KEHIDUPAN kita hampir tidak pernah lepas dari yang namanya internetan, apalagi tuntutan pekerjaan yang mengharuskan kita bersentuhan langsung dengan gadget.
Lantas jika jadi kebutuhan bagaimana dengan dampaknya?
Mirisnya yang menjadi pengguna internet berasal dari semua kalangan bahkan merambah hingga ke anak yang usianya masih belia.
Melansir dari akun Instagram @voktis.id memaparkan data yang menunjukkan bahwa negara Indonesia menempati peringkat pertama dunia dalam hal kecanduan internet.
Studi terbaru menunjukkan betapa kuatnya ketergantungan kita terutama generasi muda pada media sosial dan koneksi daring yang nyaris tanpa jeda.
Rutinitas harian, hiburan, bahkan emosi kini banyak bergantung pada layar.
Lebih dari 19% anak-anak Indonesia sudah termasuk kategori kecanduan internet. Banyak dari mereka menghabiskan sebagian besar waktu online, dan sering kali hal ini mengorbankan interaksi langsung, fokus belajar, aktivitas fisik, dan kesehatan mental.
Kekhawatiran dari orang tua, guru, dan tenaga kesehatan pun terus meningkat.
Sayangnya, fenomena ini tidak berhenti di anak-anak. Orang dewasa juga mulai menunjukkan pola perilaku serupa, yakni sulit lepas dari aplikasi, game, dan konten lewat algoritma. Batas antara kebutuhan digital dan kecanduan makin bias.
Para ahli mengingatkan pentingnya literasi digital, kebiasaan layar yang lebih sehat, dan regulasi yang berpihak pada keseimbangan.
Banyak dari warganet yang menyayangkan hal tersebut namun, antara kondisi realita dan harapanya agar masyarakat berkembang jadi sulit.
“Pemerintah sendiri juga kurang tegas.. dlm membatasi aplikasi.. malah seakan sangat mudah menggunakan aplikasi. Harusnya ada batasan atau larangan.. lh diindo semua aplikasi bisa diakses.. di negara lain Instagram sama tiktok aja ada yg diblokir. Ini emang pemerintah aja yg sengaja mempermudah biar dpt penghasilan Nagara LBH gede pdhal.. dampaknya SDM kita semakin rendah,” kata @trisman_27
“Iya lah. . . Negara minim fasilitas, boring, ngapain lagi klo gak internetan?,” sebut @sama.s4ma
“Gimana ga tinggi. Anak² yang harusnya main di luar skrg malah di kasi hp sejak dini ,tanpa pngawasan pula,” ucap @aepublishing.
“Miris,” ujar @setiamariaronida
“Benar sekali kebanyakan hanya berinternet untuk bersenang-senang saja ,bukan untuk mendapatkan edukasi dan belajar,” sindir @sastraindonesiaorg.(*afa)