Minggu, Oktober 13, 2024
27 C
Palangkaraya

Taman Pasuk Kameloh, Tempat Nongkrong Kekinian di Kota Cantik

Banyak Spot Foto Menarik, Tempat yang Tepat buat Melepas Penat

Kawasan Taman Pasuk Kameloh terus disolek. Hampir tiap hari tempat ini ramai dikunjungi warga yang ingin nongkrong dan bersantai. Pengunjung bisa menikmati pemadangan di tepian Sungai Kahayan sembari memberi makan rusa.  

 

ILHAM ROMADHONA, Palangka Raya

 

JUMAT (5/7), sekitar pukul 15.00 WIB, para pengunjung mulai berdatangan ke Taman Pasuk Kameloh. Berbondong-bondong mendatangi spot baru yang terletak di belakang taman tersebut. Ada jembatan panggung yang dibuat berbentuk lingkaran, menambah nilai estetika taman yang letaknya tak jauh dari Jembatan Kahayan itu.

Selain memiliki nilai estetika tersendiri, bangunan yang baru rampung tersebut menyediakan banyak spot foto, diwarnai keindahan alam tepian Sungai Kahayan. Bunyi mesin kelotok yang melintasi sungai menambah kesan yang begitu melekat.

Ditambah lagi dengan hadirnya dua ekor rusa, membuat anak kecil menjadi lebih excited. Mereka bisa belajar sambil bermain atau sembari memberikan makan untuk rusa. Cukup dengan lima ribu rupiah, sudah bisa mendapatkan satu plastik timun dan satu ikat kangkung.

Dari yang muda hingga yang tua ramai-ramai mengunjungi taman itu. Para siswa, mahasiswa, bahkan pekerja kantoran pun melepas penat di jembatan baru yang berada di Taman Pasuk Kameloh itu.

Udara sejuk yang berembus dan angin sepoi-sepoi yang menyapu rambut menjadi penanda alam begitu welcome terhadap pengunjung yang datang. Salah satunya Winda Lestari.

Winda mengaku mengetahui adanya spot baru di Pasuk Kameloh itu di media sosial Instagram.

“Ketika lagi rebahan sambil scroll reels Instagram kan, eh ada salah satu reels fyp yang lewat di beranda saya, terkait destinasi wisata baru itu. Saya lihat di video itu, kok cukup menarik, jadi penasaran dan ingin berkunjung,” ungkapnya saat ditemui Kalteng Pos selepas mengabadikan momen bersama temannya, Jumat sore (5/7).

Baca Juga :  Melihat Aktivitas Pedagang di Pasar Kahayan Kala Banjir Melanda

Tempat yang bagus dan masih belum diketahui banyak orang menjadi alasan bagi Winda untung mampir. Selain itu, ada banyak spot foto menarik yang bisa menambah koleksi foto di galeri smartphone-nya.

“Dipilih-pilih dahulu, kemudian dieditlah sedikit, lalu upload ke media sosial,” ucapnya sembari tersenyum.

Menurut perempuan berusia 21 tahun itu, perlu ada perawatan rutin terhadap tempat-tempat wisata seperti Taman Pasuk Kameloh, gaar bisa dinikmati oleh masyarakat luas, bahkan oleh mereka yang datang dari luar kota.

“Saya kira fasilitas tidak ada lagi yang perlu ditambahin ya, yang penting ada kesadaran bersama untuk menjaga dan merawat yang sudah ada itu,” tuturnya.

Di tempat yang sama, pengunjung lain yang mengaku bernama Arianto mengatakan, Taman Pasuk Kameloh bisa menjadi opsi destinasi rekreasi keluarga. Lokasinya yang berada dalam kota menjadi alasan ia merekomendasikan taman tersebut layak dikunjungi masyarakat untuk bersantai dan melepas kepenatan dari kesibukan rutinitas.

“Lagipula, dengan adanya hewan seperti rusa dan ayam kalkun menjadi daya tarik bagi anak-anak yang berkunjung,” lanjutnya.

Ia berharap pemerintah memaksimalkan lampu penerangan di area taman, sehingga tidak disalahgunakan oleh pihak tertentu untuk melakukan tindakan negatif.

