Kamis, Juni 26, 2025
25.4 C
Palangkaraya

Zohran, Kalahkan Mantan Gubernur New York, Siap Jadi Wali Kota Muslim Pertama!

KALTENG POS-Kemenangan Zohran Mamdani dalam pemungutan suara awal pemilihan Wali Kota New York mengejutkan banyak pihak dan langsung menyedot perhatian media nasional serta internasional. Di tengah dominasi elite politik mapan, munculnya figur muda progresif ini menjadi pertanda arah baru dalam dinamika demokrasi kota New York.

Dilansir dari Reuters.com dan NYMag.com, berikut beberapa fakta penting terkait kemenangan mengejutkan Zohran Mamdani:

  1. Kalahkan Andrew Cuomo, Eks Gubernur New York Berpengaruh

Zohran Mamdani berhasil mengungguli Andrew Cuomo, mantan Gubernur New York yang memiliki rekam jejak panjang di dunia politik dan didukung oleh tokoh-tokoh elit seperti Bill Clinton dan Michael Bloomberg.

Cuomo sebelumnya diprediksi kuat kembali ke panggung politik, meski sempat mundur dari jabatannya pada 2021 karena dugaan pelecehan seksual yang menuai sorotan luas. Namun, menurut laporan Reuters (25/6), Mamdani unggul dengan 43,5% suara dalam hasil sementara pemungutan suara awal dari Partai Demokrat, meninggalkan Cuomo yang hanya meraih 36,4% suara.

  1. Potensi Wali Kota Muslim Pertama di New York City

Mamdani, yang berasal dari Uganda dan keturunan India, berpotensi mencetak sejarah sebagai wali kota Muslim pertama dalam sejarah New York City jika memenangkan pemilihan umum pada November mendatang. Keberhasilannya dalam pemungutan suara awal sudah menjadi pertanda kuat perubahan arus politik di kota yang selama ini dipimpin oleh figur-figur politik tradisional.

Selain menjadi simbol kebangkitan sayap progresif, Mamdani juga membawa harapan baru bagi banyak warga minoritas, terutama komunitas Muslim dan imigran yang selama ini kurang terwakili di tingkat kepemimpinan kota. Identitasnya sebagai anak dari sutradara India Mira Nair dan aktivis imigran memberi warna unik dalam lanskap politik Amerika yang semakin plural.

  1. Sosialis Demokrat Menang di Kota Liberal New York
Baca Juga :  India dan Pakistan Saling Serang, Jet Tempur Dihancurkan, Korban Berjatuhan

Zohran Mamdani secara terbuka menyebut dirinya sebagai seorang sosialis demokrat, sebuah identitas politik yang sering dianggap radikal di Amerika Serikat. Namun, alih-alih menjadi hambatan, posisi politiknya justru mendapat sambutan hangat di New York City, kota yang dikenal dengan pemilihnya yang liberal dan progresif.

Menurut laporan New York Magazine pada Selasa (24/6), Mamdani berhasil menyatukan basis pemilih muda, komunitas imigran, dan kelompok aktivis akar rumput yang selama ini merasa terpinggirkan oleh elite partai.

  1. Cuomo Mengakui Kekalahan dengan Elegan

Meskipun selama karier politiknya dikenal sebagai figur kuat dan kontroversial, Andrew Cuomo menunjukkan sikap sportif yang jarang terlihat dalam politik Amerika. Setelah hasil pemungutan suara awal menunjukkan keunggulan signifikan Zohran Mamdani, Cuomo segera menghubunginya secara langsung dan menyampaikan ucapan selamat. Dalam pidato singkatnya kepada pendukung, ia menyatakan kalimat ‘tonight is his night’ sebagai bentuk pengakuan atas kemenangan lawannya.

