Memasuki musim kemarau sejak awal Juni, Kota Palangka Raya menghadapi sejumlah tantangan, terutama dalam sektor pariwisata. Cuaca yang saat ini cukup panas tidak hanya berdampak pada terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di beberapa titik, namun penurunan volume air di lokasi wisata air juga ikut terjadi.