PALANGKA RAYA– Susie Andrianie, SE MAP, resmi dikukuhkan sebagai Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Kalimantan Tengah periode 2025-2030 pada Musyawarah Daerah I PHRI BPD Provinsi Kalteng di Jalan Adonis Samad, Rabu (22/1/2025).
Susie menyatakan bahwa visi utama PHRI selama lima tahun ke depan adalah mewujudkan Kalimantan Tengah sebagai salah satu destinasi wisata terkemuka di Indonesia. Dengan potensi pariwisata yang melimpah, ia optimistis tujuan ini dapat tercapai melalui langkah-langkah kolaboratif dan program kerja yang terencana.
Ada dua misi utama yang akan menjadi pijakan organisasi dalam mendukung visi tersebut. Pertama, memajukan pengelolaan sumber daya alam pariwisata yang berwawasan pada pengembangan pariwisata nasional.
Kalteng memiliki berbagai kekayaan alam, seperti hutan tropis, sungai, dan keberagaman budaya masyarakat lokal. Semua potensi ini harus dikelola dengan baik untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap sektor pariwisata nasional.
“Kami ingin memastikan bahwa potensi wisata Kalimantan Tengah tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga menjadi bagian integral dari pariwisata nasional,” ujar Susie.
Misi kedua adalah menciptakan kerja sama yang erat antara seluruh anggota PHRI di Kalimantan Tengah dengan berbagai pihak dalam ekosistem pariwisata nasional. Susie menjelaskan bahwa kolaborasi menjadi kunci utama untuk memperkuat sektor perhotelan dan restoran sebagai pendukung utama pariwisata. Ia berharap seluruh anggota PHRI dapat menjalin hubungan harmonis dengan mitra kerja pariwisata, baik di tingkat lokal maupun nasional.
“Sinergi ini akan menjadi fondasi bagi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan terarah,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Susie menyampaikan bahwa visi dan misi ini juga melibatkan peningkatan kapasitas pelaku usaha perhotelan dan restoran melalui berbagai bentuk pelatihan, promosi destinasi wisata, serta penguatan jaringan kerja sama dengan pemerintah daerah dan mitra swasta. Menurutnya, langkah-langkah tersebut bertujuan untuk menciptakan daya tarik wisata yang kompetitif di Kalimantan Tengah, sehingga dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Susie juga menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah untuk memastikan keberhasilan implementasi visi dan misi ini. Ia berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan infrastruktur, promosi, serta regulasi yang mendukung sektor pariwisata.
“Kami tidak akan bisa bekerja sendiri. Diperlukan sinergi yang kuat antara PHRI, pemerintah, dan seluruh pelaku usaha untuk mencapai tujuan bersama. Kami percaya, jika semua pihak bekerja sama, visi ini bukan sekadar mimpi, melainkan kenyataan yang bisa kita capai bersama,” katanya.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk tidak hanya memajukan sektor pariwisata lokal, tetapi juga mendorong pertumbuhan perekonomian di tingkat regional dan nasional melalui pengelolaan destinasi wisata yang lebih strategis.
“Dengan berbagai potensi wisata alam yang kita miliki, Kalimantan Tengah dapat menarik minat masyarakat luar daerah. Ambisi ini akan kami dorong dengan pengelolaan destinasi yang ada,” ucapnya.
Susie menambahkan bahwa langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kunjungan wisatawan, tetapi juga kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan di Kalimantan Tengah. Ia menyatakan bahwa PHRI siap memberikan dukungan berupa pelatihan, pendampingan, dan strategi promosi yang terarah agar destinasi wisata Kalimantan Tengah semakin dikenal di kancah nasional dan sedikit demi sedikit merangkak ke kancah internasional.
Komitmennya juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di destinasi wisata Kalimantan Tengah. Susie menekankan bahwa keberadaan UMKM di lokasi wisata memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian masyarakat lokal sekaligus meningkatkan daya tarik destinasi wisata itu sendiri.
Salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan adalah dengan mengimbau masyarakat sekitar objek wisata untuk membuka lapak dagang yang menyediakan berbagai kebutuhan pengunjung, mulai dari makanan dan minuman, souvenir khas daerah, hingga produk-produk lokal lainnya.
