Sabtu, Mei 17, 2025
23.1 C
Palangkaraya

Optimalisasi Peran Petugas dalam Perlindungan Perempuan dan Anak

PALANGKA RAYA – Salah satu fokus utama dalam upaya perlindungan perempuan dan anak adalah memaksimalkan peran petugas pemberi layanan. Disampaikan oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kalteng, Aisyah Thisia Agustiar Sabran, petugas tidak hanya bersikap responsif, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang dampak psikologis kekerasan serta cara pemulihan yang tepat sesuai kebutuhan korban.

Ia menekankan, layanan pendampingan tidak boleh berhenti hanya pada penanganan awal. Proses pemulihan yang menyeluruh, termasuk pemberdayaan kembali korban agar bisa mandiri dan bangkit dari trauma, merupakan bagian penting yang harus menjadi perhatian seluruh pihak terkait.

“Kami ingin mendorong adanya kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga layanan, dan masyarakat dalam upaya ini. Tidak ada toleransi terhadap kekerasan, dan setiap korban harus dipastikan mendapatkan hak perlindungan yang layak dan bermartabat,” tegasnya, Rabu (13/5/25).

Baca Juga :  Bappedalitbang Gelar Rapat Inventarisasi dan Monitoring

Pada kegiatan yang berlangsung di Hotel Aquarius itu, ia juga mengajak masyarakat luas untuk tidak ragu melaporkan jika menemukan atau mencurigai adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di lingkungan sekitar. Ia menyebutkan bahwa diam dan membiarkan hanya akan memperpanjang penderitaan korban.

“Laporkan segera. Keberanian masyarakat melapor sangat penting agar tindakan kekerasan bisa dihentikan dan korban dapat diselamatkan. Kita semua memiliki peran dalam menjaga lingkungan yang aman bagi perempuan dan anak,” pungkasnya. (zia/ans)

PALANGKA RAYA – Salah satu fokus utama dalam upaya perlindungan perempuan dan anak adalah memaksimalkan peran petugas pemberi layanan. Disampaikan oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kalteng, Aisyah Thisia Agustiar Sabran, petugas tidak hanya bersikap responsif, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang dampak psikologis kekerasan serta cara pemulihan yang tepat sesuai kebutuhan korban.

Ia menekankan, layanan pendampingan tidak boleh berhenti hanya pada penanganan awal. Proses pemulihan yang menyeluruh, termasuk pemberdayaan kembali korban agar bisa mandiri dan bangkit dari trauma, merupakan bagian penting yang harus menjadi perhatian seluruh pihak terkait.

“Kami ingin mendorong adanya kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga layanan, dan masyarakat dalam upaya ini. Tidak ada toleransi terhadap kekerasan, dan setiap korban harus dipastikan mendapatkan hak perlindungan yang layak dan bermartabat,” tegasnya, Rabu (13/5/25).

Baca Juga :  Bappedalitbang Gelar Rapat Inventarisasi dan Monitoring

Pada kegiatan yang berlangsung di Hotel Aquarius itu, ia juga mengajak masyarakat luas untuk tidak ragu melaporkan jika menemukan atau mencurigai adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di lingkungan sekitar. Ia menyebutkan bahwa diam dan membiarkan hanya akan memperpanjang penderitaan korban.

“Laporkan segera. Keberanian masyarakat melapor sangat penting agar tindakan kekerasan bisa dihentikan dan korban dapat diselamatkan. Kita semua memiliki peran dalam menjaga lingkungan yang aman bagi perempuan dan anak,” pungkasnya. (zia/ans)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/