  1. Didukung Tokoh Progresif Nasional

Mamdani mendapat dukungan dari tokoh progresif ternama seperti Senator Bernie Sanders dan Congresswoman Alexandria Ocasio-Cortez, dua ikon progresif AS. Dukungan ini makin memperkuat pengaruh sayap kiri dalam politik lokal dan nasional, menandai pergeseran dukungan di kalangan pemilih.

  1. Sistem Ranked-Choice Voting (RCV) yang Menarik
Baca Juga :  Alasan Elon Musk Mundur dari Kabinet Trump, Ternyata Bukan Masalah Sepele!

Pemilu di New York kali ini menggunakan sistem Ranked-Choice Voting (RCV), yaitu metode pemungutan suara di mana pemilih tidak hanya memilih satu kandidat, tetapi dapat memilih hingga lima kandidat dengan menyusun mereka berdasarkan urutan preferensi.

Artinya, jika kandidat pilihan pertama tidak menang, suara pemilih tidak langsung hangus, melainkan akan dialihkan ke pilihan kedua dan seterusnya hingga salah satu kandidat memperoleh mayoritas lebih dari 50%. Proses ini berjalan dalam beberapa putaran. Pada setiap putaran, kandidat dengan perolehan suara paling sedikit akan dieliminasi dan suara yang sebelumnya diberikan kepada kandidat tersebut akan dialihkan ke kandidat berikutnya di daftar preferensi pemilih.

RCV dianggap lebih adil karena mendorong kandidat untuk meraih konsensus luas, bukan hanya memicu polarisasi atau menang karena suara terpecah. Sistem ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya ‘spoiler effect’, yakni ketika kehadiran kandidat ketiga membuat kandidat yang sebenarnya kurang disukai bisa menang.

 

Kemenangan sementara Mamdani bukan hanya soal perolehan suara, tetapi juga sinyal perubahan dalam arah politik perkotaan. Dengan dukungan akar rumput dan narasi progresif yang kuat, pemilu ini membuka babak baru bagi masa depan kepemimpinan New York. Publik tinggal menunggu apakah pemilu November benar-benar akan menjadi momen bersejarah bagi kota New York. ***

 

KALTENG POS-Kemenangan Zohran Mamdani dalam pemungutan suara awal pemilihan Wali Kota New York mengejutkan banyak pihak dan langsung menyedot perhatian media nasional serta internasional. Di tengah dominasi elite politik mapan, munculnya figur muda progresif ini menjadi pertanda arah baru dalam dinamika demokrasi kota New York.

Dilansir dari Reuters.com dan NYMag.com, berikut beberapa fakta penting terkait kemenangan mengejutkan Zohran Mamdani:

  1. Kalahkan Andrew Cuomo, Eks Gubernur New York Berpengaruh

Zohran Mamdani berhasil mengungguli Andrew Cuomo, mantan Gubernur New York yang memiliki rekam jejak panjang di dunia politik dan didukung oleh tokoh-tokoh elit seperti Bill Clinton dan Michael Bloomberg.

Cuomo sebelumnya diprediksi kuat kembali ke panggung politik, meski sempat mundur dari jabatannya pada 2021 karena dugaan pelecehan seksual yang menuai sorotan luas. Namun, menurut laporan Reuters (25/6), Mamdani unggul dengan 43,5% suara dalam hasil sementara pemungutan suara awal dari Partai Demokrat, meninggalkan Cuomo yang hanya meraih 36,4% suara.

  1. Potensi Wali Kota Muslim Pertama di New York City

Mamdani, yang berasal dari Uganda dan keturunan India, berpotensi mencetak sejarah sebagai wali kota Muslim pertama dalam sejarah New York City jika memenangkan pemilihan umum pada November mendatang. Keberhasilannya dalam pemungutan suara awal sudah menjadi pertanda kuat perubahan arus politik di kota yang selama ini dipimpin oleh figur-figur politik tradisional.

