Kamis, November 21, 2024
28.6 C
Palangkaraya

Zakiyah Intan Apriliya, Berkuliah sambil Jualan Keripik Pisang

Raup Omzet Rp1 Juta per Bulan

PISANG, buah tropis yang mudah ditemukan di Indonesia, digemari oleh berbagai kalangan karena rasanya yang manis. Salah satu olahan populer dari buah ini adalah keripik pisang. Camilan ini sudah sejak lama menjadi favorit masyarakat. Tak disangka, camilan ini juga dapat menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.

Zakiyah Intan Apriliya berhasil membangun usaha keripik pisang yang inovatif. Perempuan yang akrab disapa Intan ini memperkenalkan varian rasa unik pada produk keripik buatannya. Usaha yang sudah digelutinya selama empat tahun ini dikerjakan secara mandiri. Mulai dari pembelian bahan baku, produksi, hingga pemasaran.

Gadis kelahiran Bengkulu ini menjelaskan, ide bisnisnya muncul dari ketersediaan buah pisang yang melimpah di pasar serta hasil riset yang menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap olahan pisang.

Keripik pisang yang dibuat Intan dikenal dengan nama Keripik Pisang Lumer, yang saat ini tersedia dalam tiga varian rasa: cokelat, tiramisu, dan teh hijau (green tea). Semua proses produksi dilakukan di rumahnya yang berlokasi di Jalan Raflesia.

Baca Juga :  Manfaatkan Perhutanan Sosial, Hasilkan Madu Unggulan

Mahasiswi berusia 21 tahun ini juga aktif memasarkan produknya melalui beberapa gerai kue, serta mengikuti berbagai bazar dan festival UMKM. Intan memanfaatkan keterampilannya untuk mempromosikan produk dengan membuat konten yang menarik.

“Saya biasanya mempromosikan produk saya di Facebook dan Instagram,” katanya seraya menyebut akun Instagram @pisang_premiumm.

Harga keripik Pisang Lumer cukup terjangkau, yaitu Rp12 ribu per bungkus. Tiap minggu, Intan mampu memproduksi sekitar 9 kilogram keripik pisang dan menghasilkan omzet sekitar Rp1 juta per bulan.

“Keuntungannya lumayan, buat nambah-nambah uang jajan,” tuturnya.

Rasa yang beragam dan harga jual yang terjangkau membuat produknya disukai konsumen. Demi menjaga kualitas, Intan menggunakan pisang kepok kuning yang memiliki rasa manis khas.

Baca Juga :  Pelaku UMKM Minta Diperhatikan, Orang Pinggiran Ingin Kemudahan Cari Pekerjaan

“Pemilihan pisang kepok kuning yang jarang ada di pasaran menjadi salah satu keunggulan yang meningkatkan nilai jual produk saya,” ujar Intan, Minggu (20/10/2024) lalu.

Sebagai mahasiswi program studi Hukum Keluarga Islam di IAIN Palangka Raya, Intan mampu menyeimbangkan kegiatan bisnis dan studinya, berkat manajemen waktu dan penentuan prioritas yang baik.

Pada usia mudanya, si bungsu dari tiga bersaudara ini telah berhasil merintis usaha yang ia impikan sejak kecil. Intan menegaskan bahwa menjalankan bisnis sembari kuliah memang menantang, tetapi ia dapat menghadapinya dengan konsistensi dan ketekunan.

Intan berharap, ke depan usahanya dapat terus berkembang hingga bisa mempekerjakan mereka yang membutuhkan pekerjaan. “Kepada anak muda yang ingin memulai usaha, tetap semangat dan pantang menyerah,” pungkasnya. (ce/ram)

PISANG, buah tropis yang mudah ditemukan di Indonesia, digemari oleh berbagai kalangan karena rasanya yang manis. Salah satu olahan populer dari buah ini adalah keripik pisang. Camilan ini sudah sejak lama menjadi favorit masyarakat. Tak disangka, camilan ini juga dapat menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.

Zakiyah Intan Apriliya berhasil membangun usaha keripik pisang yang inovatif. Perempuan yang akrab disapa Intan ini memperkenalkan varian rasa unik pada produk keripik buatannya. Usaha yang sudah digelutinya selama empat tahun ini dikerjakan secara mandiri. Mulai dari pembelian bahan baku, produksi, hingga pemasaran.

Gadis kelahiran Bengkulu ini menjelaskan, ide bisnisnya muncul dari ketersediaan buah pisang yang melimpah di pasar serta hasil riset yang menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap olahan pisang.

Keripik pisang yang dibuat Intan dikenal dengan nama Keripik Pisang Lumer, yang saat ini tersedia dalam tiga varian rasa: cokelat, tiramisu, dan teh hijau (green tea). Semua proses produksi dilakukan di rumahnya yang berlokasi di Jalan Raflesia.

Baca Juga :  Manfaatkan Perhutanan Sosial, Hasilkan Madu Unggulan

Mahasiswi berusia 21 tahun ini juga aktif memasarkan produknya melalui beberapa gerai kue, serta mengikuti berbagai bazar dan festival UMKM. Intan memanfaatkan keterampilannya untuk mempromosikan produk dengan membuat konten yang menarik.

“Saya biasanya mempromosikan produk saya di Facebook dan Instagram,” katanya seraya menyebut akun Instagram @pisang_premiumm.

Harga keripik Pisang Lumer cukup terjangkau, yaitu Rp12 ribu per bungkus. Tiap minggu, Intan mampu memproduksi sekitar 9 kilogram keripik pisang dan menghasilkan omzet sekitar Rp1 juta per bulan.

“Keuntungannya lumayan, buat nambah-nambah uang jajan,” tuturnya.

Rasa yang beragam dan harga jual yang terjangkau membuat produknya disukai konsumen. Demi menjaga kualitas, Intan menggunakan pisang kepok kuning yang memiliki rasa manis khas.

Baca Juga :  Pelaku UMKM Minta Diperhatikan, Orang Pinggiran Ingin Kemudahan Cari Pekerjaan

“Pemilihan pisang kepok kuning yang jarang ada di pasaran menjadi salah satu keunggulan yang meningkatkan nilai jual produk saya,” ujar Intan, Minggu (20/10/2024) lalu.

Sebagai mahasiswi program studi Hukum Keluarga Islam di IAIN Palangka Raya, Intan mampu menyeimbangkan kegiatan bisnis dan studinya, berkat manajemen waktu dan penentuan prioritas yang baik.

Pada usia mudanya, si bungsu dari tiga bersaudara ini telah berhasil merintis usaha yang ia impikan sejak kecil. Intan menegaskan bahwa menjalankan bisnis sembari kuliah memang menantang, tetapi ia dapat menghadapinya dengan konsistensi dan ketekunan.

Intan berharap, ke depan usahanya dapat terus berkembang hingga bisa mempekerjakan mereka yang membutuhkan pekerjaan. “Kepada anak muda yang ingin memulai usaha, tetap semangat dan pantang menyerah,” pungkasnya. (ce/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/