Rabu, November 13, 2024
32.2 C
Palangkaraya

Melihat Cetak Biru Provinsi Kalteng 2045

Modal dasar pembangunan itu pada akhirnya akan membentuk empat pilar pembangunan Kalteng. Empat pilar pembangunan itu terdiri atas pilar pertama yaitu pembangunan sumber daya manusia yang produktif, inklusif, adaptif, berbudaya, berdaya saing, serta menguasai iptek. Pilar kedua adalah pembangunan ekonomi yang berdaya saing, kreatif, dan berkelanjutan. Pilar ketiga adalah pengelolaan sumber daya alam, lingkungan, dan infrastruktur yang terpadu dan berkelanjutan. Pilar keempat yaitu penguatan modal sosial dan pemantapan tata kelola pemerintahan yang demokratis, efisien, efektif, serta mengutamakan pelayanan prima.

“Modal sosial menjadi sangat penting, karena modal sosial yang maju, seperti di negara Jepang, Korsel, China, Taiwan, itu modal sosialnya sangat kuat, bukan hanya modal ekonomi, modal sosial itu yang juga menjadi penentu kemajuan mereka,” jelasnya

Empat pilar itu, lanjut Sumedi, menjadi dasar untuk menyusun bagaimana mencapai Kalteng Emas 2045 yang maju. Empat pilar itu, ketika dijalankan secara bersama-sama dengan seluruh komponen pemerintahan serta instansi terkait, akan berkontribusi pada transformasi sosial, budaya, dan ekonomi wilayah Kalimantan Tengah yang lebih baik.

Lebih lanjut dijabarkannya, untuk menjalankan pilar pertama, perlu adanya peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, penguatan modal sosial, ketahanan budaya, etika dan moralitas, peningkatan literasi digital, manajemen talenta, dan reformasi ketenagakerjaan. Untuk menjalankan pilar kedua, perlu adanya pemantapan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan, penguatan kerja sama dan kemitraan UMKM, pengembangan industri pengolahan, pengembangan pariwisata, serta peningkatan investasi dan perdagangan.

Untuk menjalankan pilar ketiga diperlukan adanya peningkatan ketahanan energi dan air, pengelolaan hutan dan daerah aliran sungai, pengelolaan sampah, sanitasi dan air limbah, pembangunan perumahan dan permukiman, mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim, serta pembangunan infrastruktur yang terpadu dan merata. Untuk menjalankan pilar keempat, perlu dilakukan penguatan demokrasi, penguatan desa dan kecamatan sebagai pusat pelayanan, reformasi birokrasi, penataan manajemen keuangan dan aset daerah, serta pemberdayaan komunitas.

“Jadi untuk mewujudkan visi Kalteng 2045 yang maju bersama, bahagia, dan bermartabat, perlu dilakukan secara selaras empat pilar itu,” tuturnya.

Seluruh rancangan itu termaktub dalam buku Rancangan Grand Design Visi Kalimantan Tengah 2045: Maju Bersama, Bahagia, dan Bermartabat. Kehadiran buku itu disambut baik oleh gubernur. Selama ini Kalteng tidak memiliki sebuah kerangka acuan besar untuk membangun daerah. Keberadaan buku itu dapat menjadi kerangka acuan pembangunan Kalteng ke depan. Hal itu dikatakan oleh Wagub H Edy Pratowo saat menghadiri acara tersebut.

Modal dasar pembangunan itu pada akhirnya akan membentuk empat pilar pembangunan Kalteng. Empat pilar pembangunan itu terdiri atas pilar pertama yaitu pembangunan sumber daya manusia yang produktif, inklusif, adaptif, berbudaya, berdaya saing, serta menguasai iptek. Pilar kedua adalah pembangunan ekonomi yang berdaya saing, kreatif, dan berkelanjutan. Pilar ketiga adalah pengelolaan sumber daya alam, lingkungan, dan infrastruktur yang terpadu dan berkelanjutan. Pilar keempat yaitu penguatan modal sosial dan pemantapan tata kelola pemerintahan yang demokratis, efisien, efektif, serta mengutamakan pelayanan prima.

“Modal sosial menjadi sangat penting, karena modal sosial yang maju, seperti di negara Jepang, Korsel, China, Taiwan, itu modal sosialnya sangat kuat, bukan hanya modal ekonomi, modal sosial itu yang juga menjadi penentu kemajuan mereka,” jelasnya

Empat pilar itu, lanjut Sumedi, menjadi dasar untuk menyusun bagaimana mencapai Kalteng Emas 2045 yang maju. Empat pilar itu, ketika dijalankan secara bersama-sama dengan seluruh komponen pemerintahan serta instansi terkait, akan berkontribusi pada transformasi sosial, budaya, dan ekonomi wilayah Kalimantan Tengah yang lebih baik.

Lebih lanjut dijabarkannya, untuk menjalankan pilar pertama, perlu adanya peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, penguatan modal sosial, ketahanan budaya, etika dan moralitas, peningkatan literasi digital, manajemen talenta, dan reformasi ketenagakerjaan. Untuk menjalankan pilar kedua, perlu adanya pemantapan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan, penguatan kerja sama dan kemitraan UMKM, pengembangan industri pengolahan, pengembangan pariwisata, serta peningkatan investasi dan perdagangan.

Untuk menjalankan pilar ketiga diperlukan adanya peningkatan ketahanan energi dan air, pengelolaan hutan dan daerah aliran sungai, pengelolaan sampah, sanitasi dan air limbah, pembangunan perumahan dan permukiman, mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim, serta pembangunan infrastruktur yang terpadu dan merata. Untuk menjalankan pilar keempat, perlu dilakukan penguatan demokrasi, penguatan desa dan kecamatan sebagai pusat pelayanan, reformasi birokrasi, penataan manajemen keuangan dan aset daerah, serta pemberdayaan komunitas.

“Jadi untuk mewujudkan visi Kalteng 2045 yang maju bersama, bahagia, dan bermartabat, perlu dilakukan secara selaras empat pilar itu,” tuturnya.

Seluruh rancangan itu termaktub dalam buku Rancangan Grand Design Visi Kalimantan Tengah 2045: Maju Bersama, Bahagia, dan Bermartabat. Kehadiran buku itu disambut baik oleh gubernur. Selama ini Kalteng tidak memiliki sebuah kerangka acuan besar untuk membangun daerah. Keberadaan buku itu dapat menjadi kerangka acuan pembangunan Kalteng ke depan. Hal itu dikatakan oleh Wagub H Edy Pratowo saat menghadiri acara tersebut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/