Selain menjadi simbol kebangkitan sayap progresif, Mamdani juga membawa harapan baru bagi banyak warga minoritas, terutama komunitas Muslim dan imigran yang selama ini kurang terwakili di tingkat kepemimpinan kota. Identitasnya sebagai anak dari sutradara India Mira Nair dan aktivis imigran memberi warna unik dalam lanskap politik Amerika yang semakin plural.

  1. Sosialis Demokrat Menang di Kota Liberal New York
Baca Juga :  India dan Pakistan Saling Serang, Jet Tempur Dihancurkan, Korban Berjatuhan

Zohran Mamdani secara terbuka menyebut dirinya sebagai seorang sosialis demokrat, sebuah identitas politik yang sering dianggap radikal di Amerika Serikat. Namun, alih-alih menjadi hambatan, posisi politiknya justru mendapat sambutan hangat di New York City, kota yang dikenal dengan pemilihnya yang liberal dan progresif.

Menurut laporan New York Magazine pada Selasa (24/6), Mamdani berhasil menyatukan basis pemilih muda, komunitas imigran, dan kelompok aktivis akar rumput yang selama ini merasa terpinggirkan oleh elite partai.

  1. Cuomo Mengakui Kekalahan dengan Elegan

Meskipun selama karier politiknya dikenal sebagai figur kuat dan kontroversial, Andrew Cuomo menunjukkan sikap sportif yang jarang terlihat dalam politik Amerika. Setelah hasil pemungutan suara awal menunjukkan keunggulan signifikan Zohran Mamdani, Cuomo segera menghubunginya secara langsung dan menyampaikan ucapan selamat. Dalam pidato singkatnya kepada pendukung, ia menyatakan kalimat ‘tonight is his night’ sebagai bentuk pengakuan atas kemenangan lawannya.

  1. Didukung Tokoh Progresif Nasional

Mamdani mendapat dukungan dari tokoh progresif ternama seperti Senator Bernie Sanders dan Congresswoman Alexandria Ocasio-Cortez, dua ikon progresif AS. Dukungan ini makin memperkuat pengaruh sayap kiri dalam politik lokal dan nasional, menandai pergeseran dukungan di kalangan pemilih.

  1. Sistem Ranked-Choice Voting (RCV) yang Menarik
Baca Juga :  Alasan Elon Musk Mundur dari Kabinet Trump, Ternyata Bukan Masalah Sepele!

Pemilu di New York kali ini menggunakan sistem Ranked-Choice Voting (RCV), yaitu metode pemungutan suara di mana pemilih tidak hanya memilih satu kandidat, tetapi dapat memilih hingga lima kandidat dengan menyusun mereka berdasarkan urutan preferensi.

Artinya, jika kandidat pilihan pertama tidak menang, suara pemilih tidak langsung hangus, melainkan akan dialihkan ke pilihan kedua dan seterusnya hingga salah satu kandidat memperoleh mayoritas lebih dari 50%. Proses ini berjalan dalam beberapa putaran. Pada setiap putaran, kandidat dengan perolehan suara paling sedikit akan dieliminasi dan suara yang sebelumnya diberikan kepada kandidat tersebut akan dialihkan ke kandidat berikutnya di daftar preferensi pemilih.

RCV dianggap lebih adil karena mendorong kandidat untuk meraih konsensus luas, bukan hanya memicu polarisasi atau menang karena suara terpecah. Sistem ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya ‘spoiler effect’, yakni ketika kehadiran kandidat ketiga membuat kandidat yang sebenarnya kurang disukai bisa menang.

 

Kemenangan sementara Mamdani bukan hanya soal perolehan suara, tetapi juga sinyal perubahan dalam arah politik perkotaan. Dengan dukungan akar rumput dan narasi progresif yang kuat, pemilu ini membuka babak baru bagi masa depan kepemimpinan New York. Publik tinggal menunggu apakah pemilu November benar-benar akan menjadi momen bersejarah bagi kota New York. ***

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/