ASOSIASI Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) angkat bicara mengenai perubahan regulasi pemain asing untuk Super League -nama baru Liga 1- musim 2025/2026.
APPI ingin aturan itu ditinjau ulang karena dapat mengancam karier 198 pemain lokal jadi turun level ke liga amatir.
Menyikapi aturan itu, APPI menyatakan sebenarnya memahami maksud dan tujuan perubahan aturan guna mencapai target yang dimaksud. Mereka pun mendukung langkah itu.
“APPI sangat memahami bahwa penambahan kuota pemain asing ini tentu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dari kompetisi liga dan APPI sangat mendukung tercapainya tujuan tersebut,” demikian pernyataan resmi APPI, Selasa (8/7/2025).
“Apalagi bila para pemain asing dapat mentransfer ilmu dan pengalaman mereka kepada pemain lokal kita,” tambah APPI dalam laman resminya.
Namun, APPI mengingatkan bahwa perubahan regulasi pemain asing tersebut secara langsung berdampak pada pemain lokal. Yakni semakin mengurangi menit bermain para pesepak bola nasional.
“Kami sangat menyayangkan bahwa regulasi yang akan secara langsung berimbas terhadap kehidupan para pemain diambil tanpa adanya komunikasi dan diskusi terlebih dahulu dengan para pemain,” tutur APPI.
Organisasi pesepak bola Indonesia itu mengklaim telah melakukan survei kepada para pemain Liga 1. Hasilnya, mayoritas dari mereka mengaku keberatan dengan adanya regulasi tersebut dan menyoroti minimnya kompetisi yang ada di Indonesia.
“Dari survei yang kami lakukan, mayoritas pemain Liga 1 merasa keberatan dengan adanya regulasi tersebut karena secara langsung akan sangat mengurangi menit bermain mereka, dikarenakan saat ini hanya ada 1 kompetisi profesional yang bergulir,” tulis APPI.
APPI juga menyatakan regulasi 11 asing ini membuat sebanyak 198 pemain lokal jadi dalam bayang-bayang ancaman turun kasta. Bahkan mereka bisa jadi turun ke level amatir di Liga 3 atau Liga Nusantara.
“Jika setiap klub Super League memaksimalkan kuota 11 pemain asing, maka akan ada 198 pemain lokal super league yang akan kehilangan pekerjaan atau pindah ke Championship (sebelumnya Liga 2),” kata APPI.
“Yang berarti akan ada 198 pemain Championship yang akan kehilangan pekerjaannya atau beralih menjadi pemain amatir di Liga 3,” imbuh APPI.
Lebih lanjut, APPI sadar persaingan sangat dibutuhkan untuk dapat meningkatkan kualitas pemain. Namun mereka menekankan juga bahwa persaingan semestinya dibuat secara adil.
“Yang dimulai dari fasilitas, infrastruktur dan ekosistem yang berkualitas, seperti negara-negara yang memang industri sepakbolanya telah berjalan dengan baik,” tulis APPI.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang kini bertransformasi jadi I League, telah menetapkan regulasi 11 pemain asing untuk Super League 2025/2026. Namun untuk penerapannya, tiap klub hanya boleh memainkan delapan pemain saja, termasuk dalam daftar susunan pemain (DSP).
Direktur Utama I League, Ferry Paulus menjelaskan bahwa regulasi 11 pemain asing ini ditujukan agar tim Indonesia yang berlaga di kancah Asia, dapat tampil maksimal dan meningkatkan kualitas Liga Indonesia.
Tanggapan Persib Bandung
Menanggapi kebijakan anyar ini, Persib Bandung memilih bersikap hati-hati dan strategis. Klub berjuluk Maung Bandung itu tidak ingin asal memenuhi kuota tanpa pertimbangan matang.
Deputy CEO PT Persib Bandung Bermartabat, Adhitia Putra Herawan, menyatakan bahwa manajemen masih melakukan koordinasi intens dengan tim pelatih untuk menyikapi kebijakan tersebut secara teknis.
“Kami sedang dalam tahap diskusi dan evaluasi internal untuk melihat seberapa besar kebutuhan tim dalam menambah pemain asing sesuai regulasi terbaru. Saat ini Persib sudah memiliki delapan pemain asing, jadi setiap keputusan lanjutan akan disesuaikan dengan kebutuhan tim, bukan sekadar mengejar angka,” ujar Adhitia.
Lebih lanjut, Adhitia menekankan bahwa Persib memprioritaskan kualitas kontribusi pemain asing, bukan semata-mata kuantitas.
Menurutnya, kehadiran pemain asing harus bisa meningkatkan daya saing tim sekaligus memperkaya pengalaman para pemain lokal. Namun di sisi lain, klub juga tetap menjaga komitmennya terhadap pembinaan pemain muda sebagai bagian dari identitas Persib selama ini.
“Pemain asing tentu membawa dampak positif, baik dari sisi performa maupun pengalaman bagi pemain lokal. Tapi keseimbangan harus dijaga. Kami tidak ingin kehilangan roh pembinaan yang selama ini menjadi kekuatan Persib,” tambahnya.(jpc)