Sabtu, Juni 28, 2025
24.5 C
Palangkaraya

Dugaan Limbah PT MUTU, DLH Tolak Uji Titik Krusial, Warga Ambil Sampel Sendiri!

BUNTOK,KALTENG POS–Harapan warga dari Desa Muara Singan, Bipak Kali, Patas I, dan Dusun Luwir akhirnya mulai terpenuhi. Tuntutan mereka kepada PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) terkait dugaan pencemaran lingkungan telah disepakati untuk diuji sampel airnya, sesuai hasil mediasi di Aula Kecamatan Gunung Bintang Awai (GBA).

Pada Rabu (25/6), pengambilan sampel uji di lokasi dugaan pencemaran lingkungan dilakukan bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Barito Selatan (Barsel). Warga dari empat desa tersebut, didampingi pihak Kecamatan GBA, TNI, dan Polri, turut mengamankan proses ini.

Sebelum pengambilan sampel, Camat GBA, Armadi, bersama DLH dan aparat keamanan memberikan instruksi agar warga mendampingi tim di lapangan. Hal ini untuk memastikan warga dapat melihat langsung proses uji sampel air dan dampak lainnya sesuai kesepakatan.

“Hari ini kita akan melakukan uji air sesuai apa yang sudah disepakati bersama. Di sini juga ada dari pihak Kepolisian hingga TNI yang ikut serta mengamankan jalannya pengambilan uji sampel air hingga dampak tanaman akibat limbah. Dinas Ketahanan Pangan juga ikut serta sesuai instruksi Wakil Bupati saat pertemuan sebelumnya,” tutur Armadi.

Baca Juga :  Aisyah Thisia Bianty Peduli Korban Banjir

Armadi mengimbau agar proses pengambilan sampel berjalan tertib dan aman, sehingga harapan masyarakat atas tuntutan mereka bisa terlaksana dengan baik. Baik DLH maupun Dinas Ketahanan Pangan telah menerima petunjuk dari Wakil Bupati Barsel untuk mendampingi masyarakat dalam memperjuangkan tuntutan mereka.

“Pada intinya, semuanya bisa berjalan dengan baik sesuai harapan masyarakat, karena ini pesan langsung dari Wakil Bupati. Harapan besar dari kegiatan ini adalah agar tidak ada ‘dusta di antara kita semua’,” tegas Armadi.

Berdasarkan kesepakatan, tim investigasi gabungan DLH Barsel bersama warga dari Desa Muara Singan, Bipak Kali, Patas I, dan Dusun Luwir, serta tim dari PT MUTU, bersama-sama melakukan pengecekan dan pengambilan sampel uji di Sungai Singan dan anak Sungai Singan.

Baca Juga :  Bawaslu Barito Utara Tegaskan Netralitas Kades-Lurah Demi Pemilu Bersih

Tim dari DLH, perusahaan, dan warga bergerak menuju hulu Sungai Singan yang belum terdampak pertambangan. Selanjutnya, pengambilan sampel dilakukan di dua titik anak Sungai Singan, yaitu Sungai Lanan dan Sungai Bulu. Terakhir, sampel diambil di Sungai Singan bagian hilir, tepatnya di Dusun Luwir, yang diduga menjadi lokasi tercemar limbah dari perusahaan pertambangan batu bara.

Setidaknya ada dua jenis sampel yang diambil, yaitu air dan endapan lumpur, untuk mengetahui tingkat kepadatan logam berat dan tingkat keasaman yang terkandung di sungai tersebut. Sungai ini merupakan sumber air utama bagi warga Desa Muara Singan dan sekitarnya.

Dari hasil pengujian sampel sementara, ditemukan perbedaan yang cukup mencengangkan: Hulu Sungai Singan (belum terdampak pertambangan): Air berwarna putih bening, memiliki pH 7,32 dengan suhu 28,11°C. Dasar sungai berupa pasir dan kerikil, bahkan beberapa warga masih bisa menggunakan airnya untuk mencuci hingga mandi.

