Jumat, Juni 28, 2024
29.9 C
Palangkaraya

Menghadapi  Krisis Multidimensi, Indonesia Harus Percaya Diri

NUSA DUA-Ancaman inflasi tinggi, kontraksi ekonomi menuju resesi, serta  situasi geopolitik  dunia yang serba tidak pasti, membuat Indonesia   berhadapan dengan kondisi krisis multidimensi. Karena itu Indonesia diharapkan harus tampil percaya diri dan tidak mengambil sikap defensif dalam menghadapi krisis multidimensi ini.

Hal tersebut disampaikan Mahendra Siregar, ketua dewan komisioner otoritas Jasa keuangan saat menjadi pembicara dalam  kegiatan acara  18th Indonesian Palm Oil Conference and 2023 Price Outlook di Bali International Convention Center (BICC), Kamis 3 November 2022.

Mahendra berpendapat, Indonesia harus tetap percaya diri karena dianugerahi dengan banyak kekayaan alam, mulai dari komoditas pertanian dan perkebunan seperti kelapa sawit hingga kandungan energi seperti batu bara. Selain itu kondisi ekonomi yang masih cukup terjaga sampai saat ini    diyakini membuat Indonesia mampu melewati situasi krisis multidimensi ini.

Baca Juga :  Koordinasi dengan Pelaku Usaha, Kemendag Jamin Kedelai Cukup untuk Natal dan Tahun Baru

Menurut Mahendra sejumlah hal  penting dan fundamental harus dilakukan pembenahan oleh pihak pemerintah agar komoditas Indonesia dapat berkembang dan diterima oleh pasar internasional. Dia merujuk pada masalah lingkungan hidup yang sering menjadi pembahasan pihak internasional.

“Di sisi lingkungan hidup, Indonesia sebenarnya punya solusi lingkungan dan konservasi yang terus dibenahi, sehingga komoditas Indonesia seperti sawit secara fundamental dapat terus diterima dan berkembang,” kata Mahendra Siregar .

Mahendra mengemukakan ada sejumlah hal yang berpotensi membentuk krisis multidimensi yang dapat berakibat pada The Perfect Storm atau badai krisis sempurna  di Indonesia.

Mulai dari kondisi inflasi yang tinggi yang memaksa ekonomi suatu negara terkontraksi dan  mengakibatkan situasi negara jatuh dalam kondisi resesi.

Faktor lain adalah ketidakpastian dalam lingkup geopolitik. Kondisi geopolitik ini perlu diperhitungkan karena dampaknya  juga mulai terlihat cukup besar.

Baca Juga :  Mama-Mama Muda Kembali Tertipu Arisan Online

Lebih lanjut, Mahendra menyatakan, OJK sebagai bagian dari keseluruhan sistem yang bertugas  menjaga sistem keuangan bersama industri jasa keuangan (IJK) lain akan konsisten mencermati, memantau dan melakukan mitigasi dalam  menghadapi persoalan global dengan tingkat ketidakpastiannya cukup tinggi.

“OJK terus melakukan pembahasan, antisipasi, untuk bisa memitigasi, termasuk dengan apa yang dimaksud dengan langkah-langkah stress test, sehingga kita tidak panik dan tidak lengah terhadap risiko-risiko tadi,” ungkap dia.

Di sisi lain, Mahendra menilai, ekonomi Indonesia sendiri telah tumbuh dan terjaga baik, meski dihadapkan badai dan ketidakpastian.

“Proyeksi ke depan juga masih baik dengan pertumbuhan sama atau di atas 5 persen sampai akhir tahun ini,” kata Mahendra Siregar. (sja/ala)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NUSA DUA-Ancaman inflasi tinggi, kontraksi ekonomi menuju resesi, serta  situasi geopolitik  dunia yang serba tidak pasti, membuat Indonesia   berhadapan dengan kondisi krisis multidimensi. Karena itu Indonesia diharapkan harus tampil percaya diri dan tidak mengambil sikap defensif dalam menghadapi krisis multidimensi ini.

Hal tersebut disampaikan Mahendra Siregar, ketua dewan komisioner otoritas Jasa keuangan saat menjadi pembicara dalam  kegiatan acara  18th Indonesian Palm Oil Conference and 2023 Price Outlook di Bali International Convention Center (BICC), Kamis 3 November 2022.

Mahendra berpendapat, Indonesia harus tetap percaya diri karena dianugerahi dengan banyak kekayaan alam, mulai dari komoditas pertanian dan perkebunan seperti kelapa sawit hingga kandungan energi seperti batu bara. Selain itu kondisi ekonomi yang masih cukup terjaga sampai saat ini    diyakini membuat Indonesia mampu melewati situasi krisis multidimensi ini.

Baca Juga :  Koordinasi dengan Pelaku Usaha, Kemendag Jamin Kedelai Cukup untuk Natal dan Tahun Baru

Menurut Mahendra sejumlah hal  penting dan fundamental harus dilakukan pembenahan oleh pihak pemerintah agar komoditas Indonesia dapat berkembang dan diterima oleh pasar internasional. Dia merujuk pada masalah lingkungan hidup yang sering menjadi pembahasan pihak internasional.

“Di sisi lingkungan hidup, Indonesia sebenarnya punya solusi lingkungan dan konservasi yang terus dibenahi, sehingga komoditas Indonesia seperti sawit secara fundamental dapat terus diterima dan berkembang,” kata Mahendra Siregar .

Mahendra mengemukakan ada sejumlah hal yang berpotensi membentuk krisis multidimensi yang dapat berakibat pada The Perfect Storm atau badai krisis sempurna  di Indonesia.

Mulai dari kondisi inflasi yang tinggi yang memaksa ekonomi suatu negara terkontraksi dan  mengakibatkan situasi negara jatuh dalam kondisi resesi.

Faktor lain adalah ketidakpastian dalam lingkup geopolitik. Kondisi geopolitik ini perlu diperhitungkan karena dampaknya  juga mulai terlihat cukup besar.

Baca Juga :  Mama-Mama Muda Kembali Tertipu Arisan Online

Lebih lanjut, Mahendra menyatakan, OJK sebagai bagian dari keseluruhan sistem yang bertugas  menjaga sistem keuangan bersama industri jasa keuangan (IJK) lain akan konsisten mencermati, memantau dan melakukan mitigasi dalam  menghadapi persoalan global dengan tingkat ketidakpastiannya cukup tinggi.

“OJK terus melakukan pembahasan, antisipasi, untuk bisa memitigasi, termasuk dengan apa yang dimaksud dengan langkah-langkah stress test, sehingga kita tidak panik dan tidak lengah terhadap risiko-risiko tadi,” ungkap dia.

Di sisi lain, Mahendra menilai, ekonomi Indonesia sendiri telah tumbuh dan terjaga baik, meski dihadapkan badai dan ketidakpastian.

“Proyeksi ke depan juga masih baik dengan pertumbuhan sama atau di atas 5 persen sampai akhir tahun ini,” kata Mahendra Siregar. (sja/ala)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/