“Kalau malam kan orang-orang banyak yang datang ke taman ini, karena lampunya terang. Nah, di bagian belakang ini juga harus dimaksimalkan pencahayaan, karena akan terlihat lebih bagus kalau ada lampu-lampu hias,” tuturnya.

Dibukanya wisata baru juga memberikan dampak positif bagi pedagang sekitar. Sebagaimana yang diutarakan salah satu pedagang pentol, Bulek Sri.

Baca Juga :  Dibawa ke Makam Raja Daud, Berdoa di Mount of Preciple

Menurutnya, sejak tempat wisata baru yang letaknya tepat di belakang Taman Pasuk Kameloh dibuka untuk umum, dagangannya makin laris manis. Mulai dari pukul 15.00 WIB para pengunjung mulai berdatangan. “Yang paling ramai itu jam empat sore mas, bergerombol di bawah sana,” ucapnya.

Imbasnya, dagangan Sri ramai dibeli pengunjung. Ada yang beli cukup banyak untuk dinikmati sambil bersantai dan menikmati pemadangan sore di tepi sungai. Ada juga yang langsung makan di tempat.

Malam harinya, lapak Sri makin ramai diserbu pembeli. Mereka adalah warga yang datang untuk bersantai di Taman Pasuk Kameloh maupun di kafe sekitaran, maupun yang mengunjungi jembatan baru tersebut.

“Sayangnya, di jembatan baru itu gelap mas kalau malam hari, walau sudah dipasang lampu, tetap aja gelap, karena enggak semua nyala,” bebernya.

Warga setempat bernama Ari juga merasakan efek positif dibukanya tempat rekreasi baru itu. Pasalnya, lokasi itu menjadi salah satu tempat wisata favorit di tengah kota, meski tak semenarik pesona Bundaran Besar.

“Karena di bundaran itu lebih banyak spot fotonya dan lebih berkesan aja sih,” ungkapnya.

Ia berpesan kepada para pengunjung untuk selalu menjaga kebersihan dan merawat fasilitas yang tersedia di Taman Pasuk Kameloh.

“Kalau bersih kan elok dilihat. Karena masih baru, jadi masih terlihat asri. Nah, tantangan ke depan ialah bagaimana kita sebagai masyarakat Palangka Raya bertanggung jawab menjaga dan merawat fasilitas umum yang sudah dibangun itu,” pesannya. (*/ce/ala)

Kawasan Taman Pasuk Kameloh terus disolek. Hampir tiap hari tempat ini ramai dikunjungi warga yang ingin nongkrong dan bersantai. Pengunjung bisa menikmati pemadangan di tepian Sungai Kahayan sembari memberi makan rusa.  

 

ILHAM ROMADHONA, Palangka Raya

 

JUMAT (5/7), sekitar pukul 15.00 WIB, para pengunjung mulai berdatangan ke Taman Pasuk Kameloh. Berbondong-bondong mendatangi spot baru yang terletak di belakang taman tersebut. Ada jembatan panggung yang dibuat berbentuk lingkaran, menambah nilai estetika taman yang letaknya tak jauh dari Jembatan Kahayan itu.

Selain memiliki nilai estetika tersendiri, bangunan yang baru rampung tersebut menyediakan banyak spot foto, diwarnai keindahan alam tepian Sungai Kahayan. Bunyi mesin kelotok yang melintasi sungai menambah kesan yang begitu melekat.

Ditambah lagi dengan hadirnya dua ekor rusa, membuat anak kecil menjadi lebih excited. Mereka bisa belajar sambil bermain atau sembari memberikan makan untuk rusa. Cukup dengan lima ribu rupiah, sudah bisa mendapatkan satu plastik timun dan satu ikat kangkung.

Dari yang muda hingga yang tua ramai-ramai mengunjungi taman itu. Para siswa, mahasiswa, bahkan pekerja kantoran pun melepas penat di jembatan baru yang berada di Taman Pasuk Kameloh itu.

Udara sejuk yang berembus dan angin sepoi-sepoi yang menyapu rambut menjadi penanda alam begitu welcome terhadap pengunjung yang datang. Salah satunya Winda Lestari.

Winda mengaku mengetahui adanya spot baru di Pasuk Kameloh itu di media sosial Instagram.

