PALANGKA RAYA-Mengusung motto Betang Pansila, UPR Jaya Raya, Dr Berkat SP MSi maju menjadi salah bakal calon rektor Universitas Palangka Raya periode 2022-2026. Dia siap mewujudkan visinya menjadikan UPR sebagai perguruan tinggi dengan keunggulan, inovasi, dan integritas akademik, serta memiliki jejaring global, didasari nilai kearifan lokal pada tahun 2026 dalam menghasilkan SDM berkualitas, bermoral Pancasila, dan berdaya saing tinggi.
Berkat menguraikan ada beberapa unsur yang terkadung dalam visi itu. Pertama, unggul, menurut Berkat UPR harus unggul secara spesifik. Karena sulit untuk bersaing dengan perguruan tinggi yang jauh lebih maju.
“UPR harus memiliki keunggulan komparatif yang berciri khas kearifan lokal. Pontensi-potensi lokal itu yang membuat kita bisa jadi unggul,” ujar Berkat yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum UPR.
Kata kunci kedua adalah inovasi. UPR harus berlomba untuk mendapatkan inovasi karena ini menjadi hal yang strategis di ranah nasional maupun internasional. Inovasi yang diharapkan adalah yang berkarakter, khas dan tidak ada di perguruan tinggi lain.
Kata kunci ketiga, menurut Berkat adalah integritas. Civitas akademika ini adalah orang-orang yang akan memberikan layanan ke masyarakat. “Harus bersih dan terbuka di dalam melayani,” ujar Berkat saat ditemui di ruang kerjanya.
Kata kunci keempat adalah jejaring global. Saat ini UPR terbuka lebar untuk membangun jejaring dengan masyarakat, pemerintah, dunia usaha skala lokal, nasional dan internasional.
“Saat ini kita tak bisa menutup diri. Keterbukaan, dan informasi global berkembang pesat. Kita tak boleh terkungkung di lingkungan sendiri. Kita harus berani keluar untuk berinteraksi,” ujar Berkat.
Kata kunci kelima adalah kearifan lokal. UPR berada di Kalteng, yang mana Budaya Betang menjadi ciri khas. Jangan gengsi mengangkat kearifan lokal yang dimodernisasi.
Jangan gengsi. Mari angkat kearifan lokal, yang membuat UPR memiliki ciri khas dan bisa unggul dari perguruan tinggi lain. “Mewujudkan visi itu saya punya motto, yakni Betang Pancasila, UPR Jaya Raya,” ujar Berkat.
Apa makna dari motto itu, menurut Berkat UPR ini ada dia anggap sebagai sebuah Huma Betang, rumah besar yang di dalamnya hidup beragam. Namun penghuninya memiliki empat karakteristik, yakni jujur, adil, kerjasama dan beradab.
“Sedangkan Pancasila adalah lima mutiara indah yang menaungi UPR. Jika saya dipercaya memimpin, maka civitas akademika harus meletakan dasar yang kuat, yakni berketuhanan, berkemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial,” ujar Berkat.
AKREDITASI PROGRAM STUDI
Selanjutnya berbicara soal akreditasi, bagi berkat ini bukan hal baru. Karena sebelum ini dia pernah menjadi Ketua Lembaga Pengembangan Pengajaran dan Penjamin Mutu Pendidikan UPR. Lembaga ini yang menfasilitasi akreditasi.
Sebenarnya indikator untuk menaikan akreditasi ini, standarnya sangat jelas. Namun yang kadang jadi masalah adalah penyusunan dokumen. Sebenarnya yang jadi fokus harusnya adalah pemenuhan standar-standar.
“Ada yang mengatakan tidak mungkin prodi di UPR bisa dapat akreditasi A. Saya katakana bukan tidak mungkin, dan itu kita buktikan dengan adanya dua prodi di FISIP yang meraih akreditasi A. Kemudian menaikan yang C menjadi B. Ini semua mungkin. Artinya, ada strategi untuk mencapainya,” ujar Berkat menjawab soal akreditasi.
Dia optimistis, target 50 persen prodi memperoleh akreditasi A, bisa tercapai, jika memimpin UPR. Ada persiapan satu tahun untuk menjadi prodi menjadi akreditasi A atau unggul. Diantaranya mengisi instrumen-instrumen yang masih kurang. Berkolaborasi dengan assesor BAN PT yang memahami soal itu. Tidak kalah penting membangun komitmen bersama.
“Saya sudah memetakan. Banyak program studi dalam empat tahun ke depan akreditasnya bisa menjadi unggul. Misalnya di Fakultas Pertanian, ada 3 prodi yang siap jadi unggul. Di FT, ada 3 juga yang bisa unggul. Di FH ada 1 prodi. Di FISIP 1 prodi. Di FEB ada dua prodi yang bisa jadi unggul. Di FK 1 prodi. Semua butuh sumber daya yang tidak sedikit,” ujar Berkat.
Terkait anggaran, menurut Berkat, untuk mencapai prodi unggul itu, maka beban anggaran jangan dibebankan ke fakultas, tapi harus ditanggung universitas. Selain anggaran perlu juga dukungan dari penjaminan mutu internal. (sma/ala/ko)