Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Aktualisasikan Nilai dan Semangat Hijrah

PALANGKA RAYA-Berbagai kegiatan masyarakat dan aktivitas keagamaan disesuaikan oleh pemerintah  selama pandemi Covid-19. Ancaman virus mematikan ini, terutama varian delta, membuat peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah dilakukan penyesuaian, sebagai ikhtiar bersama menuju perubahan dan contoh yang diamanatkan Nabi Muhammad saw.

Anggota DPR RI Dapil Kalteng H Agustiar Sabran mengatakan, hal itu merupakan contoh hijrah berdasarkan perintah Nabi Muhammad saw. Sehingga kesadaran rela berkorban dan membangun budaya baru harus dilakukan bersama-sama agar dapat mewujudkan tujuan besar ke depan.

“Semua itu dapat dilakukan dengan semangat gotong royong dalam bingkai huma betang, untuk meringankan beban masyarakat yang sangat membutuhkan terutama dalam masa-masa ini,” tuturnya kepada wartawan, kemarin (12/8).

Menurut pria yang menjabat ketua umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng ini, momentum Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah mesti dimanfaatkan untuk melakukan ikhtiar, terutama dalam kebersamaan melawan pandemi Covid-19.

Baca Juga :  Sungai Tercemar Limbah Sawit, Ribuan Ikan Koit

Kemudian, momen 76 tahun yang lalu, di mana para pahlawan dengan gagah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 17 Agustus 1945, merupakan contoh hijrah dan membebaskan diri dari kekuasaan penjajah kala itu.

“Hal serupa juga bisa kita lakukan saat ini sebagai ikhtiar bersama untuk melawan pandemi dengan semangat persatuan dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas dan interaksi langsung,” tuturnya.

Menurut H Agustiar, pandemi yang melanda Indonesia saat ini merupakan pelajaran dan renungan untuk seluruh bangsa, seperti pada perjuangan Nabi Muhammad saw saat hijrah dari Makkah ke Madinah.

Baca Juga :  Pulang ke Santallar, R Aji Sulaiman Minta Jemaah Waspadai Pergerakan Belanda

“Hal itu yang kemudian membuat Islam berkembang pesat, menyebar luar ke seluruh dunia dan menjadi kekuatan besar hingga saat ini,” tegasnya lagi.

Oleh karena itu, dalam situasi sulit seperti saat ini perlu pengorbanan untuk meninggalkan hal-hal yang menghambat kemajuan, tetap memelihara kebersamaan, serta menumbuhkan keberanian dan solidaritas untuk mengatasi ancaman, termasuk virus corona.

Dengan semangat huma betang, meski penuh warna perbedaan yang ada, kiranya menjadi semangat dan motivasi untuk menjadi kekuatan yang besar sebagai sesama anak bangsa dengan saling bahu-membahu agar dapat melalui masa-masa sulit ini.

PALANGKA RAYA-Berbagai kegiatan masyarakat dan aktivitas keagamaan disesuaikan oleh pemerintah  selama pandemi Covid-19. Ancaman virus mematikan ini, terutama varian delta, membuat peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah dilakukan penyesuaian, sebagai ikhtiar bersama menuju perubahan dan contoh yang diamanatkan Nabi Muhammad saw.

Anggota DPR RI Dapil Kalteng H Agustiar Sabran mengatakan, hal itu merupakan contoh hijrah berdasarkan perintah Nabi Muhammad saw. Sehingga kesadaran rela berkorban dan membangun budaya baru harus dilakukan bersama-sama agar dapat mewujudkan tujuan besar ke depan.

“Semua itu dapat dilakukan dengan semangat gotong royong dalam bingkai huma betang, untuk meringankan beban masyarakat yang sangat membutuhkan terutama dalam masa-masa ini,” tuturnya kepada wartawan, kemarin (12/8).

Menurut pria yang menjabat ketua umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng ini, momentum Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah mesti dimanfaatkan untuk melakukan ikhtiar, terutama dalam kebersamaan melawan pandemi Covid-19.

Baca Juga :  Sungai Tercemar Limbah Sawit, Ribuan Ikan Koit

Kemudian, momen 76 tahun yang lalu, di mana para pahlawan dengan gagah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 17 Agustus 1945, merupakan contoh hijrah dan membebaskan diri dari kekuasaan penjajah kala itu.

“Hal serupa juga bisa kita lakukan saat ini sebagai ikhtiar bersama untuk melawan pandemi dengan semangat persatuan dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas dan interaksi langsung,” tuturnya.

Menurut H Agustiar, pandemi yang melanda Indonesia saat ini merupakan pelajaran dan renungan untuk seluruh bangsa, seperti pada perjuangan Nabi Muhammad saw saat hijrah dari Makkah ke Madinah.

Baca Juga :  Pulang ke Santallar, R Aji Sulaiman Minta Jemaah Waspadai Pergerakan Belanda

“Hal itu yang kemudian membuat Islam berkembang pesat, menyebar luar ke seluruh dunia dan menjadi kekuatan besar hingga saat ini,” tegasnya lagi.

Oleh karena itu, dalam situasi sulit seperti saat ini perlu pengorbanan untuk meninggalkan hal-hal yang menghambat kemajuan, tetap memelihara kebersamaan, serta menumbuhkan keberanian dan solidaritas untuk mengatasi ancaman, termasuk virus corona.

Dengan semangat huma betang, meski penuh warna perbedaan yang ada, kiranya menjadi semangat dan motivasi untuk menjadi kekuatan yang besar sebagai sesama anak bangsa dengan saling bahu-membahu agar dapat melalui masa-masa sulit ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/