Sabtu, November 23, 2024
23.7 C
Palangkaraya

Berikan Pelayanan Kesehatan, Tindakan Bisa Dilakukan di RSDS

Pemprov Bersama RS Pengampu Jantung, Kanker, dan Strok Teken MoU

Penanganan penyakit jantung, kanker, dan strok menjadi atensi prioritas pemerintah pusat. Tidak terkecuali di Kalteng. Tiga penyakit ini masuk dalam kategori sepuluh penyakit yang terbanyak ditangani di Kalteng, baik rawat jalan maupun rawat inap. Karena itu, pemprov bekerja sama dengan rumah sakit (RS) pengampu untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, khusus tiga penyakit tersebut.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

PENYAKIT kanker, strok, dan jantung menempati sepuluh penyakit terbanyak yang dialami pasien rawat jalan ataupun rawat inap di Rumah Sakit dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya. Data tahun 2020, penyakit jantung menempati peringat kedua dan ketujuh rawat inap dan peringkat satu dan lima rawat jalan. Sementara penyakit kanker menempati urutan keenam rawat jalan dan peringkat kedelapan rawat inap. Sedangkan strok menjadi penyakit terbanyak urutan kelima pada rawat inap.

Selanjutnya pada 2021, tiga penyakit ini masih termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak. Penyakit jantung menduduki urutan nomor dua dan enam pada rawat inap dan urutan dua dan tujuh penyakit terbanyak rawat jalan. Kanker menempati urutan kelima pada rawat inap dan strok menempati urutan kelima pada rawat jalan serta urutan kesepuluh rawat inap.

Karena itu, pemprov merasa perlu mengadakan kerja sama bersama RS pusat penanganan jantung, kanker, dan strok untuk mengatasi ketiga penyakit ini di Bumi Tambun Bungai. Diharapkan dengan adanya pelayanan maksimal RS daerah, dalam hal ini RSDS Palangka Raya selaku RS rujukan, dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan ketiga penyakit itu.

Senin (4/7), dilaksanakan penandatanganan surat komitmen dan MoU antara Pemprov Kalteng dengan RS pengampu nasional rujukan kardiovaskular yakni Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono, dan Rumah Sakit Kanker Dharmais. Penandatanganan dilakukan oleh Gubernur H Sugianto Sabran dan tiga direktur RS pengampu, di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng.

“Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas komunikasi yang berjalan dengan baik selama ini bersama tiga RS pengampu yang bekerja sama dengan Pemprov Kalteng, dalam hal ini RS jejaring yakni RSDS Palangka Raya, ini menjadi sejarah baru di bidang kesehatan,” kata gubernur.

Baca Juga :  Fairid: Tak Hanya Tanam tapi Harus Ada Gerakan Panen Bersama

Gubernur juga mengapresiasi perhatian pemerintah pusat melalui kementerian terkait dan RS pengampu. Keseriusan pemerintah pusat dan ketersediaan RS pengampu dalam membantu RS jejaring di Kalteng untuk penanganan terhadap tiga penyakit tertinggi ini harus ditindaklanjuti secara serius.

“Saya minta kepada kepala Dinas Kesehatan Kalteng dan direktur RSDS Palangka Raya menjalankan kerja sama ini dengan baik, harus melakukan langkah dan kerja cepat untuk memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada masyarakat, ini menjadi kewajiban pemerintah, laksanakan dengan semangat Isen Mulang,” ucap Sugianto.

Direktur RSDS Palangka Raya Yayu Indriaty mengatakan, saat ini RSDS Palangka Raya telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sebagai RS jejaring kardiovaskular di Kalteng. Implementasi dari keputusan menkes ini perlu ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama antara pemprov dengan tiga RS pengampu kardiovaskular jantung, kanker, dan strok.

“Kerja sama ini dalam bidang peningkatan pelayanan dan pengembangan ilmu pengetahuan dari RS pengampu yang bekerja sama dengan RSDS,” kata Yayu.

Yayu menyebut, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, baik ilmu kedokteran maupun perawatan, diharapkan makin banyak tenaga kesehatan yang andal dan professional, diikuti dengan sarana dan prasarana yang makin memadai dalam pelayanan kesehatan.

“Diharapkan nantinya masyarakat mendapat akses pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, dan lebih bermutu,” sebutnya.

Dijelaskan Yayu, sejak 2016 lalu sudah lebih dari 2.200 tindakan yang dilakukan di RSDS Palangka Raya. Dalam hal ini juga mendapatkan bimbingan pengampuan dari RS Harapan Kita.

Di tempat yang sama, Direktur RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Dr dr Iwan Dakota SpJP mengatakan, penyebab kematian utama di dunia adalah penyakit jantung. Namun di Indonesia, penyebab kematian utama adalah strok. RS Harapan Kita merupakan RS pelayanan jantung tertinggi di Indonesia, sehingga dalam penangananya overload.

