Anggota Dewan Perwakilan Rayat Daerah Kabupaten Barito Utara (DPRD Batara) H Tajeri minta kepada para orang tua agar mengawasi anak atau murid sekolah dasar (SD) yang ada di daerah itu, supaya tidak membawa permainan lato-lato ke sekolah. Karena permainan anak-anak tersebut dinilai bisa membahayakan anak-anak.
Sejak dua minggu terakhir pedagang lato-lato banjir pembeli. Setiap harinya dari puluhan hingga ratusan orang, dari anak-anak hingga dewasa, membeli lato-lato. Seorang pedagang mainan di kompleks pertokoan seberang Pasar Kahayan bernama Nurlina mengaku telah berjualan lato-lato beberapa waktu setelah viral, menyetok dari agen mainan yang berbasis di Pasar Besar.
ermainan lato-lato menjadi dilematis bagi sebagian orang tua untuk mendukung atau melarang anaknya. Permainan ini dianggap berbahaya oleh sebagian orang dan ada juga yang menganggapnya permainan positif.
Permainan berbentuk bandul itu begitu digandrungi oleh usia anak-anak sekolah. Utamanya anak-anak SD sederajat. Terdapat isu mengenai pelarangan anak sekolah untuk bermain lato-lato di sekolah mereka di beberapa daerah. Hal itu mengingat sifat lato-lato yang dapat berpotensi mencelakakan ketika dimainkan serta mengeluarkan bunyi yang mengganggu sekitar.
BARU bangun tidur, sudah terdengar ethek.. ethek.. ethek.. ethek.. ethek! Keluar rumah, mampir warung, ethek..ethek..ethek..ethek.. ethek. Di mana kaki kita berpijak, selalu mendengar bunyi itu. Hari-hari kita tak bisa lepas dari suara ethek..ethek..ethek..ethek.. ethek.. yang menyeruak ke telinga.