Jumat, Juli 4, 2025
30.5 C
Palangkaraya

Wamen P2MI Tegaskan Arahan Presiden Prabowo Soal Masa Depan Pemuda Indonesia

PALANGKA RAYA-Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI) Dzulfikar Ahmad Tawalla, menegaskan bahwa visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam membangun mentalitas dan kapasitas generasi muda harus menjadi fondasi dalam mengelola bonus demografi Indonesia untuk menjadikan bangsa ini sebagai poros ekonomi global.

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Wamen P2MI, Dzulfikar Ahmad Tawalla

Hal tersebut disampaikan Dzulfikar saat menjadi narasumber dalam forum Rapat Pimpinan Paripurna Nasional (Rapimpurnas) DPP KNPI yang dihadiri oleh pimpinan pemuda dari seluruh Indonesia.

“Presiden Prabowo menekankan bahwa mentalitas adalah pilar utama pembangunan. Tanpa karakter, daya juang, dan ketahanan mental, angka-angka ekonomi tak akan berarti. Karena itu, investasi pada generasi muda adalah investasi strategis bangsa,” ujar Dzulfikar.

 

Dampak Transformasi Digital Terhadap Dunia Kerja

Wamen Dzulfikar mengungkapkan bahwa secara historis, setiap 1% pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu menciptakan sekitar 350.000 hingga 400.000 lapangan kerja. Namun kini, realitas tersebut telah berubah secara drastis.

“Dalam 15 tahun terakhir, angka itu terus menurun. Dengan digitalisasi, automasi, dan kehadiran teknologi Artificial Intelligence, seperti Generative AI hingga Facial Intelligence, 1% pertumbuhan ekonomi kini hanya mampu menciptakan sekitar 100.000 lapangan kerja, bahkan bisa kurang,” ungkapnya.

Baca Juga :  Persaingan Masuk Kedokteran UPR Prodi Pendidikan Dokter UPR Paling Ketat

Ia menekankan bahwa ini adalah tanda terjadinya ‘decoupling’ antara pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, yang membuat strategi pembangunan sumber daya manusia harus bertransformasi.

“Ini bukan sekadar tantangan, tetapi juga peluang. Generasi muda Indonesia harus mengambil posisi strategis, bukan hanya sebagai tenaga kerja, tapi sebagai pelaku utama pembangunan dan transformasi ekonomi bangsa, baik di dalam maupun di luar negeri.”

 

Indonesia di Tengah Krisis Tenaga Kerja Global

Dzulfikar menyoroti bahwa saat banyak negara maju menghadapi krisis penuaan penduduk (aging population) dan kekurangan tenaga kerja, Indonesia justru berada dalam masa keemasan bonus demografi. Saat ini, lebih dari 68% penduduk Indonesia berada pada usia produktif.

Namun, menurutnya, angka itu hanya akan berdampak bila dikelola dengan mentalitas produktif dan strategi kebijakan yang tepat.

“Kita tidak boleh kehilangan momentum. Bonus demografi hanya menjadi kekuatan apabila terhubung dengan pendidikan yang relevan, pelatihan yang adaptif, dan orientasi kerja yang terbuka ke dunia,” tegas Dzulfikar.

Baca Juga :  Poktan Desa Serapat Mendapat Bantuan Alsintan dari Menteri Pertanian

 

Transformasi Kelembagaan: Negara Hadir untuk Generasi Muda

Transformasi status dari Badan Nasional menjadi Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia disebut Dzulfikar sebagai bagian dari komitmen negara untuk memastikan bahwa perlindungan dan pemberdayaan pekerja migran, terutama generasi muda, dilakukan secara terstruktur dan menyeluruh.

“Presiden Prabowo ingin negara hadir secara utuh. Tidak hanya melindungi, tapi juga memberdayakan dan membuka jalan bagi anak-anak muda Indonesia menjadi duta ekonomi bangsa di tingkat global,” tambahnya.

 

KNPI sebagai Garda Kepemudaan Strategis

Menutup sambutannya, Dzulfikar mengajak seluruh unsur Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) untuk turut mengambil peran dalam menyambut arah baru bangsa, dengan menjadikan bonus demografi sebagai kekuatan geopolitik dan geostrategis Indonesia.