“Kasus berlebihan karena RS di daerah belum semuanya mampu melakukan tindakan, waktu tunggu sampai satu hingga dua tahun. Karena itu perlu dilakukan pemberdayaan RS di daerah, dengan meningkatkan kompetensi dan sarana prasarana,” kata Yayu yang juga hadir pada penandatanganan MoU di AJT, kemarin.

Baca Juga :  Pemkab Batara Peduli terhadap Keturunan Panglima Batur

Adanya kerja sama antara pemprov dengan RS pengampu jantung, kanker, dan strok tentu akan memberikan manfaat besar bagi daerah. Masyarakat Kalteng akan memiliki kemudahan akses untuk pelayanan jantung, kanker, dan strok.

“Karena dengan adanya kerja sama ini akan mengemat biaya pengobatan, karena meskipun menggunakan BPJS, tapi saat berobat ke Jakarta, living cost sangat tinggi,” tegasnya.

Di sisi lain, RS Harapan Kita sebagai rujukan tertinggi pelayanan jantung akan mengurangi kasus yang sudah overload. Kerja sama ini akan menjadi kebanggaan bagi Kemenkes, Kemendagri, dan Kemenkeu.

“Mohon dukungan kepada Gubernur Kalteng. Nanti akan ada kucuran dana dari tiga kementerian itu. Karena itu perlu sinergi dan kolaborasi dari pemda,” kata Iwan.

Di tempat yang sama, Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta Dr Mursyid Bustami mengatakan, RS PON merupakan rujukan penanganan sistem syaraf dalam masalah strok. Melalui kerja sama ini dapat mentransformasi sistem kesehatan dengan perkuat layanan rujukan dan jejaring RS yang mampu menangani penyakit prioritas. Strok merupakan kejadian yang terus bertambah dan menduduki peringkat pertama sejak tahun 2009 hingga 2019. Kematian akibat strok pun masih tertingi di Indonesia.

“Penderita penyakit strok ini 15 persen meninggal di RS. Dalam penangananya, tidak mungkin seluruh pasien datang ke Jakarta,” katanya.

Guna mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, Maka sangat diperlukan RS jejaring di daerah-daerah.

Terpisah, secara virtual Direktur Utama Pusat Kanker Nasional Dharmais dr R Soeko W Nindito D MARS mengatakan, penyakit kanker memang terjadi secara perlahan-lahan. Sekitar 70 persen pasien datang ke RS saat sudah pada kondisi stadium lanjut. Hal itu akan mempersulit pelayanan.

“Pengetahuan masyarakat terhadap bahaya kanker masih rendah. Kami ingin pelayanan kanker bisa diprioritaskan di Kalteng. Karena itu SDM maupun sarana dan prasarana harus dipenuhi,” pungkasnya. (*/ce/ala/ko)

Pemprov Bersama RS Pengampu Jantung, Kanker, dan Strok Teken MoU

Penanganan penyakit jantung, kanker, dan strok menjadi atensi prioritas pemerintah pusat. Tidak terkecuali di Kalteng. Tiga penyakit ini masuk dalam kategori sepuluh penyakit yang terbanyak ditangani di Kalteng, baik rawat jalan maupun rawat inap. Karena itu, pemprov bekerja sama dengan rumah sakit (RS) pengampu untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, khusus tiga penyakit tersebut.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

PENYAKIT kanker, strok, dan jantung menempati sepuluh penyakit terbanyak yang dialami pasien rawat jalan ataupun rawat inap di Rumah Sakit dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya. Data tahun 2020, penyakit jantung menempati peringat kedua dan ketujuh rawat inap dan peringkat satu dan lima rawat jalan. Sementara penyakit kanker menempati urutan keenam rawat jalan dan peringkat kedelapan rawat inap. Sedangkan strok menjadi penyakit terbanyak urutan kelima pada rawat inap.

Selanjutnya pada 2021, tiga penyakit ini masih termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak. Penyakit jantung menduduki urutan nomor dua dan enam pada rawat inap dan urutan dua dan tujuh penyakit terbanyak rawat jalan. Kanker menempati urutan kelima pada rawat inap dan strok menempati urutan kelima pada rawat jalan serta urutan kesepuluh rawat inap.

Karena itu, pemprov merasa perlu mengadakan kerja sama bersama RS pusat penanganan jantung, kanker, dan strok untuk mengatasi ketiga penyakit ini di Bumi Tambun Bungai. Diharapkan dengan adanya pelayanan maksimal RS daerah, dalam hal ini RSDS Palangka Raya selaku RS rujukan, dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan ketiga penyakit itu.

Senin (4/7), dilaksanakan penandatanganan surat komitmen dan MoU antara Pemprov Kalteng dengan RS pengampu nasional rujukan kardiovaskular yakni Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono, dan Rumah Sakit Kanker Dharmais. Penandatanganan dilakukan oleh Gubernur H Sugianto Sabran dan tiga direktur RS pengampu, di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng.

“Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas komunikasi yang berjalan dengan baik selama ini bersama tiga RS pengampu yang bekerja sama dengan Pemprov Kalteng, dalam hal ini RS jejaring yakni RSDS Palangka Raya, ini menjadi sejarah baru di bidang kesehatan,” kata gubernur.

