Jumat, November 22, 2024
25.1 C
Palangkaraya

Jalur Bukit Rawi Makin Parah

Banyak Pengendara Terjebak, Petugas Berlakukan Buka Tutup

PALANGKA RAYA-Banjir di Kalteng tahun ini terbilang sangat parah. Lebih dari separuh kabupaten/kota di Bumi Tambun Bungai tergenang air luapan sungai. Bencana ini melumpuhkan aktivitas masyarakat. Beberapa titik yang menjadi akses utama penghubung antardaerah tergenang. Salah satunya di wilayah Bukit Rawi. Kurang lebih dua pekan terakhir, jalur trans Kalimantan poros tengah yang menjadi penghubung ibu kota provinsi dengan kabupaten di wilayah Barito dan Kahayan lumpuh.

Kurang lebih dua pekan terakhir, banjir di ruas Bukit Rawi membuat lalu lintas kendaraan tersendat. Kemacetan panjang tak terhindarkan. Pengendara yang melintas baik dari arah Palangka Raya maupun sebaliknya harus bergiliran untuk lewat. Tak sedikit pengendara roda dua, roda empat, hingga kendaraan bertonase besar terjebak lubang. Pengendara roda dua lebih banyak menggunakan jasa kelotok untuk melewati area banjir. 

“Saya sudah dua hari satu malam terjebak,” ucap sopir kendaraan pengangkut barang, Solikin kepada Kalteng Pos, Minggu (12/9).

Warga kelahiran Kediri itu terpaksa antre untuk bisa melintas di ruas jalan antarkabupaten/kota, Desa Bukit Rawi, Kabupaten Pulang Pisau.

Penderitaan Solikin juga dirasakan sopir-sopir lain yang memilih menunggu giliran melintas.

Pantauan Kalteng Pos di lokasi, antrean kendaraan mencapai 500 meter. Dari maupun menuju Palangka Raya. Beberapa kendaraan kecil terpaksa menahan diri atau putar balik untuk melintas di genangan air sepanjang 3 kilometer itu.

Pada beberapa titik, ketinggian air sudah mencapai pinggang orang dewasa. Kendaraan yang mencoba melintas tak sedikit yang mogok. Pengendara roda dua terpaksa memakai jasa penyewaan kelotok untuk menyeberang. Rp70 ribu untuk sekali angkut. Tarif per orang Rp30 ribu.

Saking banyaknya kelotok yang hilir mudik, sempat terjadi insiden tabrakan. Beruntung empat penumpang dan sebagian barang berharga berhasil diselamatkan.

“Tadi kami baru berangkat. Penumpang ada empat dengan saya. Saat akan belok, dari arah berlawanan muncul kelotok lain. Setelah tabrakan, kelotok yang saya tumpangi langsung tenggelam, mungkin kelebihan beban,” ujar salah satu penumpang kepada Kalteng Pos.

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Kalteng Kombes Pol Rifki mengatakan, karena debit air cukup tinggi di ruas jalan Bukit Rawi, petugas terus berupaya mengatur arus lalu lintas agar tidak terganggu. “Ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat jalan masih terendam, supaya arus lalu lintas lancar,” katanya kepada Kalteng Pos, Minggu (12/9).

Diberlakukan sistem buka tutup jalur. Sebab terdapat beberapa lubang pada area yang digenangi air.

“Pengendara kendaraan bermotor diminta waspada dan berhati-hati saat melewati ruas jalan yang tergenang air, karena ada banyak lubang di sepanjang jalan itu, tetap ikuti imbauan petugas,” harapnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Eko Saputro menambahkan, jalan yang tergenang air kurang lebih 3 km, dengan kedalaman air pada titik terendah 55 cm dan titik terdalam 80 cm. “Kendaraan kecil tidak disarankan untuk lewat, karena pasti akan kandas dan mogok di tengah banjir, bisa macet lalu lintas,” tegasnya.

Kapolsek Kahayan Tengah Iptu Rozikin saat dihubungi per telepon mengatakan, kondisi banjir yang menggenangi ruas jalan tersebut hingga kini masih parah. Pihaknya terpaksa tak mengizinkan kendaraan roda dua melintas. “Sementara kami tutup, karena banjir sangat parah, kami akan terus memantau kondisi banjir, jika dianggap sudah aman, kami buka secara perlahan sembari mengatur kendaraan yang melintas,” ungkapnya.

