Senin, Februari 24, 2025
32.4 C
Palangkaraya

Kamu Tahu Enggak? Ternyata Kalteng Kekurangan 1.950 Dokter

PALANGKA RAYA-Kalimantan Tengah (Kalteng) menghadapi tantangan besar dalam pemenuhan tenaga medis, khususnya dokter.

Dengan jumlah penduduk mencapai 2,8 juta jiwa, Kalteng idealnya membutuhkan 2.800 dokter, sesuai standar rasio 1 dokter per 1.000 penduduk. Namun, saat ini jumlah dokter yang tersedia hanya sekitar 850 orang. Artinya, masih ada kekurangan sekitar 1.950 dokter.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng dr Suyuti Syamsul mengungkapkan, jika hanya mengandalkan produksi dokter dari dalam daerah, Kalteng masih membutuhkan waktu 20 tahun untuk mencapai jumlah ideal.

“Dengan kemampuan produksi dokter di Kalteng saat ini, butuh waktu dua dekade agar jumlah dokter bisa mencukupi kebutuhan. Mudah-mudahan, dengan dibukanya Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (FK UMPR), pemenuhan tenaga medis bisa lebih cepat,” ucap Suyuti, Selasa (11/2/2025).

Selain jumlah yang belum mencukupi, distribusi dokter di Kalteng juga masih belum merata. Sebagian besar dokter masih terkonsentrasi di wilayah perkotaan dan pusat-pusat ekonomi, sementara daerah terpencil dan pelosok masih mengalami kekurangan tenaga medis yang signifikan.

ucapan_walkot_unpar“Sebaran dokter masih menjadi kendala karena kebanyakan masih menumpuk di kota atau di pusat-pusat ekonomi. Padahal, daerah terpencil juga sangat membutuhkan layanan kesehatan yang memadai,” tambahnya.

Meski begitu, ada sedikit perbaikan dalam hal distribusi dokter di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Dari 204 puskesmas yang tersebar di Kalteng, hanya 6 puskesmas yang saat ini belum memiliki dokter. Namun, tetap saja kebutuhan tenaga medis di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya jauh dari cukup.

Baca Juga :  Pencuri HP dan Uang Kotak Amal Diamankan saat Minum Miras

Melihat kondisi ini, Suyuti menegaskan bahwa solusi terbaik adalah mendorong lebih banyak putra dan putri daerah untuk menempuh pendidikan kedokteran.

Ia berharap generasi muda Kalteng yang memiliki kemampuan akademik dan finansial bisa mempertimbangkan jurusan kedokteran, agar kelak bisa kembali dan mengabdi di daerah asal.

“Akan sangat baik jika banyak anak muda Kalteng yang mau menempuh pendidikan di fakultas kedokteran. Tentunya mereka juga harus memenuhi syarat akademik yang diperlukan,” ujarnya.

Tantangan utama adalah biaya pendidikan kedokteran yang relatif mahal, sehingga tidak semua calon mahasiswa mampu menempuh pendidikan di bidang ini. Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, sangat dibutuhkan.

Untuk menunjang pendidikan putra-putri daerah, sejak didirikan tahun 2016 lalu, Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya (FK UPR) telah berkontribusi mencetak tenaga medis untuk memenuhi kebutuhan dokter di Indonesia, khususnya di Kalteng. Hingga Januari 2025, FK UPR telah melantik 384 dokter yang siap mengabdi di berbagai daerah.

Dekan FK UPR Dr Natalia mengungkapkan, mahasiswa FK UPR berasal dari berbagai penjuru Indonesia, bukan hanya dari Kalteng. Hal ini menunjukkan bahwa FK UPR telah menjadi salah satu pilihan bagi calon dokter dari berbagai daerah.

Baca Juga :  Balapan Liar, Remaja yang Viral Free Style Turut Diamankan

“Sejak Juni 2016 hingga Januari 2025, FK UPR telah melantik 384 dokter. Mahasiswa kami berasal dari berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya dari Kalimantan Tengah,” katanya.

Keberadaan FK UPR menjadi harapan besar dalam mengatasi kekurangan tenaga medis di Kalteng, yang hingga kini masih mengalami defisit jumlah dokter. Dengan populasi sekitar 2,8 juta jiwa, idealnya Kalteng membutuhkan 2.800 dokter. Namun saat ini baru tersedia sekitar 850 dokter.

“Harapannya FK UPR dapat terus meningkatkan jumlah lulusan serta memberikan dorongan bagi putra-putri daerah untuk menempuh pendidikan kedokteran,” tambahnya.

Dengan lebih banyak dokter yang berasal dari daerah, peluang mereka untuk mengabdi di wilayah asalnya pun lebih besar, sehingga kesenjangan layanan kesehatan di daerah terpencil dapat dikurangi.

Selain itu, lanjutnya, FK UPR terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan fasilitas agar mampu mencetak dokter yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap daerah-daerah yang masih kekurangan tenaga medis.

“Dengan makin berkembangnya FK UPR, diharapkan kontribusinya dalam dunia kesehatan, terutama bagi Kalimantan Tengah, akan makin besar,” ucapnya.

Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan akses layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat, terutama di daerah pelosok yang masih kekurangan tenaga dokter. (zia/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Kalimantan Tengah (Kalteng) menghadapi tantangan besar dalam pemenuhan tenaga medis, khususnya dokter.

Dengan jumlah penduduk mencapai 2,8 juta jiwa, Kalteng idealnya membutuhkan 2.800 dokter, sesuai standar rasio 1 dokter per 1.000 penduduk. Namun, saat ini jumlah dokter yang tersedia hanya sekitar 850 orang. Artinya, masih ada kekurangan sekitar 1.950 dokter.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng dr Suyuti Syamsul mengungkapkan, jika hanya mengandalkan produksi dokter dari dalam daerah, Kalteng masih membutuhkan waktu 20 tahun untuk mencapai jumlah ideal.

“Dengan kemampuan produksi dokter di Kalteng saat ini, butuh waktu dua dekade agar jumlah dokter bisa mencukupi kebutuhan. Mudah-mudahan, dengan dibukanya Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (FK UMPR), pemenuhan tenaga medis bisa lebih cepat,” ucap Suyuti, Selasa (11/2/2025).

Selain jumlah yang belum mencukupi, distribusi dokter di Kalteng juga masih belum merata. Sebagian besar dokter masih terkonsentrasi di wilayah perkotaan dan pusat-pusat ekonomi, sementara daerah terpencil dan pelosok masih mengalami kekurangan tenaga medis yang signifikan.

ucapan_walkot_unpar“Sebaran dokter masih menjadi kendala karena kebanyakan masih menumpuk di kota atau di pusat-pusat ekonomi. Padahal, daerah terpencil juga sangat membutuhkan layanan kesehatan yang memadai,” tambahnya.

Meski begitu, ada sedikit perbaikan dalam hal distribusi dokter di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Dari 204 puskesmas yang tersebar di Kalteng, hanya 6 puskesmas yang saat ini belum memiliki dokter. Namun, tetap saja kebutuhan tenaga medis di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya jauh dari cukup.

Baca Juga :  Pencuri HP dan Uang Kotak Amal Diamankan saat Minum Miras

Melihat kondisi ini, Suyuti menegaskan bahwa solusi terbaik adalah mendorong lebih banyak putra dan putri daerah untuk menempuh pendidikan kedokteran.

Ia berharap generasi muda Kalteng yang memiliki kemampuan akademik dan finansial bisa mempertimbangkan jurusan kedokteran, agar kelak bisa kembali dan mengabdi di daerah asal.

“Akan sangat baik jika banyak anak muda Kalteng yang mau menempuh pendidikan di fakultas kedokteran. Tentunya mereka juga harus memenuhi syarat akademik yang diperlukan,” ujarnya.

Tantangan utama adalah biaya pendidikan kedokteran yang relatif mahal, sehingga tidak semua calon mahasiswa mampu menempuh pendidikan di bidang ini. Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, sangat dibutuhkan.

Untuk menunjang pendidikan putra-putri daerah, sejak didirikan tahun 2016 lalu, Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya (FK UPR) telah berkontribusi mencetak tenaga medis untuk memenuhi kebutuhan dokter di Indonesia, khususnya di Kalteng. Hingga Januari 2025, FK UPR telah melantik 384 dokter yang siap mengabdi di berbagai daerah.

Dekan FK UPR Dr Natalia mengungkapkan, mahasiswa FK UPR berasal dari berbagai penjuru Indonesia, bukan hanya dari Kalteng. Hal ini menunjukkan bahwa FK UPR telah menjadi salah satu pilihan bagi calon dokter dari berbagai daerah.

Baca Juga :  Balapan Liar, Remaja yang Viral Free Style Turut Diamankan

“Sejak Juni 2016 hingga Januari 2025, FK UPR telah melantik 384 dokter. Mahasiswa kami berasal dari berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya dari Kalimantan Tengah,” katanya.

Keberadaan FK UPR menjadi harapan besar dalam mengatasi kekurangan tenaga medis di Kalteng, yang hingga kini masih mengalami defisit jumlah dokter. Dengan populasi sekitar 2,8 juta jiwa, idealnya Kalteng membutuhkan 2.800 dokter. Namun saat ini baru tersedia sekitar 850 dokter.

“Harapannya FK UPR dapat terus meningkatkan jumlah lulusan serta memberikan dorongan bagi putra-putri daerah untuk menempuh pendidikan kedokteran,” tambahnya.

Dengan lebih banyak dokter yang berasal dari daerah, peluang mereka untuk mengabdi di wilayah asalnya pun lebih besar, sehingga kesenjangan layanan kesehatan di daerah terpencil dapat dikurangi.

Selain itu, lanjutnya, FK UPR terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan fasilitas agar mampu mencetak dokter yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap daerah-daerah yang masih kekurangan tenaga medis.

“Dengan makin berkembangnya FK UPR, diharapkan kontribusinya dalam dunia kesehatan, terutama bagi Kalimantan Tengah, akan makin besar,” ucapnya.

Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan akses layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat, terutama di daerah pelosok yang masih kekurangan tenaga dokter. (zia/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/