Sabtu, Mei 10, 2025
30.8 C
Palangkaraya

Perpisahan SMAN 1 Sungai Tabuk Digelar di THM Tuai Sorotan, Netizen Geram

ACARA pengukuhan dan perpisahan kelas XII di SMA Negeri 1 Sungai Tabuk yang digelar di Hexagon Banjarmasin pada Kamis (8/8/2025) pagi hingga siang, menjadi sorotan publik dan menuai kontroversi di media sosial.

 

Hexagon, yang dikenal sebagai tempat hiburan malam dengan penampilan DJ dan penyanyi ternama, dipilih sebagai lokasi perpisahan, yang seharusnya menjadi momen berharga bagi para siswa.

 

Dari informasi yang dihimpun, setiap siswa dikenakan biaya partisipasi sebesar Rp350 ribu untuk mengikuti acara tersebut.

Kehadiran para guru dan wali murid menambah kesan formal, namun lokasi acara justru memicu perdebatan di kalangan netizen.

 

Banyak yang mempertanyakan pilihan tempat dan biaya yang dianggap berlebihan, terutama di tengah imbauan pemerintah untuk menghindari perpisahan sekolah yang mewah.

Baca Juga :  Mukhtarudin Ingin Edi Mulyadi Minta Maaf

Warganet ramai-ramai menyayangkan keputusan pihak sekolah dan panitia yang memilih lokasi acara di tempat yang identik dengan kehidupan malam.

“Turunnya moral anak didik seiring dengan pola pikir dan mindset para pendidiknya,” tulis salah satu netizen.

Tidak sedikit pula yang membandingkan dengan kebijakan Gunernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang secara tegas melarang perpisahan sekolah dengan pungutan biaya mahal.

Netizen menyarankan agar Kalimantan Selatan meniru langkah tersebut guna menghindari polemik serupa ke depan. (zia)

ACARA pengukuhan dan perpisahan kelas XII di SMA Negeri 1 Sungai Tabuk yang digelar di Hexagon Banjarmasin pada Kamis (8/8/2025) pagi hingga siang, menjadi sorotan publik dan menuai kontroversi di media sosial.

 

Hexagon, yang dikenal sebagai tempat hiburan malam dengan penampilan DJ dan penyanyi ternama, dipilih sebagai lokasi perpisahan, yang seharusnya menjadi momen berharga bagi para siswa.

 

Dari informasi yang dihimpun, setiap siswa dikenakan biaya partisipasi sebesar Rp350 ribu untuk mengikuti acara tersebut.

Kehadiran para guru dan wali murid menambah kesan formal, namun lokasi acara justru memicu perdebatan di kalangan netizen.

 

Banyak yang mempertanyakan pilihan tempat dan biaya yang dianggap berlebihan, terutama di tengah imbauan pemerintah untuk menghindari perpisahan sekolah yang mewah.

Baca Juga :  Mukhtarudin Ingin Edi Mulyadi Minta Maaf

Warganet ramai-ramai menyayangkan keputusan pihak sekolah dan panitia yang memilih lokasi acara di tempat yang identik dengan kehidupan malam.

“Turunnya moral anak didik seiring dengan pola pikir dan mindset para pendidiknya,” tulis salah satu netizen.

Tidak sedikit pula yang membandingkan dengan kebijakan Gunernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang secara tegas melarang perpisahan sekolah dengan pungutan biaya mahal.

Netizen menyarankan agar Kalimantan Selatan meniru langkah tersebut guna menghindari polemik serupa ke depan. (zia)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/