SAMPIT — Reputasi RSUD dr Murjani Sampit kembali mencuri perhatian. Rumah sakit kebanggaan masyarakat Kotawaringin Timur (Kotim) ini menjadi rujukan bagi RSUD Lamandau beberapa waktu lalu, untuk melakukan kaji banding terkait penerapan Sistem Informasi Manajemen Generik Open Source (Simgos) 2.
Rombongan yang dipimpin langsung Direktur RSUD Lamandau, dr Mardoni Setiawan,Sp.B, Kabid Yanmed Septina. S.ST.keb,
Kasie Rekam Medis Joko Purwanto, S.Kep.Ners, dan Kasie Penunjang Medis Sri Utari, S.S.T bersama 13 anggota tim itu datang khusus untuk mempelajari keunggulan Simgos 2 di RSUD dr Murjani. Sistem ini dilengkapi fitur tambahan yang membuat pengajuan klaim BPJS menjadi jauh lebih cepat, akurat, dan minim kendala.
“Kaji banding ini untuk mempelajari Simgos 2 di RSUD dr Murjani. Karena di sini sudah ada fitur tambahan yang membuat pengajuan klaim BPJS lebih cepat. Sedangkan di Lamandau, Simgos 2 mereka masih murni, belum ada tambahan,” jelas Kepala Bagian Umum RSUD dr Murjani, drg. Ari Wijayanto, M.Kes, saat dibincangi Kalteng Pos, Selasa (8/7/2025).
Inilah Penyakit Pasien yang Sering Ditangani RSUD dr Murjani Sampit
RSUD dr Murjani memang memiliki tingkat kunjungan yang cukup tinggi. Dalam sehari, jumlah pasien rawat jalan bisa mencapai 500 hingga 600 orang, sedangkan pasien rawat inap rata-rata mencapai 200 orang. Dengan angka setinggi ini, kecepatan dan ketepatan dalam pengajuan klaim BPJS menjadi sangat krusial.
Untuk menjawab tantangan tersebut, RSUD dr Murjani menambahkan aplikasi robotik dalam Simgos 2. Fitur ini berfungsi mempercepat proses pengajuan klaim, mulai dari input data, verifikasi, hingga perbaikan klaim yang pending.
“Pengajuan klaim itu bisa sampai 500 per hari, dan dengan aplikasi tambahan ini semua bisa selesai dalam satu hari saja,” ungkapnya .
Jika sebelumnya proses pengajuan klaim harus dilakukan manual, yang memerlukan waktu lama dan rawan kesalahan, kini cukup dengan memasukkan data, dan sistem komputer yang akan bekerja. “Semua dilakukan komputer, jadi tidak perlu lagi manual. Bahkan kalau ada klaim pending atau ditolak BPJS, perbaikannya bisa segera dilakukan dengan cepat,” tambahnya.
Inovasi ini juga berdampak pada tingkat kepercayaan BPJS Kesehatan kepada RSUD dr Murjani. Rumah sakit ini dinilai memiliki tingkat kecurangan (fraud) dalam pengajuan klaim yang sangat rendah. “Rekomendasi dari BPJS Kesehatan, RSUD Lamandau perlu belajar ke RSUD dr Murjani karena tingkat fraud di sini rendah,” tegasnya.
Selain kecepatan klaim, RSUD dr Murjani juga melakukan perbaikan besar-besaran pada infrastruktur jaringan. Semua komputer di rumah sakit telah terkoneksi melalui jaringan intranet dengan kapasitas daya yang diperbesar, didukung peningkatan jaringan kabel dan penambahan fitur-fitur pendukung lainnya.
Walaupun RSUD Lamandau lebih dulu menerapkan Simgos 2 sejak Februari 2024, RSUD dr Murjani justru lebih cepat beradaptasi dan berinovasi. Simgos 2 di RSUD dr Murjani mulai berlaku Agustus 2024, namun langsung dilengkapi dengan berbagai penguatan, termasuk fitur klaim berbasis robotik.
“Rumah sakit dr Murjani ini cepat sekali berbenahnya. Dalam arti perbaikan jaringan. Jadi semua komputer di rumah sakit Murjani ini sudah terkoneksi intranet dengan kapasitas dayanya itu besar,” imbuhnya.(mif)