Jumat, Juni 27, 2025
25.9 C
Palangkaraya

Pengakuan Orangtua Siswa,Keluarkan Uang Jutaan saat Masuk SMAN 1 Kahayan Tengah

PULANG PISAU – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMAN-1 Kahayan Tengah menuai sorotan. Pasalnya biaya masuk sekolah negeri tersebut mencapai Rp2 juta per siswa.

Pungutan yang disinyalir dilakukan pihak sekolah diperuntukkan untuk pembelian beberapa barang.

Di antaranya setelan baju seragam putih abu-abu, baju olahraga, setelan baju batik, setelan baju pramuka, jas almamater, topi, dasi, ikat pinggang, sampul dan raport. “Totalnya Rp2 juta,” ucap sumber Kalteng Pos sambil memperlihatkan kwitansi penerimaan, Jumat (27/6/2025).

Pria itu mengungkapkan, dalam kwitansi itu pihak penerima tidak mencantumkan identitas sekolah dan stempel. Dia mengungkapkan, praktik ini sudah dilakukan sejak PPDB tahun lalu. “Dalam kwitansi itu yang ada rincian dan penerima,” ucapnya.

Baca Juga :  Disdik Kotim Tegaskan Penerimaan Murid Baru Tidak Ada Pungutan

Dia juga mengungkapkan, terkait pembuatan seragam yang katanya dilakukan oleh penjahit yang disinyalir fiktif.

“Pihak sekolah membeli baju jadi. Baju yang diberikan kepada siswa ukurannya pun lebih besar, sehingga jika tidak muat masih bisa dipermak. Kualitas kainnya pun tidak layak,” ungkap dia.

Terpisah, Kepala SMAN 1 Kahayan Tengah Mia Pasie saat dikonfirmasi Kalteng Pos melalui pesan WhatsApp belum memberikan jawaban terkait hal itu. Dia mengaku sedang berada di luar. “Nanti saya hubungi Bapak,” tulis Mia. (art)

PULANG PISAU – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMAN-1 Kahayan Tengah menuai sorotan. Pasalnya biaya masuk sekolah negeri tersebut mencapai Rp2 juta per siswa.

Pungutan yang disinyalir dilakukan pihak sekolah diperuntukkan untuk pembelian beberapa barang.

Di antaranya setelan baju seragam putih abu-abu, baju olahraga, setelan baju batik, setelan baju pramuka, jas almamater, topi, dasi, ikat pinggang, sampul dan raport. “Totalnya Rp2 juta,” ucap sumber Kalteng Pos sambil memperlihatkan kwitansi penerimaan, Jumat (27/6/2025).

Pria itu mengungkapkan, dalam kwitansi itu pihak penerima tidak mencantumkan identitas sekolah dan stempel. Dia mengungkapkan, praktik ini sudah dilakukan sejak PPDB tahun lalu. “Dalam kwitansi itu yang ada rincian dan penerima,” ucapnya.

Baca Juga :  Disdik Kotim Tegaskan Penerimaan Murid Baru Tidak Ada Pungutan

Dia juga mengungkapkan, terkait pembuatan seragam yang katanya dilakukan oleh penjahit yang disinyalir fiktif.

“Pihak sekolah membeli baju jadi. Baju yang diberikan kepada siswa ukurannya pun lebih besar, sehingga jika tidak muat masih bisa dipermak. Kualitas kainnya pun tidak layak,” ungkap dia.

Terpisah, Kepala SMAN 1 Kahayan Tengah Mia Pasie saat dikonfirmasi Kalteng Pos melalui pesan WhatsApp belum memberikan jawaban terkait hal itu. Dia mengaku sedang berada di luar. “Nanti saya hubungi Bapak,” tulis Mia. (art)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/