Minggu, Oktober 13, 2024
27 C
Palangkaraya

Halikinnor-Irawati Ingin Menjaga Eksistensi Masyarakat Adat di Kotim

 

SAMPIT-Masyarakat adat di Kalimantan Tengah (Kalteng) memiliki peran penting dalam tata kelola pemerintahan.

Keberadaan mereka sangat diperlukan karena kebudayaan yang telah diwariskan secara turun temurun berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.

Dalam dinamika pemilihan kepala daerah yang semakin intens, pasangan petahana, Halikinnor dan Irawati, kembali menegaskan komitmen mereka terhadap pelestarian masyarakat adat di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Melalui program inovatif dan pendekatan inklusif, pasangan dengan julukan Harati ini bertekad melindungi dan memberdayakan komunitas lokal yang telah menjadi bagian integral dari identitas daerah.

Halikinnor, yang menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kotim, menekankan pentingnya menjaga eksistensi masyarakat adat sebagai aset berharga.

“Masyarakat adat tidak hanya memiliki kearifan lokal yang luar biasa, tetapi juga berperan penting dalam menjaga ekosistem dan budaya kita. Oleh karena itu, melestarikan mereka adalah tanggung jawab kita bersama,”ujar Halikinnor, Minggu (29/9/2024).

Ia menambahkan bahwa pelestarian budaya dan tradisi masyarakat adat perlu diintegrasikan dalam kebijakan pembangunan.

Baca Juga :  Kalteng Masih Berpotensi Terjadi Gempa Lagi

Harati berkomitmen untuk merumuskan kebijakan yang tidak hanya menekankan pembangunan fisik, tetapi juga memastikan kelangsungan tradisi dan kearifan lokal.

“Kami berkomitmen untuk menyusun kebijakan yang mengedepankan pemberdayaan ekonomi masyarakat adat melalui pengembangan produk lokal dan pariwisata berkelanjutan,” lanjutnya.

Salah satu langkah konkret yang diambil pasangan ini adalah pembangunan kantor damang di Kecamatan Mentaya Hulu serta pengukuhan PAW Mantir Led Perdamaian.

Selain itu, mereka berencana berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, untuk menciptakan harmoni di tengah masyarakat.

Dukungan terhadap masyarakat adat juga terlihat dari komitmen mereka dalam melibatkan tokoh adat dalam proses pengambilan keputusan.

 

“Kami percaya bahwa suara masyarakat adat harus didengar. Mereka adalah penjaga tradisi dan pengetahuan lokal yang telah diwariskan turun temurun,” kata Halikinnor.

Langkah-langkah yang diambil oleh pasangan petahana ini telah mendapat apresiasi luas. Beberapa tokoh masyarakat adat merasa lebih dihargai dan didengarkan di bawah kepemimpinan Harati.

Baca Juga :  Komunitas Nelayan Kalteng Satukan Langkah Dukung Agustiar-Edy

“Kami melihat perubahan positif dalam perhatian pemerintah terhadap hak-hak dan kesejahteraan masyarakat adat. Ini adalah langkah yang sangat kami apresiasi,” ungkap salah satu tokoh masyarakat.

Menjelang pemilihan yang semakin dekat, pasangan Harati berkomitmen untuk terus mendengarkan aspirasi masyarakat.

Mereka yakin bahwa melalui kerja sama dan kolaborasi, cita-cita pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat adat di Kotim dapat terwujud secara nyata.

Dengan program proaktif dan inklusif ini, Halikinnor dan Irawati berharap mendapatkan dukungan luas dari masyarakat, sehingga pelestarian masyarakat adat tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar terimplementasi dalam pembangunan daerah ke depan.

“Melalui visi ini, kami optimistis dapat menciptakan Kotim yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing, sambil tetap menghormati dan melestarikan warisan budaya yang ada,”tutupnya.(sli/ram)

 

 

SAMPIT-Masyarakat adat di Kalimantan Tengah (Kalteng) memiliki peran penting dalam tata kelola pemerintahan.

Keberadaan mereka sangat diperlukan karena kebudayaan yang telah diwariskan secara turun temurun berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.

Dalam dinamika pemilihan kepala daerah yang semakin intens, pasangan petahana, Halikinnor dan Irawati, kembali menegaskan komitmen mereka terhadap pelestarian masyarakat adat di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Melalui program inovatif dan pendekatan inklusif, pasangan dengan julukan Harati ini bertekad melindungi dan memberdayakan komunitas lokal yang telah menjadi bagian integral dari identitas daerah.

Halikinnor, yang menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kotim, menekankan pentingnya menjaga eksistensi masyarakat adat sebagai aset berharga.

“Masyarakat adat tidak hanya memiliki kearifan lokal yang luar biasa, tetapi juga berperan penting dalam menjaga ekosistem dan budaya kita. Oleh karena itu, melestarikan mereka adalah tanggung jawab kita bersama,”ujar Halikinnor, Minggu (29/9/2024).

Ia menambahkan bahwa pelestarian budaya dan tradisi masyarakat adat perlu diintegrasikan dalam kebijakan pembangunan.

Baca Juga :  Kalteng Masih Berpotensi Terjadi Gempa Lagi

Harati berkomitmen untuk merumuskan kebijakan yang tidak hanya menekankan pembangunan fisik, tetapi juga memastikan kelangsungan tradisi dan kearifan lokal.

“Kami berkomitmen untuk menyusun kebijakan yang mengedepankan pemberdayaan ekonomi masyarakat adat melalui pengembangan produk lokal dan pariwisata berkelanjutan,” lanjutnya.

Salah satu langkah konkret yang diambil pasangan ini adalah pembangunan kantor damang di Kecamatan Mentaya Hulu serta pengukuhan PAW Mantir Led Perdamaian.

Selain itu, mereka berencana berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, untuk menciptakan harmoni di tengah masyarakat.

Dukungan terhadap masyarakat adat juga terlihat dari komitmen mereka dalam melibatkan tokoh adat dalam proses pengambilan keputusan.

 

“Kami percaya bahwa suara masyarakat adat harus didengar. Mereka adalah penjaga tradisi dan pengetahuan lokal yang telah diwariskan turun temurun,” kata Halikinnor.

Langkah-langkah yang diambil oleh pasangan petahana ini telah mendapat apresiasi luas. Beberapa tokoh masyarakat adat merasa lebih dihargai dan didengarkan di bawah kepemimpinan Harati.

Baca Juga :  Komunitas Nelayan Kalteng Satukan Langkah Dukung Agustiar-Edy

“Kami melihat perubahan positif dalam perhatian pemerintah terhadap hak-hak dan kesejahteraan masyarakat adat. Ini adalah langkah yang sangat kami apresiasi,” ungkap salah satu tokoh masyarakat.

Menjelang pemilihan yang semakin dekat, pasangan Harati berkomitmen untuk terus mendengarkan aspirasi masyarakat.

Mereka yakin bahwa melalui kerja sama dan kolaborasi, cita-cita pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat adat di Kotim dapat terwujud secara nyata.

Dengan program proaktif dan inklusif ini, Halikinnor dan Irawati berharap mendapatkan dukungan luas dari masyarakat, sehingga pelestarian masyarakat adat tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar terimplementasi dalam pembangunan daerah ke depan.

“Melalui visi ini, kami optimistis dapat menciptakan Kotim yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing, sambil tetap menghormati dan melestarikan warisan budaya yang ada,”tutupnya.(sli/ram)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/