Sabtu, November 23, 2024
24.3 C
Palangkaraya

Setelah Renovasi, Konstruksi Bangunan Kayu Ulin Tinggal Kenangan

Setelah renovasi total itu, bangunan yang awalnya hanya 4×5 meter, kini menjadi 30×50 meter. Lantai dan dindingnya terbuat dari marmer. Masjid Syuhada yang terletak di Jalan Baamang 1, Kelurahan Baamang Tengah ini memiliki luas tanah sekitar 70×70 meter. Mampu menampung jemaah lebih banyak. “Daya tampung jemaah sekitar 1.000 orang,” bebernya.

Sebelum direnovasi total, bangunan masjid didirikan pertama kali pada tahun 1880 dengan ukuran 4×5 meter. Dahulu sering disebut Langgar Merah. Selama kurun waktu empat dekade atau sekitar 38 tahun, jemaah yang beribadah di Langgar Merah makin ramai. Kemudian pada tahun 1918, bangunan musala diperluas, lalu diubah menjadi masjid. Renovasi besar-besaran tersebut membuat bangunan masjid makin megah dan modern.

Baca Juga :  “Saya Merugi karena Sembilan Kades Tidak Bayar”

Entah berapa rupiah yang sudah digunakan untuk memoles Masjid Syuhada tersebut. Namun, menurut Amang Eboy, 90 persen dana pembangunan masjid tersebut merupakan sumbangan dari masyarakat dan donator. “Ada juga sumbangan dari Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran saat periode pertama menjabat,” tutur Amang Eboy.

Diungkapkan Amang Eboy, Gubernur H Sugianto Sabran tidak asing dengan Masjid Syuhada. Sebab, gubernur pernah tinggal di sekitaran masjid itu saat masih remaja. “Saat remaja Bapak Gubernur H Sugianto Sabran sering bermain di sini (di kawasan Masjid Syuhada), sehingga masjid ini tidak asing lagi untuk beliau dan merupakan bagian dari sejarah hidup beliau. Karena itu, saat menjabat gubernur beliau sering sekali datang ke masjid ini,” ujarnya.

Baca Juga :  Supiani Menyasar Pasar dari Pagi, Siang, sampai Malam

Amang Eboy mengaku jika dirinya baru sekitar tiga tahun menjabat sebagai Ketua Pengurus Masjid Syuhada. Saat ini sudah ada kantor sekretariat. Pihaknya juga punya rencana membangun perpustakaan, sehingga jemaah bisa mendalami ilmu agama melalui buku-buku bacaan.

Setelah renovasi total itu, bangunan yang awalnya hanya 4×5 meter, kini menjadi 30×50 meter. Lantai dan dindingnya terbuat dari marmer. Masjid Syuhada yang terletak di Jalan Baamang 1, Kelurahan Baamang Tengah ini memiliki luas tanah sekitar 70×70 meter. Mampu menampung jemaah lebih banyak. “Daya tampung jemaah sekitar 1.000 orang,” bebernya.

Sebelum direnovasi total, bangunan masjid didirikan pertama kali pada tahun 1880 dengan ukuran 4×5 meter. Dahulu sering disebut Langgar Merah. Selama kurun waktu empat dekade atau sekitar 38 tahun, jemaah yang beribadah di Langgar Merah makin ramai. Kemudian pada tahun 1918, bangunan musala diperluas, lalu diubah menjadi masjid. Renovasi besar-besaran tersebut membuat bangunan masjid makin megah dan modern.

Baca Juga :  “Saya Merugi karena Sembilan Kades Tidak Bayar”

Entah berapa rupiah yang sudah digunakan untuk memoles Masjid Syuhada tersebut. Namun, menurut Amang Eboy, 90 persen dana pembangunan masjid tersebut merupakan sumbangan dari masyarakat dan donator. “Ada juga sumbangan dari Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran saat periode pertama menjabat,” tutur Amang Eboy.

Diungkapkan Amang Eboy, Gubernur H Sugianto Sabran tidak asing dengan Masjid Syuhada. Sebab, gubernur pernah tinggal di sekitaran masjid itu saat masih remaja. “Saat remaja Bapak Gubernur H Sugianto Sabran sering bermain di sini (di kawasan Masjid Syuhada), sehingga masjid ini tidak asing lagi untuk beliau dan merupakan bagian dari sejarah hidup beliau. Karena itu, saat menjabat gubernur beliau sering sekali datang ke masjid ini,” ujarnya.

Baca Juga :  Supiani Menyasar Pasar dari Pagi, Siang, sampai Malam

Amang Eboy mengaku jika dirinya baru sekitar tiga tahun menjabat sebagai Ketua Pengurus Masjid Syuhada. Saat ini sudah ada kantor sekretariat. Pihaknya juga punya rencana membangun perpustakaan, sehingga jemaah bisa mendalami ilmu agama melalui buku-buku bacaan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/