pemberian motif ini dilakukan dengan ritual dan pertimbangan adat yang kuat.

Dalam struktur sosial dan kepercayaan Iban yang berbasis animisme, bunga terong juga dianggap sebagai simbol perlindungan spiritual yang menjaga seseorang dari gangguan roh-roh jahat. Karena itu, penggunaannya sering dikaitkan dengan upacara adat, inisiasi dewasa, atau perjalanan penting dalam hidup.

Hari ini, meski dunia modern terus berkembang, simbol bunga terong tetap dipertahankan oleh komunitas Dayak Iban. Upaya pelestarian terus dilakukan lewat pendidikan budaya, kegiatan komunitas, dan dokumentasi sejarah.

Simbol sederhana ini, yang lahir dari alam dan dimaknai dalam-dalam oleh leluhur, mengajarkan bahwa identitas budaya tidak hanya diwariskan lewat cerita, tapi juga lewat bentuk-bentuk visual yang kaya makna.

Selain itu, bunga terong juga digunakan sebagai motif dalam seni ukir, anyaman, dan kain tradisional Dayak. Penggunaan motif ini mencerminkan penghormatan terhadap alam dan leluhur, serta sebagai pengingat akan nilai-nilai kehidupan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Dayak.(mif)

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/