Jumat, November 22, 2024
24.1 C
Palangkaraya

Dari Kelakai dan Karamunting

LPKM UPR Latih Ibu-ibu Pengajian Membuat Mie

PALANGKA RAYA – LPKM UPR melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan kelompok ibu-ibu pengajian di Kelurahan Menteng. Mengenai pengolahan diversifikasi olahan pangan tanaman khas lahan basah yaitu pengolahan mie yang memanfaatkan tanaman daun kelakai (stenochlaena palustris) dan buah karamunting (melastoma malabathricum).

Pembuatan produk mie ‘KEKAR’  dari daun kelakai dan buah karamunting yang melibatkan kelompok ibu-ibu pengajian di Kelurahan Menteng, telah dilaksanakan di Kelurahan Pahandut Seberang, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, beberapa waktu lalu.

“Transfer ilmu pengetahuan melalui pelaksanaan PKM, diharapkan dapat memberdayakan masyarakat untuk melakukan diversifikasi pangan dalam pengolahan sumberdaya lokal, berbasis tanaman kelakai dan karamunting menjadi produk dengan nilai jual tinggi,” kata Ketua Tim Pelaksana PKM Ir Nursiah MP, Jumat (18/11).

Baca Juga :  SMAN 5 Sudah Laksanakan PTM Penuh

Nursiah menjelaskan, pengolahan sumberdaya lokal ini karena potensi sumber daya alam yang dimiliki kawasan lahan basah sangat beragam, diantaranya adalah tanaman pangan yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Contohnya kelakai dan karamunting.

Kelakai merupakan tanaman paku-pakuan yang hidup dilahan gambut dan banyak ditemukan di Palangka Raya, yang memiliki struktur tanah gambut. Kelakai juga memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan yaitu memiliki kandungan antioksidan tinggi.

Selain itu, berdasarkan analisis kandungan nutrisi bahwa kelakai memiliki kandungan kalium dan fosfor yang baik. Banyak hasil studi sebelumnya tentang kelakai untuk kesehatan sehingga memungkinkan dapat dikembangkan menjadi makanan dan minuman olahan yang unik, kreatif, inovatif dan bernilai gizi serta berdaya saing di dunia wirausaha.

Baca Juga :  Sekda Kukuhkan Perkumpulan Juang Kencana Kapuas

Mengenai tanaman karamunting, jika dilihat dari kandungan flavonoid yang dimiliki buah kamunting, maka buah ini berpotensi untuk dijadikan zat warna alam pada makanan. Penampilan buah karamunting yang berwarna ungu menunjukkan ada pewarna alami yang terkandung didalamnya.

Menurut dia, tanaman kelakai dan karamunting mudah ditemukan di sekitar lahan basah, salah satunya di Kelurahan Menteng. Sayangnya, pengetahuan masyarakat setempat terhadap pemanfaatan tanaman ini minim. Padahal nilai ekonomis kelakai dapat ditingkatkan lagi dengan cara pengembangan produk pengolahanya.

“Daun kelakai dapat diolah menjadi keripik kelakai, mie kelakai dan pembuatan olahan roti dengan memanfaatkan tepung kelakai. Sedangkan karamunting dapat diolah menjadi sirup, mie dan selai. Pengolahan diversifikasi produk tanaman pangan khas rawa ini cukup sederhana dan teknologi yang digunakan tidak rumit,” tandasnya. (soc/aza/b5)

PALANGKA RAYA – LPKM UPR melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan kelompok ibu-ibu pengajian di Kelurahan Menteng. Mengenai pengolahan diversifikasi olahan pangan tanaman khas lahan basah yaitu pengolahan mie yang memanfaatkan tanaman daun kelakai (stenochlaena palustris) dan buah karamunting (melastoma malabathricum).

Pembuatan produk mie ‘KEKAR’  dari daun kelakai dan buah karamunting yang melibatkan kelompok ibu-ibu pengajian di Kelurahan Menteng, telah dilaksanakan di Kelurahan Pahandut Seberang, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, beberapa waktu lalu.

“Transfer ilmu pengetahuan melalui pelaksanaan PKM, diharapkan dapat memberdayakan masyarakat untuk melakukan diversifikasi pangan dalam pengolahan sumberdaya lokal, berbasis tanaman kelakai dan karamunting menjadi produk dengan nilai jual tinggi,” kata Ketua Tim Pelaksana PKM Ir Nursiah MP, Jumat (18/11).

Baca Juga :  SMAN 5 Sudah Laksanakan PTM Penuh

Nursiah menjelaskan, pengolahan sumberdaya lokal ini karena potensi sumber daya alam yang dimiliki kawasan lahan basah sangat beragam, diantaranya adalah tanaman pangan yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Contohnya kelakai dan karamunting.

Kelakai merupakan tanaman paku-pakuan yang hidup dilahan gambut dan banyak ditemukan di Palangka Raya, yang memiliki struktur tanah gambut. Kelakai juga memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan yaitu memiliki kandungan antioksidan tinggi.

Selain itu, berdasarkan analisis kandungan nutrisi bahwa kelakai memiliki kandungan kalium dan fosfor yang baik. Banyak hasil studi sebelumnya tentang kelakai untuk kesehatan sehingga memungkinkan dapat dikembangkan menjadi makanan dan minuman olahan yang unik, kreatif, inovatif dan bernilai gizi serta berdaya saing di dunia wirausaha.

Baca Juga :  Sekda Kukuhkan Perkumpulan Juang Kencana Kapuas

Mengenai tanaman karamunting, jika dilihat dari kandungan flavonoid yang dimiliki buah kamunting, maka buah ini berpotensi untuk dijadikan zat warna alam pada makanan. Penampilan buah karamunting yang berwarna ungu menunjukkan ada pewarna alami yang terkandung didalamnya.

Menurut dia, tanaman kelakai dan karamunting mudah ditemukan di sekitar lahan basah, salah satunya di Kelurahan Menteng. Sayangnya, pengetahuan masyarakat setempat terhadap pemanfaatan tanaman ini minim. Padahal nilai ekonomis kelakai dapat ditingkatkan lagi dengan cara pengembangan produk pengolahanya.

“Daun kelakai dapat diolah menjadi keripik kelakai, mie kelakai dan pembuatan olahan roti dengan memanfaatkan tepung kelakai. Sedangkan karamunting dapat diolah menjadi sirup, mie dan selai. Pengolahan diversifikasi produk tanaman pangan khas rawa ini cukup sederhana dan teknologi yang digunakan tidak rumit,” tandasnya. (soc/aza/b5)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/