Jumat, November 22, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Prokes Ketat Dilakukan Selama Belajar Tatap Muka

PALANGKA RAYA- 11 Juli 2022 merupakan hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran 2022/2023. Suasana masuk sekolah khususnya di SDN 1 Bukit Tunggal Palangka Raya tampak meriah. Hal ini disebabkan karena adanya siswa baru yang didampingi oleh orang tua atau walinya.

Hardani, selaku kepala sekolah (Kasek) dari SDN 1 Bukit Tunggal mengatakan bahwa total murid baru berjumlah 89 orang.

Ada tiga sistem yang diterapkan pada pendaftaran di sekolah bertempat di Jalan Tingang ini. Sistem zonasi, afirmasi, dan surat tugas orang tua. Dari sistem ini kuota siswa terpenuhi dengan ideal yaitu 28-32 siswa perkelas.

“Untuk siswa baru itu dibagi menjadi tiga ruang kelas yaitu 1A berjumlah 30 siswa, 1B 30 siswa, dan 1C 29 siswa sesuai dengan aturan idealnya,”ucapnya kepada wartawan KaltengOnline, Senin (11/7).

Baca Juga :  Tim Kihajar MTsN 1 Kota Palangka Raya Melaju ke Nasional

Pria berusia 46 tahun itu mengatakan bahwa masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di sekolahnya berlangsung selama tiga hari, 11 Juli-13 Juli 2022. Dengan metode pengenalan guru, teman-teman kelas, sampai aturan tata tertib sekolah.

Walaupun telah melalui masa pandemi yang panjang, pria yang akrab disapa Pak Dani itu melanjutkan, protokol kesehatan masih diterapkan di sekolahnya. Baik cuci tangan di tiap ruang kelas pun masih ada dan tak lupa para murid dan guru tetap memakai masker bahkan di saat upacara berlangsung.

Pria yang baru dilantik sebagai kasek pada 15 Juni lalu itu berharap pandemi ini benar-benar hilang dan sekolah bisa melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan efektif dan maksimal. Serta dapat merangkul seluruh kalangan siswa dan guru ke arah yang lebih baik lagi.

Baca Juga :  KIP Buka Akses Pendidikan Bagi Warga Tak Mampu

Salah satu orang tua murid, Aryani juga berharap agar pembelajaran berlangsung secara tatap muka sepenuhnya. Karena ia merasa bahwa pembelajaran daring saat anaknya di TK dulu tidak efektif. Perempuan bercadar ini mengaku tidak siap jika anaknya belajar secara daring lagi karena ia merasa kasihan kepada anaknya, Aqila Hasna Humaira yang kesulitan untuk mengikuti pembeljaran secara daring.(qin)

PALANGKA RAYA- 11 Juli 2022 merupakan hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran 2022/2023. Suasana masuk sekolah khususnya di SDN 1 Bukit Tunggal Palangka Raya tampak meriah. Hal ini disebabkan karena adanya siswa baru yang didampingi oleh orang tua atau walinya.

Hardani, selaku kepala sekolah (Kasek) dari SDN 1 Bukit Tunggal mengatakan bahwa total murid baru berjumlah 89 orang.

Ada tiga sistem yang diterapkan pada pendaftaran di sekolah bertempat di Jalan Tingang ini. Sistem zonasi, afirmasi, dan surat tugas orang tua. Dari sistem ini kuota siswa terpenuhi dengan ideal yaitu 28-32 siswa perkelas.

“Untuk siswa baru itu dibagi menjadi tiga ruang kelas yaitu 1A berjumlah 30 siswa, 1B 30 siswa, dan 1C 29 siswa sesuai dengan aturan idealnya,”ucapnya kepada wartawan KaltengOnline, Senin (11/7).

Baca Juga :  Tim Kihajar MTsN 1 Kota Palangka Raya Melaju ke Nasional

Pria berusia 46 tahun itu mengatakan bahwa masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di sekolahnya berlangsung selama tiga hari, 11 Juli-13 Juli 2022. Dengan metode pengenalan guru, teman-teman kelas, sampai aturan tata tertib sekolah.

Walaupun telah melalui masa pandemi yang panjang, pria yang akrab disapa Pak Dani itu melanjutkan, protokol kesehatan masih diterapkan di sekolahnya. Baik cuci tangan di tiap ruang kelas pun masih ada dan tak lupa para murid dan guru tetap memakai masker bahkan di saat upacara berlangsung.

Pria yang baru dilantik sebagai kasek pada 15 Juni lalu itu berharap pandemi ini benar-benar hilang dan sekolah bisa melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan efektif dan maksimal. Serta dapat merangkul seluruh kalangan siswa dan guru ke arah yang lebih baik lagi.

Baca Juga :  KIP Buka Akses Pendidikan Bagi Warga Tak Mampu

Salah satu orang tua murid, Aryani juga berharap agar pembelajaran berlangsung secara tatap muka sepenuhnya. Karena ia merasa bahwa pembelajaran daring saat anaknya di TK dulu tidak efektif. Perempuan bercadar ini mengaku tidak siap jika anaknya belajar secara daring lagi karena ia merasa kasihan kepada anaknya, Aqila Hasna Humaira yang kesulitan untuk mengikuti pembeljaran secara daring.(qin)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/