Marolop menambahkan, Kemendag mengundang para calon pembeli untuk meninjau langsung gudang dan pabrik pengolahan agar semakin yakin dengan kualitas cangkang sawit Indonesia.
“Selain melalui pertemuan bisnis, kami juga mengajak pelaku usaha Jepang untuk mengunjungi stockpile dan pabrik penghasil cangkang sawit di daerah Siak dan Dumai. Kami harap calon mitra bisnis dari Jepang meyakini besarnya potensi cangkang kelapa sawit Indonesia dan berminat untuk menjalin kerja sama bisnis jangka panjang dengan pelaku usaha lokal,” kata Marolop.
Business matching dengan pelaku usaha Jepang sebelumnya pada April 2021 yang lalu telah berhasil menelurkan pengiriman cangkang sawit oleh PT Internasional Green Energy sebanyak 10 ribu ton dan PT Prima Khatulistiwa Sinergi sebanyak 11 ribu ton pada awal November 2021 untuk memenuhi kontrak pengiriman per bulan secara kontinu ke pasar Jepang. Rencananya pada awal Desember 2021, akan dikirim cangkang sawit sebanyak 20 ribu ton oleh PT Jatim Propertindo untuk memenuhi kontrak yang serupa dengan perusahaan di Jepang.
Produksi cangkang sawit dunia sebagian besar berada di Indonesia. Ekspor produk cangkang sawit Indonesia pada Januari–September 2021 telah mencapai USD 286 juta, atau meningkat 27,01 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020. Negara tujuan ekspor utama produk cangkang sawit Indonesia adalah Jepang dengan pangsa sebesar 84,5 persen dari total ekspor cangkang sawit Indonesia, diikuti Thailand, Singapura, Korea Selatan, dan India. Pasokan cangkang sawit di Indonesia berasal dari Jambi, Riau, Sumatra Barat, Kalimatan Tengah, dan Sumatra Utara.
Kompetitor utama Indonesia untuk produk cangkang sawit adalah Malaysia dan Thailand. Namun demikian, eksportir cangkang sawit Indonesia menghadapi kompetisi yang relatif ketat dengan eksportir Malaysia. Harga cangkang sawit di Malaysia relatif lebih murah dan stabil, sedangkan harga di Indonesia fluktuatif dan cenderung naik akibat bea keluar dan pungutan ekspor, serta kurangnya infrastruktur pendukung.
Sekilas Perdagangan Indonesia–Jepang
Pada Januari–September 2021, total perdagangan nonmigas Indonesia dengan Jepang mencapai USD 22,53 miliar. Nilai ini meningkat 29,08 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai USD 17,46 miliar. Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang Januari–September 2021 mencapai USD 12,12 miliar dan impor Indonesia dari Jepang sebesar USD 10,41 miliar. Sehingga, Indonesia surplus terhadap Jepang sebesar USD 1,70 miliar.
Pada 2020, ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang sebesar USD 12,88 miliar dan impor nonmigas Indonesia dari Jepang sebesar USD 10,62 miliar. Sehingga, Indonesia surplus terhadap Jepang sebesar USD 2,25 miliar. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang pada 2020 antara lain batu bara, skrap logam mulia, gas petroleum, nikel, dan kabel terinsulasi. Komoditas impor utama Indonesia ke Jepang pada 2020 antara lain aksesori kendaraan bermotor, baja lembaran dalam bentuk gulungan, turbin uap, dan kendaraan bermotor completely knocked down.(bud)