Jumat, September 20, 2024
22.4 C
Palangkaraya

Rifda Tahan Rasa Sakit, demi Tampil di Olimpiade

PERJUANGAN tak kenal lelah dan semangat pantang menyerah menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan perjalanan pesenam Indonesia, Rifda Irfanaluthfi, dalam mewujudkan mimpinya tampil di Olimpiade 2024 Paris.

Rifda, atlet senam Indonesia pertama yang berhasil lolos ke Olimpiade, harus bertanding dengan menahan rasa sakit akibat cedera yang dialaminya. Meskipun debutnya di pesta olahraga terbesar di dunia tersebut tidak berjalan maksimal, Rifda tetap menunjukkan kegigihannya di tengah kondisi yang kurang prima.

Pada Minggu (28/7/2024) waktu setempat, Rifda berlaga di Bercy Arena, Paris, dalam nomor All Around. Sayangnya, dia hanya mampu memainkan palang bertingkat dari empat alat yang wajib dicobanya, mencatatkan skor 9,166 poin. Cedera pada bagian meniskus dan Anterior Cruciate Ligament (ACL) yang belum sepenuhnya pulih membuatnya harus bertanding dengan kondisi yang jauh dari ideal. Bahkan, Rifda harus dibantu oleh sang pelatih, Eva Novalina, saat naik dan mendarat di palang bertingkat.

Dengan usianya yang baru menginjak 24 tahun, Rifda menunjukkan keteguhan hati yang luar biasa. Dalam setiap gerakan yang diperagakannya di atas arena, ada rasa sakit yang terus dia tahan. Air mata Rifda berderai saat menceritakan kondisinya setelah pertandingan. “Rasanya berat banget karena untuk bisa sampai di Olimpiade ini perjalanannya tidak mudah dan panjang sekali,” ungkapnya dalam keterangan resmi dari Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia).

Perjuangan Rifda untuk lolos ke Olimpiade memang tidak mudah. Latihan keras yang harus dijalaninya sering kali dibarengi dengan rasa sakit akibat cederanya. “Latihan keras dengan menahan rasa sakit, up and downs rasanya berat banget. Saya berharap bisa tampil di empat alat, tapi cedera lagi, dari nol lagi. Bisa 3 alat lagi, cedera lagi, sampai tampil di palang bertingkat saja tadi,” ujar Rifda sambil meneteskan air mata.

“Sebenarnya saya ingin sekali tampil di Olimpiade karena ini cita-cita saya. Saya mau buat bangga semua yang sudah mendukung saya,” tambahnya lagi.

Setelah tampil di World Championship yang membuatnya lolos ke Paris, Rifda menjalani operasi meniskus. Namun, cedera ACL yang dideritanya belum bisa dioperasi agar dia tetap bisa tampil di Olimpiade 2024.

Baca Juga :  Raheem Sterling Ingin Gabung Chelsea

Setelah menjalani rehabilitasi, terapi, penguatan, dan latihan seperti biasa, Rifda sempat bisa memainkan semua gerakan di semua alat. Tetapi, nasib malang kembali menghampirinya ketika Rifda kembali mengalami cedera tiga minggu sebelum keberangkatannya ke Paris. Cedera ini menyebabkan lututnya bengkak dan membuatnya mengalami stres yang cukup berat.

Meski begitu, semangat juang Rifda tidak pernah surut. Tiga hari sebelum keberangkatannya ke Paris, kondisinya sempat membaik. Bahkan, dia bisa berlatih di empat alat sesuai dengan rencana pelatih. Namun, saat latihan kedua di Paris, cederanya kambuh lagi. Rifda belum bisa menentukan masa depannya, termasuk kemungkinan pensiun karena cederanya yang belum pulih sepenuhnya.

“Saya mau merasakan vibes Olimpiade dulu. Mungkin saya operasi, mungkin juga tidak. Apa saya mau pensiun atau mau lanjut jadi atlet,” ujar Rifda.

Meskipun demikian, Rifda merasa lebih tenang setelah berhasil tampil di Olimpiade. Dia senang bisa menahan rasa sakit hingga kompetisi selesai dan membuktikan bahwa dia bisa tampil di panggung sebesar Olimpiade. “Sekarang rasanya lebih tenang, saya sudah bisa membuktikan bisa tampil di Olimpiade. Saya senang bisa menahan rasa sakit sampai kompetisi selesai,” tuturnya menambahkan.

Perjalanan Rifda Irfanaluthfi hingga bisa tampil di Olimpiade 2024 merupakan sebuah kisah inspiratif yang patut menjadi teladan bagi semua atlet muda Indonesia.

Dalam setiap langkah yang diambilnya, Rifda menunjukkan bahwa mimpi besar tidak akan terwujud tanpa perjuangan dan pengorbanan yang besar pula.

Meski harus menahan rasa sakit dan melalui berbagai rintangan, Rifda tetap teguh pada cita-citanya untuk bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Kisah Rifda ini juga menjadi bukti bahwa dukungan dari keluarga, pelatih, dan seluruh masyarakat Indonesia sangat penting dalam perjalanan seorang atlet.