“Ketika lagi rebahan sambil scroll reels Instagram kan, eh ada salah satu reels fyp yang lewat di beranda saya, terkait destinasi wisata baru itu. Saya lihat di video itu, kok cukup menarik, jadi penasaran dan ingin berkunjung,” ungkapnya saat ditemui Kalteng Pos selepas mengabadikan momen bersama temannya, Jumat sore (5/7).

Baca Juga :  Melihat Aktivitas Pedagang di Pasar Kahayan Kala Banjir Melanda

Tempat yang bagus dan masih belum diketahui banyak orang menjadi alasan bagi Winda untung mampir. Selain itu, ada banyak spot foto menarik yang bisa menambah koleksi foto di galeri smartphone-nya.

“Dipilih-pilih dahulu, kemudian dieditlah sedikit, lalu upload ke media sosial,” ucapnya sembari tersenyum.

Menurut perempuan berusia 21 tahun itu, perlu ada perawatan rutin terhadap tempat-tempat wisata seperti Taman Pasuk Kameloh, gaar bisa dinikmati oleh masyarakat luas, bahkan oleh mereka yang datang dari luar kota.

“Saya kira fasilitas tidak ada lagi yang perlu ditambahin ya, yang penting ada kesadaran bersama untuk menjaga dan merawat yang sudah ada itu,” tuturnya.

Di tempat yang sama, pengunjung lain yang mengaku bernama Arianto mengatakan, Taman Pasuk Kameloh bisa menjadi opsi destinasi rekreasi keluarga. Lokasinya yang berada dalam kota menjadi alasan ia merekomendasikan taman tersebut layak dikunjungi masyarakat untuk bersantai dan melepas kepenatan dari kesibukan rutinitas.

“Lagipula, dengan adanya hewan seperti rusa dan ayam kalkun menjadi daya tarik bagi anak-anak yang berkunjung,” lanjutnya.

Ia berharap pemerintah memaksimalkan lampu penerangan di area taman, sehingga tidak disalahgunakan oleh pihak tertentu untuk melakukan tindakan negatif.

“Kalau malam kan orang-orang banyak yang datang ke taman ini, karena lampunya terang. Nah, di bagian belakang ini juga harus dimaksimalkan pencahayaan, karena akan terlihat lebih bagus kalau ada lampu-lampu hias,” tuturnya.

Dibukanya wisata baru juga memberikan dampak positif bagi pedagang sekitar. Sebagaimana yang diutarakan salah satu pedagang pentol, Bulek Sri.

Baca Juga :  Dibawa ke Makam Raja Daud, Berdoa di Mount of Preciple

Menurutnya, sejak tempat wisata baru yang letaknya tepat di belakang Taman Pasuk Kameloh dibuka untuk umum, dagangannya makin laris manis. Mulai dari pukul 15.00 WIB para pengunjung mulai berdatangan. “Yang paling ramai itu jam empat sore mas, bergerombol di bawah sana,” ucapnya.

Imbasnya, dagangan Sri ramai dibeli pengunjung. Ada yang beli cukup banyak untuk dinikmati sambil bersantai dan menikmati pemadangan sore di tepi sungai. Ada juga yang langsung makan di tempat.

Malam harinya, lapak Sri makin ramai diserbu pembeli. Mereka adalah warga yang datang untuk bersantai di Taman Pasuk Kameloh maupun di kafe sekitaran, maupun yang mengunjungi jembatan baru tersebut.

“Sayangnya, di jembatan baru itu gelap mas kalau malam hari, walau sudah dipasang lampu, tetap aja gelap, karena enggak semua nyala,” bebernya.

Warga setempat bernama Ari juga merasakan efek positif dibukanya tempat rekreasi baru itu. Pasalnya, lokasi itu menjadi salah satu tempat wisata favorit di tengah kota, meski tak semenarik pesona Bundaran Besar.

“Karena di bundaran itu lebih banyak spot fotonya dan lebih berkesan aja sih,” ungkapnya.

Ia berpesan kepada para pengunjung untuk selalu menjaga kebersihan dan merawat fasilitas yang tersedia di Taman Pasuk Kameloh.

“Kalau bersih kan elok dilihat. Karena masih baru, jadi masih terlihat asri. Nah, tantangan ke depan ialah bagaimana kita sebagai masyarakat Palangka Raya bertanggung jawab menjaga dan merawat fasilitas umum yang sudah dibangun itu,” pesannya. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/