Masyarakat Dayak punya banyak alat tradisional untuk menangkap ikan. Salah satunya mihing. Penangkap ikan ramah lingkungan ini, dahulu sering digunakan masyarakat Dayak Ngaju yang bermukim di tepian Sungai Kahayan. Sayangnya, kini alat menangkap ikan khas suku Dayak tersebut tinggal kenangan.
Mihing dipercaya oleh masyarakat Dayak di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) sebagai alat memanggil ikan yang punya unsur mistiknya. Menurut Kitab Panaturan Suku Dayak Ngaju (Kitab Suci Hindu Kaharigan), kata mihing berasal dari bahasa Sangiang atau bahasa Sangen. Mihing juga dikenal dengan sebutan mihing manasa yang berarti memasuki. Dengan demikan, mihing manasa dapat diartikan sebagai perangkap untuk masuknya ikan, atau merupakan benda yang berisi penuh (panen) dengan ikan.