JAGAT media ramai memperbincangkan video yang beredar terkait sapi yang didatangkan oleh Indonesia dari Australia menggunakan pesawat.
Sebanyak 60 ekor sapi perah jenis Frisian Holstein asal Adelaide, Australia, tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pada Kamis, 8 Mei 2025.
Pengadaan sapi-sapi unggul ini dilakukan oleh PT Diamond Food Indonesia sebagai bagian dari upaya mendukung peningkatan produksi susu nasional.
Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan Kementerian Pertanian, drh. Makmun, menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam meningkatkan populasi sapi perah.
“Kementerian Pertanian terus mendorong investor dalam negeri untuk berkontribusi terhadap program prioritas nasional, khususnya dalam pengembangan peternakan sapi perah,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Jumat, 9 Mei 2025.
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menetapkan target ambisius: mendatangkan satu juta ekor sapi perah dalam lima tahun ke depan, dari 2025 hingga 2029.
Langkah ini ditujukan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi masyarakat.
Dukungan terhadap inisiatif ini datang dari pelaku industri. Director of Strategic Sales & Manufacturing Development PT Diamond Food Indonesia, Melissa Agustina, berharap kehadiran sapi impor ini bisa memberikan dampak positif bagi peternak lokal.
“Kami akan terus mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan produksi dan mutu susu dalam negeri,” tegasnya.
Peternak asal Jawa Timur, Bayu Aji Handayanto, menyambut baik langkah ini. Ia menyebut kedatangan 60 sapi perah tersebut sebagai awal yang positif. “Ini adalah awal yang baik untuk kedatangan ribuan sapi berikutnya,” katanya.
Menurut Bayu, rencana berikutnya adalah kedatangan 1.100 ekor sapi perah tambahan yang dijadwalkan tiba melalui jalur laut antara Juli hingga Agustus. Ia menilai pengadaan sapi ini sebagai langkah konkret dalam mendukung program penyediaan protein hewani untuk masyarakat Indonesia. (*)
Namun, kebijakan ini menuai pro kotra dari warga netizen di Instagram.
“MEMBUNUH PRODUK LOKAL DAN TIDAK MEMBANTU DALAM PERBAIKAN PRODUK LOKAL,” kata pemilik akun ell_marcoo.
“Kemarin susu boyolali di buang katanya gak sesuai spek, pemerintah tidak membina malah impor,” ucap cucu_eyang__