Jumat, November 22, 2024
23.5 C
Palangkaraya

Perilaku Merokok Pada Remaja

ROKOK memiliki kandungan yang berbahaya bagi tubuh manusia. Asap rokok berdampak buruk bagi perokok aktif maupun perokok pasif, khususnya bagi tumbuh kembang dan kesehatan anak dan remaja. Tidak hanya berdampak buruk pada fisik tetapi juga mempengaruhi psikologis remaja. Menurut Global Youth Tobacco Survey dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi perokok terutama di kalangan remaja terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Terbentuknya perilaku merokok remaja disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri yaitu faktor perkembangan remaja seperti mencari identitas diri, dan kepuasan psikologis. Kemudian faktor eksternal atau lingkungan seperti adanya figur contoh orangtua dan orang dewasa merokok di sekitarnya, ajakan merokok dari teman-teman sebaya, hubungan keluarga yang kurang harmonis, serta iklan di televisi dan media massa. Perilaku merokok menjadi salah satu pelampiasan bagi beberapa remaja untuk mengatasi stres. Kandungan nikotin di dalam rokok menimbulkan ketergantungan. Apabila dengan merokok membuat pikiran remaja menjadi lebih tenang maka akan memunculkan rasa nyaman sehingga perilaku merokok pun akan berulang. Jika sudah terbiasa merokok maka seseorang akan cenderung kesulitan untuk berhenti merokok. Padahal dapat berdampak buruk terhadap kinerja otak. Selain itu remaja menjadi mengabaikan pikiran dan perasaannya dan memiliki strategi menghadapi stres yang kurang adaptif. Kemudian merokok dapat menimbulkan kebiasaan buruk yang mempengaruhi kehidupan sosial seperti remaja menjadi bersikap lebih agresi. Perilaku merokok pada remaja bisa terjadi karena terbatasnya keterampilan remaja dalam mengatasi masalah. Pada usia perkembangannya remaja masih kesulitan dalam membedakan apakah suatu perilaku itu benar atau salah dan baik atau buruk.
Maka dari itu lingkungan sosial remaja sangat berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, dan perhatian individu terhadap rokok. Sangatlah penting untuk dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian perilaku merokok agar prevalensi perokok khususnya di kalangan remaja dapat menurun dan menyelamatkan generasi muda dari bahaya merokok, sehingga dapat tercipta generasi emas di masa depan. (*)

Baca Juga :  FKUB Kalteng Gelar Rakorwil Tingkat Provinsi

ROKOK memiliki kandungan yang berbahaya bagi tubuh manusia. Asap rokok berdampak buruk bagi perokok aktif maupun perokok pasif, khususnya bagi tumbuh kembang dan kesehatan anak dan remaja. Tidak hanya berdampak buruk pada fisik tetapi juga mempengaruhi psikologis remaja. Menurut Global Youth Tobacco Survey dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi perokok terutama di kalangan remaja terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Terbentuknya perilaku merokok remaja disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri yaitu faktor perkembangan remaja seperti mencari identitas diri, dan kepuasan psikologis. Kemudian faktor eksternal atau lingkungan seperti adanya figur contoh orangtua dan orang dewasa merokok di sekitarnya, ajakan merokok dari teman-teman sebaya, hubungan keluarga yang kurang harmonis, serta iklan di televisi dan media massa. Perilaku merokok menjadi salah satu pelampiasan bagi beberapa remaja untuk mengatasi stres. Kandungan nikotin di dalam rokok menimbulkan ketergantungan. Apabila dengan merokok membuat pikiran remaja menjadi lebih tenang maka akan memunculkan rasa nyaman sehingga perilaku merokok pun akan berulang. Jika sudah terbiasa merokok maka seseorang akan cenderung kesulitan untuk berhenti merokok. Padahal dapat berdampak buruk terhadap kinerja otak. Selain itu remaja menjadi mengabaikan pikiran dan perasaannya dan memiliki strategi menghadapi stres yang kurang adaptif. Kemudian merokok dapat menimbulkan kebiasaan buruk yang mempengaruhi kehidupan sosial seperti remaja menjadi bersikap lebih agresi. Perilaku merokok pada remaja bisa terjadi karena terbatasnya keterampilan remaja dalam mengatasi masalah. Pada usia perkembangannya remaja masih kesulitan dalam membedakan apakah suatu perilaku itu benar atau salah dan baik atau buruk.
Maka dari itu lingkungan sosial remaja sangat berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, dan perhatian individu terhadap rokok. Sangatlah penting untuk dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian perilaku merokok agar prevalensi perokok khususnya di kalangan remaja dapat menurun dan menyelamatkan generasi muda dari bahaya merokok, sehingga dapat tercipta generasi emas di masa depan. (*)

Baca Juga :  FKUB Kalteng Gelar Rakorwil Tingkat Provinsi

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/