Hargai cabai di Kota Palangka Raya yang sempat turun, kini terpantau naik kembali. Berdasarkan pemantauan di Pasar Besar, harga cabai khususnya cabai rawit mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan. Sebelumnya dijual Rp40 ribu per kilogram, kini mencapai kisaran harga Rp100 ribu per kilogram.
Mahalnya harga pakan ayam ras berdampak bagi para peternak. Kondisi ini menyebabkan peternak skala kecil gulung tikar, lantaran tak mampu lagi menutupi biaya operasional. Berbagai skema muncul untuk menekan biaya operasional, sehingga harga ayam tidak melonjak di pasaran.
Masalah penyalahgunaan elpiji bersubsidi mulai ditangani serius pemerintah melalui instansi terkait. Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya melalui Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya dan Satpol PP Kota Palangka Raya bersama PT Pertamina Cabang Kalteng berencana menggelar rapat dengan para agen elpiji pada hari ini, untuk menindaklanjuti hasil inspeksi mendadak (sidak) baru-baru ini.
Persoalan tingginya harga elpiji 3 kilogram (kg) di Kota Palangka Raya secara perlahan mulai terungkap. Dugaan permainan sejumlah oknum di pangkalan benar adanya. Hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh Pemko Palangka Raya bersama PT Pertamina, ditemukan ada pangkalan nakal yang menjual elpiji yang diperuntukan bagi rakyat miskin ini di atas harga eceran tertinggi (HET).
Penyaluran distribusi elpiji di Kalteng masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Pasalnya, tidak sedikit masyarakat yang dipaksa membeli elpiji subsidi dengan harga tak wajar alias tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). Alur pendistribusian harus menjadi perhatian serius. Oknum yang sengaja bermain dan merusak alur pendistribusia juga harus ditindak tegas.
Distribusi liquified petroleum gas (LPG) atau elpiji 3 kilogram (kg) dinilai belum tepat sasaran. Masyarakat kecil atau kurang mampu terpaksa membeli dengan harga selangit. Menyikapi hal ini, Pemerintah Kecamatan Pahandut langsung mengumpulkan seluruh pengelola agen dan pangkalan elpiji untuk berembuk menyelesaikan masalah penyaluran.
Keluhan masyarakat terkait tingginya harga elpiji bersubsidi mendapat perhatian serius dari pemerintah provinsi. Sejatinya harga jual satu tabung gas “melon” berukuran 3 kilogram (kg) di tingkat pangkalan sebesar Rp22.000. Namun fakta di lapangan, warga harus merogeh kocek yang dalam untuk bisa mendapatkan satu tabung elpiji. Satu tabung dibeli seharga Rp35.000, bahkan sampai Rp45.000.