JAKARTA–PT Liga Indonesia Baru (LIB) menyiapkan tiga opsi waktu untuk kembali memutar kompetisi Liga 1 2022–2023. Yaitu, 18 November, 25 November, atau 2 Desember.
Di antara tiga waktu itu, Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI) menilai opsi paling akhir menjadi waktu paling realistis bagi PT LIB untuk kembali menjalankan kompetisi. Sebab, pemerintah Indonesia saat ini sedang fokus menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Agenda itu digelar pada 15–16 November.
Pemerintah sampai saat ini juga belum mengeluarkan izin resmi agar kompetisi di semua kasta bisa kembali berjalan. Sebelum izin diterbitkan, pemerintah perlu melihat hasil kerja tim task force transformasi sepak bola Indonesia. Tim tersebut bertugas menyusun SOP baru dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola di Indonesia pascatragedi Kanjuruhan.
”PSSI belum memberikan hasil kerja tim transformasi ke pemerintah. Jadi, indikator pembenahan (penyelenggaraan sepak bola yang dilakukan PSSI) masih belum jelas. Rencananya, PSSI akan memberikan hasil kerja tim transformasi ke pemerintah pekan depan,” ujar CEO APPI M. Hardika Aji kepada Jawa Pos kemarin.
SOP baru penyelenggaraan pertandingan sepak bola dan izin pemerintah adalah dua hal yang saling berkaitan. Jika SOP baru sudah jadi dan diserahkan ke pemerintah, izin kompetisi bisa segera dipertimbangkan. ”Mungkin coba kita lihat setelah PSSI memberikan report ke pemerintah. Apakah report itu ditolak atau diterima,” ungkap alumnus Universitas Indonesia tersebut.
Meski izin pemerintah sangat bergantung hasil kerja tim task force transformasi sepak bola Indonesia, kompetisi paling telat harus kembali dijalankan pada 2 Desember. Itu jika PT LIB masih ingin Liga 1 bisa selesai 16 April.
”Kalau lewat dari itu (2 Desember), opsinya antara jadwal selesai kompetisi mundur atau Liga 1 berhenti total,” tegas Aji.
CEO Dewa United Ardian Satya Negara saat diwawancarai Jawa Pos melalui pesan singkat kemarin berharap opsi-opsi waktu yang disiapkan PT LIB untuk kembali menggulirkan Liga 1 tidak meleset. Menurut Ardian, jika semua opsi waktu itu meleset, beban yang harus dipikul klub akan lebih berat.
”Sebab, dalam kondisi sekarang, operasional dan gaji pemain tetap jalan. Kami tetap bertanggung jawab,” ujar Ardian.
Karena itu, Ardian sangat berharap Liga 1 segera berjalan lagi. Terkait formatnya, dia ingin kompetisi berjalan seperti sebelum ada tragedi Kanjuruhan. ”Kami ingin tetap home away. Dan, tentunya tetap ada penonton,” tegas Ardian.
Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares juga berharap Liga 1 kembali digelar dengan penonton. ”Sepak bola tidak lengkap tanpa suporter. Tapi, kalau ini (tidak boleh ada penonton, Red) adalah syarat supaya kompetisi bisa kembali dimulai, terpaksa kita harus menyetujuinya,” ucap Tavares. (fiq/c17/ali)