“Keberadaan lapak-lapak dagang ini tidak hanya membantu meningkatkan pendapatan masyarakat setempat, tetapi juga memberikan kemudahan bagi wisatawan dalam memenuhi kebutuhan mereka selama berkunjung. Ini menjadi win-win solution yang mendukung kedua pihak,” jelasnya.
Konsep ini akan membawa manfaat yang lebih luas, tidak hanya bagi masyarakat sekitar, tetapi juga bagi pengelola destinasi wisata. Dengan adanya lapak dagang yang tertata rapi dan bersih, yang menawarkan produk-produk umum dan khas Kalimantan Tengah, pengunjung akan merasa lebih nyaman dan mendapatkan pengalaman yang lebih memuaskan.
“Hal ini akan menciptakan kesan positif yang mendorong wisatawan untuk kembali berkunjung atau merekomendasikan destinasi tersebut kepada orang lain,” ujarnya.
Inisiatif ini selaras dengan Program Pemerintah dalam meningkatkan kontribusi UMKM terhadap perekonomian daerah. Ia berharap melalui kerja sama antara PHRI, Pemerintah Daerah, dan masyarakat, pengelolaan lapak dagang di destinasi wisata dapat dilakukan secara profesional dan terorganisir.
“UMKM adalah salah satu tulang punggung ekonomi daerah. Dengan memberikan ruang bagi mereka di destinasi wisata, kita tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kalimantan Tengah,” tambahnya.
Susie juga menjelaskan bahwa keberadaan pengurus dan anggota PHRI tidak hanya terpusat di Palangka Raya, tetapi tersebar di berbagai wilayah di Kalimantan Tengah. Penyebaran ini, menurutnya, menjadi kekuatan strategis yang mampu meningkatkan koordinasi terkait destinasi wisata, serta mendorong sinergi untuk bersama-sama memajukan potensi pariwisata di daerah-daerah yang membutuhkan dukungan.
Semua pengurus dan anggota yang tergabung dalam PHRI merupakan pelaku usaha perhotelan dan restoran yang sudah berpengalaman di bidangnya. Pengalaman yang dimiliki menjadi modal utama dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata di Kalimantan Tengah.
“Dengan keberadaan pengurus dan anggota yang tersebar di seluruh Kalimantan Tengah, kami memiliki jangkauan yang luas untuk memantau perkembangan pariwisata di masing-masing wilayah,” ujar Susie.
Dalam acara Musyawarah Daerah I BPD Provinsi Kalimantan Tengah, turut hadir Ketua Umum PHRI, Hariyadi BS Sukamdani.
Beliau juga memberikan pernyataan bahwa salah satu fokus PHRI BPD Kalimantan Tengah saat ini adalah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik lokal maupun internasional, ke wilayah-wilayah destinasi wisata yang memiliki potensi besar.
Hariyadi juga mengatakan bahwa Provinsi Kalimantan Tengah memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu destinasi unggulan, melihat banyaknya destinasi wisata yang tersebar di seluruh penjuru provinsi. Walaupun saat ini pengelolaan wisata masih belum optimal, ia berharap PHRI BPD Kalimantan Tengah bisa fokus mempromosikan destinasi wisata yang ada.
“Konsentrasi dalam pengembangan dan promosi wisata akan menjadi tugas Bu Susie dan teman-teman PHRI Kalimantan Tengah. Hal ini harus dilakukan agar potensi wisata di Kalimantan Tengah bisa lebih dikenal,” ujar Hariyadi.
Hariyadi juga menyoroti pentingnya aspek keamanan di destinasi wisata alam di Kalimantan Tengah, terutama yang melibatkan aliran sungai dan perbukitan. Menurutnya, keamanan menjadi faktor kunci dalam memastikan kenyamanan dan kepuasan pengunjung selama menikmati pengalaman wisata mereka.
“Keamanan harus benar-benar diperhatikan, karena hal tersebut menjadi nilai kunci bagaimana pengunjung bisa menikmati destinasi wisata yang mereka kunjungi,” tegas Hariyadi.
Ia menambahkan bahwa pengelolaan destinasi wisata harus proaktif dalam menyediakan fasilitas keselamatan dan pengawasan yang memadai untuk menjaga reputasi pariwisata daerah. (*ren/nue)