Wamen P2MI, Dzulfikar Ahmad Tawalla bersama Ketua KNPI Kalteng

“Pemuda hari ini harus berpikir lintas batas, bermental negarawan, dan berani mengambil posisi sebagai penggerak peradaban baru. Dunia sedang menua, Indonesia sedang tumbuh. Kita tidak boleh melewatkan takdir sejarah ini,” pungkasnya.(hen/ram)

PALANGKA RAYA-Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI) Dzulfikar Ahmad Tawalla, menegaskan bahwa visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam membangun mentalitas dan kapasitas generasi muda harus menjadi fondasi dalam mengelola bonus demografi Indonesia untuk menjadikan bangsa ini sebagai poros ekonomi global.

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Wamen P2MI, Dzulfikar Ahmad Tawalla

Hal tersebut disampaikan Dzulfikar saat menjadi narasumber dalam forum Rapat Pimpinan Paripurna Nasional (Rapimpurnas) DPP KNPI yang dihadiri oleh pimpinan pemuda dari seluruh Indonesia.

“Presiden Prabowo menekankan bahwa mentalitas adalah pilar utama pembangunan. Tanpa karakter, daya juang, dan ketahanan mental, angka-angka ekonomi tak akan berarti. Karena itu, investasi pada generasi muda adalah investasi strategis bangsa,” ujar Dzulfikar.

 

Dampak Transformasi Digital Terhadap Dunia Kerja

Wamen Dzulfikar mengungkapkan bahwa secara historis, setiap 1% pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu menciptakan sekitar 350.000 hingga 400.000 lapangan kerja. Namun kini, realitas tersebut telah berubah secara drastis.

“Dalam 15 tahun terakhir, angka itu terus menurun. Dengan digitalisasi, automasi, dan kehadiran teknologi Artificial Intelligence, seperti Generative AI hingga Facial Intelligence, 1% pertumbuhan ekonomi kini hanya mampu menciptakan sekitar 100.000 lapangan kerja, bahkan bisa kurang,” ungkapnya.

Baca Juga :  Persaingan Masuk Kedokteran UPR Prodi Pendidikan Dokter UPR Paling Ketat

Ia menekankan bahwa ini adalah tanda terjadinya ‘decoupling’ antara pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, yang membuat strategi pembangunan sumber daya manusia harus bertransformasi.

“Ini bukan sekadar tantangan, tetapi juga peluang. Generasi muda Indonesia harus mengambil posisi strategis, bukan hanya sebagai tenaga kerja, tapi sebagai pelaku utama pembangunan dan transformasi ekonomi bangsa, baik di dalam maupun di luar negeri.”

 

Indonesia di Tengah Krisis Tenaga Kerja Global

Dzulfikar menyoroti bahwa saat banyak negara maju menghadapi krisis penuaan penduduk (aging population) dan kekurangan tenaga kerja, Indonesia justru berada dalam masa keemasan bonus demografi. Saat ini, lebih dari 68% penduduk Indonesia berada pada usia produktif.

Namun, menurutnya, angka itu hanya akan berdampak bila dikelola dengan mentalitas produktif dan strategi kebijakan yang tepat.

“Kita tidak boleh kehilangan momentum. Bonus demografi hanya menjadi kekuatan apabila terhubung dengan pendidikan yang relevan, pelatihan yang adaptif, dan orientasi kerja yang terbuka ke dunia,” tegas Dzulfikar.

Baca Juga :  Poktan Desa Serapat Mendapat Bantuan Alsintan dari Menteri Pertanian

 

Transformasi Kelembagaan: Negara Hadir untuk Generasi Muda

Transformasi status dari Badan Nasional menjadi Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia disebut Dzulfikar sebagai bagian dari komitmen negara untuk memastikan bahwa perlindungan dan pemberdayaan pekerja migran, terutama generasi muda, dilakukan secara terstruktur dan menyeluruh.

“Presiden Prabowo ingin negara hadir secara utuh. Tidak hanya melindungi, tapi juga memberdayakan dan membuka jalan bagi anak-anak muda Indonesia menjadi duta ekonomi bangsa di tingkat global,” tambahnya.

 

KNPI sebagai Garda Kepemudaan Strategis

Menutup sambutannya, Dzulfikar mengajak seluruh unsur Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) untuk turut mengambil peran dalam menyambut arah baru bangsa, dengan menjadikan bonus demografi sebagai kekuatan geopolitik dan geostrategis Indonesia.

Wamen P2MI, Dzulfikar Ahmad Tawalla bersama Ketua KNPI Kalteng

“Pemuda hari ini harus berpikir lintas batas, bermental negarawan, dan berani mengambil posisi sebagai penggerak peradaban baru. Dunia sedang menua, Indonesia sedang tumbuh. Kita tidak boleh melewatkan takdir sejarah ini,” pungkasnya.(hen/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/