Sementara itu Kepala KDEI Budi santoso menyampaikan, KDEI Taipei terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Taiwan dengan berbagai keterbatasan kondisi karena pandemi yang masih berlangsung. Salah satu cara yang sering dilakukan melalui virtual business matching dengan berkoordinasi dengan Ditjen PEN secara reguler.
“Fasilitasi pertemuan bisnis antara UMKM Indonesia dengan perusahaan Taiwan menjadi prioritas KDEI. Jumlah diaspora yang mencapai 300 ribu orang dapat memaksimalkan pemasaran produk UMKM sekaligus menjadi pintu masuk produk Indonesia ke Taiwan. Pelepasan ekspor perdana ini menjadi salah satu bentuk nyata dukungan Kemendag terhadap UMKM agar semakin percaya diri dalam menembus pasar global, khususnya ke Taiwan,” terang Budi.
Direktur PT Kartika Amanah Sejahtera Sri Hendarto mengapresiasi dukungan Pemerintah yang telah memfasilitasi pertemuan bisnis dengan importir dari Taiwan . “Diharapkan pelepasan ekspor perdana menjadi langkah untuk memperluas pasar ekspor negara di kawasan Asia lainnya,” ucapnya.
Pada periode Januari—Agustus 2021, neraca perdagangan Indonesia-Taiwan tercatat mengalami surplus sebesar USD 1,36 miliar. Surplus tersebut disumbang dari sektor nonmigas sebesar USD 1 miliar dan surplus sektor migas sebesar USD 363 juta.
Pada periode tersebut, ekspor nonmigas Indonesia ke Taiwan didominasi besi dan baja (HS 72) dengan nilai mencapai USD 1,5 miliar atau tumbuh 136 persen (YoY). Kemudian diikuti batubara (HS 27) dengan nilai USD 680,39 juta, atau naik 3,8 persen. Produk dengan pertumbuhan ekspor tertinggi antara lain bijih, kerak, dan abu logam (HS 26) meningkat sebesar 10.276,4 persen dan tembaga (HS 74) sebesar 226,3 persen (YoY).
Sedangkan, produk impor terbesar Indonesia dari Taiwan yaitu mesin/peralatan listrik (HS 85) dengan nilai USD 992,10 juta, diikuti dengan komoditas pesawat mekanik (HS 84) senilai USD 314,55 juta; plastik dan barang dari plastik (HS 39) senilai USD 264,8 juta; serta besi dan baja (HS 72) senilai USD 156,24 juta.(bud)