“Sebelumnya, telah dipastikan bahwa ruangan yang digunakan untuk kegiatan bimtek juga telah disemprot dengan disinfektan, melaksanakan pemeriksaan suhu tubuh, serta menjalani tes pemeriksaan swab antigen Covid-19 terhadap seluruh pihak yang terlibat dengan hasil negatif,” jelas Irfan.
Lebih jauh, Irfan menjelaskan ITTO merupakan organisasi antarpemerintah yang mendorong konservasi sumber daya hutan tropis, termasuk dalam kegiatan pengelolaan, pemanfaatan, perdagangannya secara berkelanjutan.
Dampak karhutla baik secara langsung dan tidak langsung mengancam keberadaan dan keberlangsungan sumber daya hutan tropis. Melalui kerja sama KLHK-ITTO PP-A/56-340-1 “Capacity Building on Forest and Land Fire Management in Indonesia” menunjukan komitmen ITTO dalam upaya penanganan karhutla, khususnya di daerah tropis dan Indonesia.
Kegiatan kerja sama ITTO ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan upaya pencegahan karhutla melalui penguatan kapasitas teknik dan manajemen para pihak pada tingkat nasional dan tiga provinsi sasaran, yaitu Kalteng, Kalsel, dan Sumsel.
Terdapat tiga output yang ingin dicapai melalui kegiatan kerja sama ITTO. Meliputi implementasi praktik pengelolaan pertanian yang terbaik oleh masyarakat peduli api (MPA) atau masyarakat lokal, penguatan kapasitas manajemen untuk mendukung upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan, dan penguatan kolaborasi dalam pencegahan karhutla di antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.(ram)