BUNTOK,KALTENG POS–Harapan warga dari Desa Muara Singan, Bipak Kali, Patas I, dan Dusun Luwir akhirnya mulai terpenuhi. Tuntutan mereka kepada PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) terkait dugaan pencemaran lingkungan telah disepakati untuk diuji sampel airnya, sesuai hasil mediasi di Aula Kecamatan Gunung Bintang Awai (GBA).

Pada Rabu (25/6), pengambilan sampel uji di lokasi dugaan pencemaran lingkungan dilakukan bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Barito Selatan (Barsel). Warga dari empat desa tersebut, didampingi pihak Kecamatan GBA, TNI, dan Polri, turut mengamankan proses ini.

Sebelum pengambilan sampel, Camat GBA, Armadi, bersama DLH dan aparat keamanan memberikan instruksi agar warga mendampingi tim di lapangan. Hal ini untuk memastikan warga dapat melihat langsung proses uji sampel air dan dampak lainnya sesuai kesepakatan.

“Hari ini kita akan melakukan uji air sesuai apa yang sudah disepakati bersama. Di sini juga ada dari pihak Kepolisian hingga TNI yang ikut serta mengamankan jalannya pengambilan uji sampel air hingga dampak tanaman akibat limbah. Dinas Ketahanan Pangan juga ikut serta sesuai instruksi Wakil Bupati saat pertemuan sebelumnya,” tutur Armadi.

Baca Juga :  Aisyah Thisia Bianty Peduli Korban Banjir

Armadi mengimbau agar proses pengambilan sampel berjalan tertib dan aman, sehingga harapan masyarakat atas tuntutan mereka bisa terlaksana dengan baik. Baik DLH maupun Dinas Ketahanan Pangan telah menerima petunjuk dari Wakil Bupati Barsel untuk mendampingi masyarakat dalam memperjuangkan tuntutan mereka.

“Pada intinya, semuanya bisa berjalan dengan baik sesuai harapan masyarakat, karena ini pesan langsung dari Wakil Bupati. Harapan besar dari kegiatan ini adalah agar tidak ada ‘dusta di antara kita semua’,” tegas Armadi.

Berdasarkan kesepakatan, tim investigasi gabungan DLH Barsel bersama warga dari Desa Muara Singan, Bipak Kali, Patas I, dan Dusun Luwir, serta tim dari PT MUTU, bersama-sama melakukan pengecekan dan pengambilan sampel uji di Sungai Singan dan anak Sungai Singan.

Baca Juga :  Bawaslu Barito Utara Tegaskan Netralitas Kades-Lurah Demi Pemilu Bersih

Tim dari DLH, perusahaan, dan warga bergerak menuju hulu Sungai Singan yang belum terdampak pertambangan. Selanjutnya, pengambilan sampel dilakukan di dua titik anak Sungai Singan, yaitu Sungai Lanan dan Sungai Bulu. Terakhir, sampel diambil di Sungai Singan bagian hilir, tepatnya di Dusun Luwir, yang diduga menjadi lokasi tercemar limbah dari perusahaan pertambangan batu bara.

Setidaknya ada dua jenis sampel yang diambil, yaitu air dan endapan lumpur, untuk mengetahui tingkat kepadatan logam berat dan tingkat keasaman yang terkandung di sungai tersebut. Sungai ini merupakan sumber air utama bagi warga Desa Muara Singan dan sekitarnya.

Dari hasil pengujian sampel sementara, ditemukan perbedaan yang cukup mencengangkan: Hulu Sungai Singan (belum terdampak pertambangan): Air berwarna putih bening, memiliki pH 7,32 dengan suhu 28,11°C. Dasar sungai berupa pasir dan kerikil, bahkan beberapa warga masih bisa menggunakan airnya untuk mencuci hingga mandi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/