Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Sering Makan Berlemak Lebih Mudah Kena Covid-19

MAKANAN apa yang biasa Anda pilih sehari-hari? Di era pandemi Covid-19 sebaiknya lebih memilih makanan sehat dan batasi makanan berlemak. Sebab sebuah penelitian menyebutkan seseorang yang sering mengonsumsi makanan berlemak lebih rentan tertular Covid-19.

Sebuah tim peneliti dari Zoe COVID-19 mengidentifikasi bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak makanan nabati memiliki risiko lebih rendah sekitar 10 persen terkena Covid-19. Makanan nabati ini terdiri dari sayuran hijau dan makanan sehat, termasuk buah-buahan dan sayuran.

Makanan nabati yang kaya akan vitamin dan mineral dapat membantu kita meningkatkan kekebalan dalam tubuh. Dan dengan tingkat kekebalan yang lebih tinggi, semakin kuat tubuh kita melawan Covid-19 yang mematikan.

Baca Juga :  SUPER JERMAN, Borussia Dortmund vs Bayern Munchen

Dilansir dari Science Times, Kamis (15/7), tingginya konsumsi makanan dengan kandungan gula, lemak, dan garam yang tinggi, yang juga dikenal sebagai makanan olahan, jelas tidak baik untuk kesehatan. Pada dasarnya, makan terlalu banyak mudah untuk menambah jumlah kematian.

Institut Kesehatan Nasional AS melakukan penelitian yang menunjukkan efek dari asupan makanan olahan yang tidak terkontrol. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism berjudul Ultra-Processed Diets Cause Excess Calorie Intake and Weight Gain: An Inpatient Randomized Controlled Trial of Ad Libitum Food Intake, terungkap bahwa orang gemar makan makanan olahan sebesar 500 kalori setiap hari daripada orang yang mengkonsumsi makanan sehat.

Baca Juga :  Lima Resep Mudah Agar Kulit Tampil Glowing

Studi ini dapat diterapkan pada tingkat kematian pada populasi diabetes selama pandemi. Terlalu banyak asupan kalori menyebabkan gula tinggi. Aktivitas ini adalah akar dari obesitas dan resistensi insulin, suatu kondisi yang ada pada orang dengan diabetes tipe 2.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Public Health Nutrition, 50 persen kalori yang dikonsumsi di Amerika Serikat adalah makanan proses tanpa serat. Ini menghasilkan mikrobioma yang tidak sehat dan kerusakan sistem pencernaan.(jpc)

MAKANAN apa yang biasa Anda pilih sehari-hari? Di era pandemi Covid-19 sebaiknya lebih memilih makanan sehat dan batasi makanan berlemak. Sebab sebuah penelitian menyebutkan seseorang yang sering mengonsumsi makanan berlemak lebih rentan tertular Covid-19.

Sebuah tim peneliti dari Zoe COVID-19 mengidentifikasi bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak makanan nabati memiliki risiko lebih rendah sekitar 10 persen terkena Covid-19. Makanan nabati ini terdiri dari sayuran hijau dan makanan sehat, termasuk buah-buahan dan sayuran.

Makanan nabati yang kaya akan vitamin dan mineral dapat membantu kita meningkatkan kekebalan dalam tubuh. Dan dengan tingkat kekebalan yang lebih tinggi, semakin kuat tubuh kita melawan Covid-19 yang mematikan.

Baca Juga :  SUPER JERMAN, Borussia Dortmund vs Bayern Munchen

Dilansir dari Science Times, Kamis (15/7), tingginya konsumsi makanan dengan kandungan gula, lemak, dan garam yang tinggi, yang juga dikenal sebagai makanan olahan, jelas tidak baik untuk kesehatan. Pada dasarnya, makan terlalu banyak mudah untuk menambah jumlah kematian.

Institut Kesehatan Nasional AS melakukan penelitian yang menunjukkan efek dari asupan makanan olahan yang tidak terkontrol. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism berjudul Ultra-Processed Diets Cause Excess Calorie Intake and Weight Gain: An Inpatient Randomized Controlled Trial of Ad Libitum Food Intake, terungkap bahwa orang gemar makan makanan olahan sebesar 500 kalori setiap hari daripada orang yang mengkonsumsi makanan sehat.

Baca Juga :  Lima Resep Mudah Agar Kulit Tampil Glowing

Studi ini dapat diterapkan pada tingkat kematian pada populasi diabetes selama pandemi. Terlalu banyak asupan kalori menyebabkan gula tinggi. Aktivitas ini adalah akar dari obesitas dan resistensi insulin, suatu kondisi yang ada pada orang dengan diabetes tipe 2.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Public Health Nutrition, 50 persen kalori yang dikonsumsi di Amerika Serikat adalah makanan proses tanpa serat. Ini menghasilkan mikrobioma yang tidak sehat dan kerusakan sistem pencernaan.(jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/