Sabtu, November 23, 2024
23.7 C
Palangkaraya

Dua Wakil Rektor dan Satu Dekan Bersaing

Punya Peluang Sama Memimpin UPR Periode 2022-2026

PALANGKA RAYA-Pemilihan rektor Universitas Palangka Raya (UPR) periode 2022-2026 memasuki babak akhir. Setelah pemilihan putaran pertama, tiga nama peraih suara tertinggi dari 13 bakal calon (balon) sudah ditentukan. Mereka adalah Dr Berkat SP MSi (Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan), disusul Prof Dr Ir Salampak MS (Wakil Rektor Bidang Akademik UPR), dan posisi ketiga Dr Ir Sosilawaty MP (Dekan Fakultas Pertanian). Hasil tersebut berdasarkan pemilihan yang digelar secara tertutup di ballroom lantai 6, gedung Pusat Penelitian Inovasi Gambut (PPIG) UPR, Selasa (9/8).

Dua wakil rektor dan satu dekan peraih suara tertinggi ini akan bersaing lagi pada pemilihan tahap kedua. Ketiga calon rektor ini akan dipilih oleh 40 anggota senat dan 22 suara atau 35 persen dari menteri. Peraih suara terbanyak pada pemilihan tahap dua berhak memimpin UPR periode 2022-2026.

Pada pemilihan tahap pertama, 13 balon rektor bersaing merebut suara 40 anggota senat. Hasilnya, Dr Berkat SP MSc meraih 12 suara, Prof Dr Ir Salampak MS 8 suara, dan Dr Ir Sosilawaty MP dengan 6 suara (hasil lengkap lihat tabel). Total suara pemilih tahap ini berjumlah 39 suara, sedangkan satu senat atas nama Prof Agus Haryono tidak hadir.

Sebelum pemilihan tahap kedua, tiga nama terpilih pada pemilihan tahap satu akan dikirim ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. Setelah itu barulah dilakukan pemilihan tahap dua berdasarkan suara senat dan suara dari kementrian yang berjumlah 22 suara, yang mana 22 suara itu diambil dari 35/65x suara senat yang hadir, sesuai Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 21 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri.

Baca Juga :  Fakultas Hukum UPR Bahas Hukuman Mati Bagi Koruptor

Kepada awak media, Prof Joni Bungai selaku ketua panitia menyampaikan bahwa setelah penetapan akan dibuat laporan yang selanjutnya akan dikirim ke kementerian. Ketiga calon rektor tersebut akan diwawancarai oleh pihak kementerian. “Selanjutnya kami akan membuat laporan ke menteri dan nantinya ketiga calon rektor ini akan diwawancara oleh menteri, karena ini sudah ranahnya menteri,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Dr Berkat yang pada pemilihan tahap satu keluar sebagai peraih suara tertinggi, kepada wartawan mengaku optimistis sejak sebelum pemilihan tahap pertama. Itulah modal utamanya mengikuti pemilihan rektor UPR periode 2022-2026.

“Saya siap bahkan sejak sebelum pemilihan tahap pertama, itulah modal utama saya, optimistis dalam pemilihan rektor kali ini, sekarang jelas saya sudah masuk tiga besar, jadi saya makin optimistis,” ucapnya.

Ia menambahkan, tujuannya mengikuti pemilihan rektor bukan untuk mengejar jabatan, tetapi keinginannya untuk berkarya memajukan UPR.

Sementara itu, Prof Salampak berharap pemilihan tahap kedua nanti berjalan lancar. “Berharap pemilihan kedua nanti berlangsung lancar dan para menteri segara menjadwalkan pemilihan itu, siapa pun yang terpilih nanti, itulah yang terbaik untuk UPR,” ucapnya.

Ia menambahkan, walaupun suara yang didapatkannya pada putaran pertama bukan yang terbanyak, tapi menurutnya perubahan bisa saja terjadi pada putaran kedua nanti. “Sesuai pengalaman saya, Pak Elia dulu juga kalah pada putaran pertama, tapi pada putaran kedua beliau bisa menang hingga terpilih jadi rektor, jadi ini dinamis saja,” tutupnya.

