PALANGKA RAYA – Petani di Kalimantan Tengah bersiap memasuki era digital. Hal ini mengemuka dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Transformasi Digital dalam Pertanian: Aplikasi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani di Kalimantan Tengah”, yang digelar oleh tim peneliti gabungan dari Universitas Palangka Raya (UPR) dan Universitas Negeri Makassar (UNM), di Hotel Neo Palma, Kamis (3/7).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPR dan menjadi bagian dari riset berkelanjutan dengan skema inklusivitas, yang didanai melalui Program Pendanaan Riset Pembangunan Berkelanjutan.
FGD ini bertujuan menggali masukan dari berbagai pihak, mulai dari akademisi, pemerintah daerah, pelaku usaha tani, praktisi teknologi, hingga lembaga pendukung pertanian. Semua unsur itu diajak menyatukan pandangan untuk menyusun strategi transformasi digital sektor pertanian di Kalimantan Tengah.

Topik penting yang dibahas meliputi Identifikasi kebutuhan dan tantangan digitalisasi pertanian, Pemetaan ekosistem teknologi pertanian, Peluang kolaborasi antar-stakeholder, Rancang bangun aplikasi digital untuk petani, Integrasi antara riset, pendidikan, dan pelayanan pertanian.
Ketua Tim Peneliti, Ariesta Lestari, PhD menekankan langkah awal ini penting untuk memastikan transformasi digital yang tepat sasaran. “Kami ingin membangun aplikasi digital yang bukan hanya canggih, tapi juga relevan dengan realitas petani lokal. Inovatif, inklusif, dan kontekstual,” tegasnya.
Universitas Palangka Raya juga menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan riset yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat, dengan pendekatan kolaboratif berbasis bukti ilmiah.
Transformasi digital pertanian di Kalimantan Tengah diharapkan menjadi model inovatif yang bisa ditiru wilayah lain, dengan tetap menjaga kearifan lokal dan kebutuhan spesifik petani di daerah. (ans)