Senin, Juli 14, 2025
23.9 C
Palangkaraya

MPLS di SMPN 1 Sampit Dikemas Berbeda! Tak Ada Kekerasan

SAMPIT — Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMP negeri di Kota Sampit tahun ini dikemas berbeda. Selain menerapkan materi wajib yang ditetapkan pemerintah, pihak sekolah juga menyisipkan materi pilihan dengan metode yang lebih interaktif dan ramah terhadap siswa baru. Salah satunya MPLS yang diterapkan di SMPN 1 Sampit.

Kepala SMPN 1 Sampit, Suyoso, mengatakan bahwa MPLS 2025 mengusung pendekatan yang mengutamakan kenyamanan dan keamanan peserta didik. Tidak hanya sekadar ceramah, sekolah menerapkan metode unjuk kerja agar materi lebih mudah dipahami.

“Alhamdulillah, kami berkomitmen menjalankan program pemerintah. Kalau di tempat lain mungkin hanya berupa ceramah, di SMPN 1 Sampit ini kami memakai metode unjuk kerja. Misalnya, siswa baru didampingi langsung oleh kakak kelas, mulai dari upacara hingga kegiatan lainnya,” ujarnya, Senin (14/7/2025).

Baca Juga :  Rektor UPR Dipercaya Jadi Ketua AKAPI Kalteng

Tema utama MPLS tahun ini tetap mengusung konsep ramah anak. Berbagai materi baru juga ditambahkan, di antaranya pencegahan judi online, pencegahan pernikahan dini, anti kekerasan, serta bahaya narkoba dan zat adiktif lainnya. Selain materi wajib, siswa juga akan mendapatkan materi pilihan yang disesuaikan dengan budaya dan program pembiasaan di sekolah.

“Kami ingin para siswa baru mengenal lingkungan sekolah secara menyeluruh, mulai dari gedung, ruang kelas, guru, hingga berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, mereka juga dikenalkan dengan mitra sekolah sebagai sumber belajar,” jelasnya.

Tahun ini, SMPN 1 Sampit menerima 288 siswa baru, dengan total keseluruhan siswa mencapai 890 jika ditambah kelas VIII dan IX. Selain dibekali materi cetak, guru-guru juga sudah diberikan penguatan. Para siswa baru akan mengikuti berbagai bentuk sosialisasi, mulai dari pembuatan poster hingga kunjungan ke instansi terkait seperti kepolisian, puskesmas, dan dinas kesehatan.

Baca Juga :  SMAN 3 Beri Penghargaan untuk Siswa dan Guru

Setelah kegiatan, siswa akan berbagi pengalaman serta hasil yang mereka peroleh.

Terkait isu masih adanya siswa SMP yang belum bisa membaca, Suyoso menegaskan bahwa sekolah wajib menerima semua anak sesuai jalur pendaftaran tanpa seleksi berbasis kemampuan literasi.

“Kalau ada siswa yang belum bisa membaca, kami tetap terima sebagai bentuk pelayanan inklusif. Prinsip kami adalah menerima berdasarkan domisili, usia, afirmasi, prestasi, dan mutasi. Tidak masalah jika ada siswa belum lancar membaca, karena di sini mereka akan didampingi,” tutupnya. (mif)

SAMPIT — Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMP negeri di Kota Sampit tahun ini dikemas berbeda. Selain menerapkan materi wajib yang ditetapkan pemerintah, pihak sekolah juga menyisipkan materi pilihan dengan metode yang lebih interaktif dan ramah terhadap siswa baru. Salah satunya MPLS yang diterapkan di SMPN 1 Sampit.

Kepala SMPN 1 Sampit, Suyoso, mengatakan bahwa MPLS 2025 mengusung pendekatan yang mengutamakan kenyamanan dan keamanan peserta didik. Tidak hanya sekadar ceramah, sekolah menerapkan metode unjuk kerja agar materi lebih mudah dipahami.

“Alhamdulillah, kami berkomitmen menjalankan program pemerintah. Kalau di tempat lain mungkin hanya berupa ceramah, di SMPN 1 Sampit ini kami memakai metode unjuk kerja. Misalnya, siswa baru didampingi langsung oleh kakak kelas, mulai dari upacara hingga kegiatan lainnya,” ujarnya, Senin (14/7/2025).

Baca Juga :  Rektor UPR Dipercaya Jadi Ketua AKAPI Kalteng

Tema utama MPLS tahun ini tetap mengusung konsep ramah anak. Berbagai materi baru juga ditambahkan, di antaranya pencegahan judi online, pencegahan pernikahan dini, anti kekerasan, serta bahaya narkoba dan zat adiktif lainnya. Selain materi wajib, siswa juga akan mendapatkan materi pilihan yang disesuaikan dengan budaya dan program pembiasaan di sekolah.

“Kami ingin para siswa baru mengenal lingkungan sekolah secara menyeluruh, mulai dari gedung, ruang kelas, guru, hingga berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, mereka juga dikenalkan dengan mitra sekolah sebagai sumber belajar,” jelasnya.

Tahun ini, SMPN 1 Sampit menerima 288 siswa baru, dengan total keseluruhan siswa mencapai 890 jika ditambah kelas VIII dan IX. Selain dibekali materi cetak, guru-guru juga sudah diberikan penguatan. Para siswa baru akan mengikuti berbagai bentuk sosialisasi, mulai dari pembuatan poster hingga kunjungan ke instansi terkait seperti kepolisian, puskesmas, dan dinas kesehatan.

Baca Juga :  SMAN 3 Beri Penghargaan untuk Siswa dan Guru

Setelah kegiatan, siswa akan berbagi pengalaman serta hasil yang mereka peroleh.

Terkait isu masih adanya siswa SMP yang belum bisa membaca, Suyoso menegaskan bahwa sekolah wajib menerima semua anak sesuai jalur pendaftaran tanpa seleksi berbasis kemampuan literasi.

“Kalau ada siswa yang belum bisa membaca, kami tetap terima sebagai bentuk pelayanan inklusif. Prinsip kami adalah menerima berdasarkan domisili, usia, afirmasi, prestasi, dan mutasi. Tidak masalah jika ada siswa belum lancar membaca, karena di sini mereka akan didampingi,” tutupnya. (mif)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/