Pada tahun 2021, lebih dari 62 juta orang mendaftar di website Kartu Prakerja. Hasil survei lembaga independen terhadap penerima Kartu Prakerja mengonfirmasi bahwa animo masyarakat terhadap program tersebut sangat tinggi. Tingginya minat itu diikuti juga dengan kepuasan terhadap pelayanan dan manfaat Kartu Prakerja.
“Hari ini (20/5) lembaga survei independen Cyrusnetwork merilis hasil survei terkait persepsi penerima program Kartu Prakerja, 80,9% responden setuju dan 15,1% responden sangat setuju bahwa setelah mengikuti pelatihan program Kartu Prakerja, para penerima program tersebut memiliki tambahan keterampilan,” tambahnya.
Kemudian 72% responden setuju dan 26% sangat setuju bahwa program Kartu Prakerja berfugsi sebagai jaring pengamanan sosial di tengah pandemi. Adanya program ini juga menurunkan tingkat pengangguran di antara penerima Kartu Prakerja.
Setelah mengikuti program Kartu Prakerja, terjadi peningkatan sebesar 13% dalam jumlah kelompok wirausaha. Naiknya jumlah wirausahawan saat ini telah sesuai dengan sasaran program Kartu Prakerja. Makin banyak jumlah wirausahawan dan jumlah usaha yang berkembang, maka akan terjadi penyerapan tenaga kerja.
“Jika hal itu terjadi secara masif, tentu akan dapat mengangkat produktivitas dan ekonomi nasional. Nanti pada saat itulah para penerima Kartu Prakerja mampu mengangkat kepala dan tidak lagi menjadi calon, tapi sudah menjadi pahlawan kebangkitan nasional di sektor ekonomi Indonesia,” pungkas Airlangga.
Pemerintah telah menggelontorkan dana sebesar Rp4,9 triliun sebagai insentif kepada para penerima program Kartu Prakerja. Namun, Menko Airlangga menegaskan bahwa kunci kesuksesan program Kartu Prakerja bukan hanya pada penyelenggara atau seberapa besar dana yang digelontorkan oleh pemerintah, tetapi juga perubahan positif yang terjadi pada penerima Kartu Prakerja.