Baca Juga :  MTsN 1 Kota Terima Penghargaan Madrasah Terbaik Se-Kalteng

Fuad Wiyono selaku perwakilan Kemendikbudristek menyampaikan, mekanisme pemilihan sudah diatur sedemikian bagus. Tahapan pertama sudah berjalan. Selanjutnya akan memasuki tahapan kedua.

“Mekanisme pemilihan rektor ini sudah diatur sedemikian bagusnya di Universitas Palangka Raya ini, sudah dijalankan beberapa tahapan, mulai dari penjaringan hingga pemilihan tahap pertama, selanjutnya akan memasuki tahapan kedua yang akan melibatkan juga pihak kementerian,” ucapnya.

Ia menjelaskan, selain berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 42 Tahun 2017 tentang Statuta Universitas Palangka Raya, mekanisme ini juga atas kesepakatan ketua maupun anggota senat. Karena senat merupakan undang-undang tertinggi dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi.

Fuad menyebut, ketiga calon terpilih pada tahap satu memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih pada pemilihan tahap berikutnya. Besar kemungkinan pemilihan tahap kedua akan dilaksanakan pada 29 Agustus mendatang.

Ketua senat sekaligus rektor UPR periode 2018-2022, Dr Andrie Elia menyebut, pemilihan rektor merupakan pemilihan yang demokratis. Tak ada suara rekayasa. Menurutnya, suara yang dihasilkan merupakan suara distribusi normal.

“Keliatan suara yang ada gimana, dan ini merupakan pemilihan yang demokratis, tidak ada rekayasa, seluruh suara yang ada merupakan distribusi normal,” ucapnya.

Andrie bersyukur panitia bisa menyelenggarakan pemilihan rektor secara terbuka. Ia berharap siapa pun yang nanti terpilih sebagai rektor, bisa membawa UPR ke arah lebih baik, bergengsi, dan menjadi universitas berstandar internasional. (*irj/ce/ala/ko)

Punya Peluang Sama Memimpin UPR Periode 2022-2026

PALANGKA RAYA-Pemilihan rektor Universitas Palangka Raya (UPR) periode 2022-2026 memasuki babak akhir. Setelah pemilihan putaran pertama, tiga nama peraih suara tertinggi dari 13 bakal calon (balon) sudah ditentukan. Mereka adalah Dr Berkat SP MSi (Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan), disusul Prof Dr Ir Salampak MS (Wakil Rektor Bidang Akademik UPR), dan posisi ketiga Dr Ir Sosilawaty MP (Dekan Fakultas Pertanian). Hasil tersebut berdasarkan pemilihan yang digelar secara tertutup di ballroom lantai 6, gedung Pusat Penelitian Inovasi Gambut (PPIG) UPR, Selasa (9/8).

Dua wakil rektor dan satu dekan peraih suara tertinggi ini akan bersaing lagi pada pemilihan tahap kedua. Ketiga calon rektor ini akan dipilih oleh 40 anggota senat dan 22 suara atau 35 persen dari menteri. Peraih suara terbanyak pada pemilihan tahap dua berhak memimpin UPR periode 2022-2026.

Pada pemilihan tahap pertama, 13 balon rektor bersaing merebut suara 40 anggota senat. Hasilnya, Dr Berkat SP MSc meraih 12 suara, Prof Dr Ir Salampak MS 8 suara, dan Dr Ir Sosilawaty MP dengan 6 suara (hasil lengkap lihat tabel). Total suara pemilih tahap ini berjumlah 39 suara, sedangkan satu senat atas nama Prof Agus Haryono tidak hadir.

Sebelum pemilihan tahap kedua, tiga nama terpilih pada pemilihan tahap satu akan dikirim ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. Setelah itu barulah dilakukan pemilihan tahap dua berdasarkan suara senat dan suara dari kementrian yang berjumlah 22 suara, yang mana 22 suara itu diambil dari 35/65x suara senat yang hadir, sesuai Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 21 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri.

