JAKARTA-Misi kemanusiaan TNI ke Myanmar tidak hanya bertujuan mengirim bantuan kepada korban badai Mocha. Setelah menurunkan bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah Indonesia, pesawat C-130 Hercules bernomor ekor A-1320 membawa pulang 14 warga negara Indonesia (WNI) dalam keadaan selamat. Mereka merupakan korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Berdasar keterangan resmi yang diterima Jawa Pos dari Pusat Penerangan (Puspen) TNI kemarin (29/6), seluruh WNI tersebut tiba di Base Ops Pangkalan Udara (Lanud) TNI-AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Selasa (27/6) malam lalu. Dari 14 WNI yang mereka bawa pulang ke Indonesia, 13 orang merupakan perempuan dan satu orang laki-laki. Kedatangan mereka disambut sejumlah pejabat TNI.
Asisten Operasi (Asops) Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Muda TNI Minggit Tribowo menyampaikan, setiba di Indonesia, para WNI itu langsung diserahkan kepada Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Dia menyampaikan apresiasi lantaran seluruh prajurit berhasil membawa pulang WNI. ”Semoga yang telah kita laksanakan menjadi berkat untuk saudara kita,” kata dia.
Minggit menjelaskan, operasi kemanusiaan tersebut dilaksanakan atas perintah Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. Proses pemulangan itu tidak lepas dari peran atase pertahanan (athan) yang bertugas di Myanmar.
Setelah diserahkan kepada Kemenlu, belasan WNI tersebut dipulangkan ke daerah asal masing-masing. Tentu pemulangan itu dilakukan melalui proses pemeriksaan administrasi secara terperinci.
Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha menambahkan, 14 WNI tersebut sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan online scam di Laukkaing, Shan State, yang berbatasan dengan Tiongkok. ”Mereka telah ditampung di KBRI Yangon sejak 23 Juni 2023,” ujarnya.
Judha menyampaikan bahwa pemulangan tersebut buah kerja sama banyak pihak. ”Pemulangan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Luar Negeri, KBRI di Yangon, Mabes TNI, BNPB, dan BP2MI,” sambungnya.
Di sisi lain, Judha menggarisbawahi pentingnya memperkuat langkah-langkah pencegahan. Termasuk penegakan hukum yang tegas terhadap perekrut dan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai modus penipuan sebagai online scammer. ”Pendekatan kita harus komprehensif. Tidak bisa hanya jadi pemadam kebakaran ketika kasus muncul,” tegas dia.
Pasalnya, ancaman TPPO juga terjadi di negara-negara lain. Seperti di Filipina. Pada 26–27 Juni 2023 Philippines National Police (PNP) didampingi perwakilan asing di Manila, termasuk KBRI Manila, kembali melakukan operasi penyelamatan terhadap berbagai warga negara asing yang bekerja di perusahaan online scam di Metro Manila.
Dalam operasi tersebut, sebanyak 2.714 orang berhasil diselamatkan. Mereka diketahui berasal dari 18 negara, termasuk 137 orang di antaranya merupakan WNI. Berbagai peralatan elektronik dan komunikasi juga telah diamankan. ”Ini beda (dengan penggerebekan Mei, Red),” ungkap Judha.
Seperti diberitakan, PNP bersama perwakilan asing telah melakukan penggerebekan di Colorful and Leap Group Company yang berlokasi di Clark Sun Valley Hub di Mabalacat, Pampanga, Filipina, pada Kamis (4/5). Kemenlu memastikan, kondisi 137 WNI tersebut aman dan sehat. Saat ini KBRI Manila tengah melakukan pendataan dan wawancara formulir identifikasi TPPO. Selanjutnya, KBRI Manila akan berkoordinasi dengan PNP mengenai proses hukum dan langkah repatriasi ke Indonesia. (kpg/ans)