Baca Juga :  Fairid: Tak Hanya Tanam tapi Harus Ada Gerakan Panen Bersama

Gubernur juga mengapresiasi perhatian pemerintah pusat melalui kementerian terkait dan RS pengampu. Keseriusan pemerintah pusat dan ketersediaan RS pengampu dalam membantu RS jejaring di Kalteng untuk penanganan terhadap tiga penyakit tertinggi ini harus ditindaklanjuti secara serius.

“Saya minta kepada kepala Dinas Kesehatan Kalteng dan direktur RSDS Palangka Raya menjalankan kerja sama ini dengan baik, harus melakukan langkah dan kerja cepat untuk memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada masyarakat, ini menjadi kewajiban pemerintah, laksanakan dengan semangat Isen Mulang,” ucap Sugianto.

Direktur RSDS Palangka Raya Yayu Indriaty mengatakan, saat ini RSDS Palangka Raya telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sebagai RS jejaring kardiovaskular di Kalteng. Implementasi dari keputusan menkes ini perlu ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama antara pemprov dengan tiga RS pengampu kardiovaskular jantung, kanker, dan strok.

“Kerja sama ini dalam bidang peningkatan pelayanan dan pengembangan ilmu pengetahuan dari RS pengampu yang bekerja sama dengan RSDS,” kata Yayu.

Yayu menyebut, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, baik ilmu kedokteran maupun perawatan, diharapkan makin banyak tenaga kesehatan yang andal dan professional, diikuti dengan sarana dan prasarana yang makin memadai dalam pelayanan kesehatan.

“Diharapkan nantinya masyarakat mendapat akses pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, dan lebih bermutu,” sebutnya.

Dijelaskan Yayu, sejak 2016 lalu sudah lebih dari 2.200 tindakan yang dilakukan di RSDS Palangka Raya. Dalam hal ini juga mendapatkan bimbingan pengampuan dari RS Harapan Kita.

Di tempat yang sama, Direktur RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Dr dr Iwan Dakota SpJP mengatakan, penyebab kematian utama di dunia adalah penyakit jantung. Namun di Indonesia, penyebab kematian utama adalah strok. RS Harapan Kita merupakan RS pelayanan jantung tertinggi di Indonesia, sehingga dalam penangananya overload.

“Kasus berlebihan karena RS di daerah belum semuanya mampu melakukan tindakan, waktu tunggu sampai satu hingga dua tahun. Karena itu perlu dilakukan pemberdayaan RS di daerah, dengan meningkatkan kompetensi dan sarana prasarana,” kata Yayu yang juga hadir pada penandatanganan MoU di AJT, kemarin.

Baca Juga :  Pemkab Batara Peduli terhadap Keturunan Panglima Batur

Adanya kerja sama antara pemprov dengan RS pengampu jantung, kanker, dan strok tentu akan memberikan manfaat besar bagi daerah. Masyarakat Kalteng akan memiliki kemudahan akses untuk pelayanan jantung, kanker, dan strok.

“Karena dengan adanya kerja sama ini akan mengemat biaya pengobatan, karena meskipun menggunakan BPJS, tapi saat berobat ke Jakarta, living cost sangat tinggi,” tegasnya.

Di sisi lain, RS Harapan Kita sebagai rujukan tertinggi pelayanan jantung akan mengurangi kasus yang sudah overload. Kerja sama ini akan menjadi kebanggaan bagi Kemenkes, Kemendagri, dan Kemenkeu.

“Mohon dukungan kepada Gubernur Kalteng. Nanti akan ada kucuran dana dari tiga kementerian itu. Karena itu perlu sinergi dan kolaborasi dari pemda,” kata Iwan.

Di tempat yang sama, Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta Dr Mursyid Bustami mengatakan, RS PON merupakan rujukan penanganan sistem syaraf dalam masalah strok. Melalui kerja sama ini dapat mentransformasi sistem kesehatan dengan perkuat layanan rujukan dan jejaring RS yang mampu menangani penyakit prioritas. Strok merupakan kejadian yang terus bertambah dan menduduki peringkat pertama sejak tahun 2009 hingga 2019. Kematian akibat strok pun masih tertingi di Indonesia.

“Penderita penyakit strok ini 15 persen meninggal di RS. Dalam penangananya, tidak mungkin seluruh pasien datang ke Jakarta,” katanya.

Guna mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, Maka sangat diperlukan RS jejaring di daerah-daerah.

Terpisah, secara virtual Direktur Utama Pusat Kanker Nasional Dharmais dr R Soeko W Nindito D MARS mengatakan, penyakit kanker memang terjadi secara perlahan-lahan. Sekitar 70 persen pasien datang ke RS saat sudah pada kondisi stadium lanjut. Hal itu akan mempersulit pelayanan.

“Pengetahuan masyarakat terhadap bahaya kanker masih rendah. Kami ingin pelayanan kanker bisa diprioritaskan di Kalteng. Karena itu SDM maupun sarana dan prasarana harus dipenuhi,” pungkasnya. (*/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/