Baca Juga :  Fakultas Hukum UPR Bahas Hukuman Mati Bagi Koruptor

Kepada awak media, Prof Joni Bungai selaku ketua panitia menyampaikan bahwa setelah penetapan akan dibuat laporan yang selanjutnya akan dikirim ke kementerian. Ketiga calon rektor tersebut akan diwawancarai oleh pihak kementerian. “Selanjutnya kami akan membuat laporan ke menteri dan nantinya ketiga calon rektor ini akan diwawancara oleh menteri, karena ini sudah ranahnya menteri,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Dr Berkat yang pada pemilihan tahap satu keluar sebagai peraih suara tertinggi, kepada wartawan mengaku optimistis sejak sebelum pemilihan tahap pertama. Itulah modal utamanya mengikuti pemilihan rektor UPR periode 2022-2026.

“Saya siap bahkan sejak sebelum pemilihan tahap pertama, itulah modal utama saya, optimistis dalam pemilihan rektor kali ini, sekarang jelas saya sudah masuk tiga besar, jadi saya makin optimistis,” ucapnya.

Ia menambahkan, tujuannya mengikuti pemilihan rektor bukan untuk mengejar jabatan, tetapi keinginannya untuk berkarya memajukan UPR.

Sementara itu, Prof Salampak berharap pemilihan tahap kedua nanti berjalan lancar. “Berharap pemilihan kedua nanti berlangsung lancar dan para menteri segara menjadwalkan pemilihan itu, siapa pun yang terpilih nanti, itulah yang terbaik untuk UPR,” ucapnya.

Ia menambahkan, walaupun suara yang didapatkannya pada putaran pertama bukan yang terbanyak, tapi menurutnya perubahan bisa saja terjadi pada putaran kedua nanti. “Sesuai pengalaman saya, Pak Elia dulu juga kalah pada putaran pertama, tapi pada putaran kedua beliau bisa menang hingga terpilih jadi rektor, jadi ini dinamis saja,” tutupnya.

Baca Juga :  MTsN 1 Kota Terima Penghargaan Madrasah Terbaik Se-Kalteng

Fuad Wiyono selaku perwakilan Kemendikbudristek menyampaikan, mekanisme pemilihan sudah diatur sedemikian bagus. Tahapan pertama sudah berjalan. Selanjutnya akan memasuki tahapan kedua.

“Mekanisme pemilihan rektor ini sudah diatur sedemikian bagusnya di Universitas Palangka Raya ini, sudah dijalankan beberapa tahapan, mulai dari penjaringan hingga pemilihan tahap pertama, selanjutnya akan memasuki tahapan kedua yang akan melibatkan juga pihak kementerian,” ucapnya.

Ia menjelaskan, selain berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 42 Tahun 2017 tentang Statuta Universitas Palangka Raya, mekanisme ini juga atas kesepakatan ketua maupun anggota senat. Karena senat merupakan undang-undang tertinggi dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi.

Fuad menyebut, ketiga calon terpilih pada tahap satu memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih pada pemilihan tahap berikutnya. Besar kemungkinan pemilihan tahap kedua akan dilaksanakan pada 29 Agustus mendatang.

Ketua senat sekaligus rektor UPR periode 2018-2022, Dr Andrie Elia menyebut, pemilihan rektor merupakan pemilihan yang demokratis. Tak ada suara rekayasa. Menurutnya, suara yang dihasilkan merupakan suara distribusi normal.

“Keliatan suara yang ada gimana, dan ini merupakan pemilihan yang demokratis, tidak ada rekayasa, seluruh suara yang ada merupakan distribusi normal,” ucapnya.

Andrie bersyukur panitia bisa menyelenggarakan pemilihan rektor secara terbuka. Ia berharap siapa pun yang nanti terpilih sebagai rektor, bisa membawa UPR ke arah lebih baik, bergengsi, dan menjadi universitas berstandar internasional. (*irj/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/