PALANGKA RAYA – Sekitar lima orang perwakilan dari Instansi/unit terkait dan mahasiswa perguruan tinggi negeri/swasta serta asosiasi guru sejarah Indonesia (AGSI) mengikuti Kegiatan Diskusi Terpumpun Pengkajian Koleksi (Guci/Martavan), yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Balanga.
Kepala UPT Museum Balanga Hasanudin mengatakan, Kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk menumbuhkan rasa kecintaan para Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat terhadap barang-barang peninggalan Leluhur.
“Diskusi terpumpun tentang kearifan lokal dan budaya dalam topik permuseuman, kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan program pemerintah baik Pusat Maupun daerah,” ujarnya.
Acara yang di gelar di Auditorium Museum Balanga Kamis (11/11) Jalan Cilik Riwut Km 2 Palangka Raya tersebut, untuk memberikan wadah bagi generasi muda, agar dapat belajar dan berkreatifitas serta memotivasi agar ikut proaktif menjaga dan melestarikan seni budaya serta kearifan lokal suku Dayak, yang terus dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kalteng melalui UPT Museum Balanga.
Hasanudin menambahkan, Guci/Martavan merupakan benda warisan leluhur yang sarat dengan kearifan lokal Dayak Kalteng, sehingga perlu dikenalkan sejarahnya serta upaya pelestariannya kepada generasi muda.
“Setelah kegiatan ini, nantinya para pelajar, mahasiswa dan komponen masyarakat, dapat memanfaatkan Museum Balanga sebagai tempat edukasi pembelajaran nilai sejarah dan budaya,”ungkapnya.
Ditempat yang sama Kepala Disbudpar Kalteng, Guntur Taladjan, saat membuka acara tersebut mengatakan, upaya membangun pengetahuan sekaligus pelestarian seni budaya dan kearifan lokal agar tetap eksis terus dilakukan oleh pihaknya.
“Seperti kegiatan diskusi terpumpun pengkajian koleksi Guci/Martavan ini, sangat kami dukung. Perku diingat, upaya pelestarian seni budaya dan kearifan lokal bukan hanya tugas pemerintah, tapi tugas kita bersama,” ucapnya. Pelaksanaan Kegiatan Diskusi Terpumpun Pengkajian Koleksi (Guci/Martavan) dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. (dha/sma)