Dukungan inilah yang memberikan kekuatan tambahan bagi Rifda untuk tetap berjuang di tengah kondisi yang sulit. “Saya mau buat bangga semua yang sudah mendukung saya,” kata Rifda, menunjukkan betapa besar rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan.

Baca Juga :  Pembuktian di Seoul

Cedera yang dialami Rifda memang menjadi penghalang besar dalam perjalanannya menuju prestasi. Namun, semangat dan kegigihannya tidak pernah padam.

Bahkan, di tengah rasa sakit yang terus mengganggu, Rifda tetap berusaha memberikan yang terbaik. “Latihan keras dengan menahan rasa sakit, up and downs rasanya berat banget,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Rifda juga tidak menutup kemungkinan untuk kembali menjalani operasi demi pemulihan total cederanya. Meskipun hal ini berarti dia harus absen dari kompetisi untuk beberapa waktu, Rifda tetap optimistis bahwa masa depannya sebagai atlet masih terbuka lebar. “Mungkin saya operasi, mungkin juga tidak. Apa saya mau pensiun atau mau lanjut jadi atlet,” ujarnya penuh harap.

Kegigihan Rifda Irfanaluthfi adalah contoh nyata bahwa mimpi besar membutuhkan usaha yang besar pula. Dengan segala rintangan yang dihadapinya, Rifda tetap berjuang untuk mewujudkan cita-citanya. Dia adalah simbol dari semangat juang dan dedikasi yang tinggi, serta inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk tidak pernah menyerah dalam meraih mimpi.

Kini, setelah tampil di Olimpiade 2024, Rifda berharap bisa segera pulih dari cederanya dan kembali ke arena kompetisi. Baginya, pengalaman di Olimpiade adalah sesuatu yang sangat berharga dan memberikan pelajaran penting dalam karirnya sebagai atlet.

“Sekarang rasanya lebih tenang, saya sudah bisa membuktikan bisa tampil di Olimpiade. Saya senang bisa menahan rasa sakit sampai kompetisi selesai,” pungkasnya dengan senyum di wajahnya.

Kisah Rifda Irfanaluthfi ini mengingatkan kita semua bahwa dalam setiap perjuangan, ada pengorbanan yang harus dilakukan. Namun, dengan tekad yang kuat dan dukungan yang tak kenal lelah, segala rintangan bisa diatasi. Semoga Rifda bisa segera pulih dan kembali berprestasi, membawa nama Indonesia semakin berkibar di kancah olahraga dunia. (jpc)

PERJUANGAN tak kenal lelah dan semangat pantang menyerah menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan perjalanan pesenam Indonesia, Rifda Irfanaluthfi, dalam mewujudkan mimpinya tampil di Olimpiade 2024 Paris.

Rifda, atlet senam Indonesia pertama yang berhasil lolos ke Olimpiade, harus bertanding dengan menahan rasa sakit akibat cedera yang dialaminya. Meskipun debutnya di pesta olahraga terbesar di dunia tersebut tidak berjalan maksimal, Rifda tetap menunjukkan kegigihannya di tengah kondisi yang kurang prima.

Pada Minggu (28/7/2024) waktu setempat, Rifda berlaga di Bercy Arena, Paris, dalam nomor All Around. Sayangnya, dia hanya mampu memainkan palang bertingkat dari empat alat yang wajib dicobanya, mencatatkan skor 9,166 poin. Cedera pada bagian meniskus dan Anterior Cruciate Ligament (ACL) yang belum sepenuhnya pulih membuatnya harus bertanding dengan kondisi yang jauh dari ideal. Bahkan, Rifda harus dibantu oleh sang pelatih, Eva Novalina, saat naik dan mendarat di palang bertingkat.

Dengan usianya yang baru menginjak 24 tahun, Rifda menunjukkan keteguhan hati yang luar biasa. Dalam setiap gerakan yang diperagakannya di atas arena, ada rasa sakit yang terus dia tahan. Air mata Rifda berderai saat menceritakan kondisinya setelah pertandingan. “Rasanya berat banget karena untuk bisa sampai di Olimpiade ini perjalanannya tidak mudah dan panjang sekali,” ungkapnya dalam keterangan resmi dari Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia).

Perjuangan Rifda untuk lolos ke Olimpiade memang tidak mudah. Latihan keras yang harus dijalaninya sering kali dibarengi dengan rasa sakit akibat cederanya. “Latihan keras dengan menahan rasa sakit, up and downs rasanya berat banget. Saya berharap bisa tampil di empat alat, tapi cedera lagi, dari nol lagi. Bisa 3 alat lagi, cedera lagi, sampai tampil di palang bertingkat saja tadi,” ujar Rifda sambil meneteskan air mata.

“Sebenarnya saya ingin sekali tampil di Olimpiade karena ini cita-cita saya. Saya mau buat bangga semua yang sudah mendukung saya,” tambahnya lagi.

Setelah tampil di World Championship yang membuatnya lolos ke Paris, Rifda menjalani operasi meniskus. Namun, cedera ACL yang dideritanya belum bisa dioperasi agar dia tetap bisa tampil di Olimpiade 2024.

Baca Juga :  Raheem Sterling Ingin Gabung Chelsea

Setelah menjalani rehabilitasi, terapi, penguatan, dan latihan seperti biasa, Rifda sempat bisa memainkan semua gerakan di semua alat. Tetapi, nasib malang kembali menghampirinya ketika Rifda kembali mengalami cedera tiga minggu sebelum keberangkatannya ke Paris. Cedera ini menyebabkan lututnya bengkak dan membuatnya mengalami stres yang cukup berat.

Meski begitu, semangat juang Rifda tidak pernah surut. Tiga hari sebelum keberangkatannya ke Paris, kondisinya sempat membaik. Bahkan, dia bisa berlatih di empat alat sesuai dengan rencana pelatih. Namun, saat latihan kedua di Paris, cederanya kambuh lagi. Rifda belum bisa menentukan masa depannya, termasuk kemungkinan pensiun karena cederanya yang belum pulih sepenuhnya.

“Saya mau merasakan vibes Olimpiade dulu. Mungkin saya operasi, mungkin juga tidak. Apa saya mau pensiun atau mau lanjut jadi atlet,” ujar Rifda.

Meskipun demikian, Rifda merasa lebih tenang setelah berhasil tampil di Olimpiade. Dia senang bisa menahan rasa sakit hingga kompetisi selesai dan membuktikan bahwa dia bisa tampil di panggung sebesar Olimpiade. “Sekarang rasanya lebih tenang, saya sudah bisa membuktikan bisa tampil di Olimpiade. Saya senang bisa menahan rasa sakit sampai kompetisi selesai,” tuturnya menambahkan.

Perjalanan Rifda Irfanaluthfi hingga bisa tampil di Olimpiade 2024 merupakan sebuah kisah inspiratif yang patut menjadi teladan bagi semua atlet muda Indonesia.

Dalam setiap langkah yang diambilnya, Rifda menunjukkan bahwa mimpi besar tidak akan terwujud tanpa perjuangan dan pengorbanan yang besar pula.

Meski harus menahan rasa sakit dan melalui berbagai rintangan, Rifda tetap teguh pada cita-citanya untuk bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Kisah Rifda ini juga menjadi bukti bahwa dukungan dari keluarga, pelatih, dan seluruh masyarakat Indonesia sangat penting dalam perjalanan seorang atlet.

Dukungan inilah yang memberikan kekuatan tambahan bagi Rifda untuk tetap berjuang di tengah kondisi yang sulit. “Saya mau buat bangga semua yang sudah mendukung saya,” kata Rifda, menunjukkan betapa besar rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan.

Baca Juga :  Pembuktian di Seoul

Cedera yang dialami Rifda memang menjadi penghalang besar dalam perjalanannya menuju prestasi. Namun, semangat dan kegigihannya tidak pernah padam.

Bahkan, di tengah rasa sakit yang terus mengganggu, Rifda tetap berusaha memberikan yang terbaik. “Latihan keras dengan menahan rasa sakit, up and downs rasanya berat banget,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Rifda juga tidak menutup kemungkinan untuk kembali menjalani operasi demi pemulihan total cederanya. Meskipun hal ini berarti dia harus absen dari kompetisi untuk beberapa waktu, Rifda tetap optimistis bahwa masa depannya sebagai atlet masih terbuka lebar. “Mungkin saya operasi, mungkin juga tidak. Apa saya mau pensiun atau mau lanjut jadi atlet,” ujarnya penuh harap.

Kegigihan Rifda Irfanaluthfi adalah contoh nyata bahwa mimpi besar membutuhkan usaha yang besar pula. Dengan segala rintangan yang dihadapinya, Rifda tetap berjuang untuk mewujudkan cita-citanya. Dia adalah simbol dari semangat juang dan dedikasi yang tinggi, serta inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk tidak pernah menyerah dalam meraih mimpi.

Kini, setelah tampil di Olimpiade 2024, Rifda berharap bisa segera pulih dari cederanya dan kembali ke arena kompetisi. Baginya, pengalaman di Olimpiade adalah sesuatu yang sangat berharga dan memberikan pelajaran penting dalam karirnya sebagai atlet.

“Sekarang rasanya lebih tenang, saya sudah bisa membuktikan bisa tampil di Olimpiade. Saya senang bisa menahan rasa sakit sampai kompetisi selesai,” pungkasnya dengan senyum di wajahnya.

Kisah Rifda Irfanaluthfi ini mengingatkan kita semua bahwa dalam setiap perjuangan, ada pengorbanan yang harus dilakukan. Namun, dengan tekad yang kuat dan dukungan yang tak kenal lelah, segala rintangan bisa diatasi. Semoga Rifda bisa segera pulih dan kembali berprestasi, membawa nama Indonesia semakin berkibar di kancah olahraga dunia. (jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/