Baca Juga :  Menanti Terobosan Alfian Mawardi Memimpin KNPI Kalteng

Karena kondisi banjir makin parah, sementara waktu petugas menutup arus lalu lintas untuk kendaraan pribadi, kecuali truk dan kendaraan besar lainnya. “Kami imbau supaya pengemudi mobil kecil atau mobil pribadi menahan diri untuk mencegah mogok dan amblas di area yang rawan, karena kendaraan bisa tersangkut atau terguling, bahkan sekarang ada kendaraan truk tangki yang sangkut dan mengakibatkan kemacetan, karena itu arus lalu lintas dari arah Kurun dan sebaliknya sementara waktu kami tutup,” ungkapnya.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalteng Yulindra Dedy mengatakan bahwa kondisi banjir di Bukit Rawi menyebabkan arus lalu lintas tidak lancar. “Tadi pagi (kemarin pagi) kami sudah minta Dishub Pulpis untuk berkoordinasi dengan Polres Pulpis, diharapkan masyarakat menunda dulu perjalanan yang melintasi lokasi tersebut,” harapnya.

“Termasuk truk diminta tidak melintas dulu. Khusus angkutan sembako atau bapokting, diminta sopirnya komunikasikan dengan petugas di lapangan,” tambahnya.

Ribuan KK di Palangka Raya Terdampak Banjir

Sementara itu, banjir cukup parah juga terjadi di Kota Palangka Raya. 12 kelurahan terendam air, sehingga menyebabkan ribuan kepala keluarga (KK) terdampak (data lengkap baca di tabel). Banjir terjadi karena naiknya debit air Sungai Kahayan dan Sungai Rungan.

Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin menyampaikan, sekitar 328 warga Kelurahan Palangka terdampak banjir. “Apakah terparah atau tidak saat ini, nyatanya cukup parah. Namun kami harapkan banjir kiriman ini bisa segera surut, sehingga masyarakat Kota Cantik, khususnya yang terdampak banjir bisa normal beraktivitas lagi,” ungkap Fairid.

Saat ini sedang dilakukan pendataan warga terdampak oleh masing-masing lurah. Pada hari ini Kecamatan Pahandut menyalurkan 300 paket sembako untuk warga di Kelurahan Pahandut dan Langkai.

Pos komando (posko) baru didirikan di Jalan Arut, Kelurahan Palangka. Untuk penanganan korban banjir, saat ini pihaknya bekerja sama dengan kepolisian, dinas sosial, dan pihak lainnya seperti Emergency Response Palangka Raya (ERP).

“Untuk kelurahan lain, diharapkan bersabar, kami masih mendata, tentunya akan segera kami lakukan pembagian sembako serupa untuk korban banjir di beberapa kelurahan,” pungkasnya. 

Banjir cukup parah terjadi di kompleks Mendawai dan Jalan Anoi. Tinggi air mencapai lutut orang dewasa. Bahkan air sudah memasuki rumah-rumah warga.

“Kita bisa lihat sendiri kondisi air meninggi di kawasan Mendawai, aktivitas warga sudah mulai terganggu akibat banjir,” ungkap Wakapolresta Palangka Raya AKBP Andyantna saat memantau kondisi banjir, kemarin.

Pihanya bersama tim gabungan TNI-Polri, BPBD, dan relawan sudah mendirikan posko. Salah satunya di Jalan Arut, sekitar 50 meter dari titik banjir di permukiman warga.

“Kami juga akan berpatroli ke lokasi banjir, selain itu sarana prasana evakuasi juga sudah kami siapkan,” ucapnya.

Misrianti, warga komplek Mendawai yang terdampak banjir, mendatangi posko bencana untuk meminta obat kepada tim medis dari Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya. Ia mengeluh gatal-gatal pada kulitnya.

“Dari kemarin sudah terasa gatal di kaki, pertama ya terasa gatal, tiba-tiba bentol, bahkan anak saya luka di bentol yang gatal, jadi bernanah karena kaki sering berendam di air. Ini sekalian minta obat di posko, kebetulan ada tim medis,” tuturnya.

Tujuh Kabupaten Tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir

Beberapa waktu lalu Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir di Kalteng, mengingat ada beberapa kabupaten yang sudah menetapkan status tanggap darurat banjir. Gubernur bahkan beberapa kali turun ke Kabupaten Katingan, termasuk mengirimkan bantuan, karena Katingan merupakan wilayah dengan banjir terparah.

Baca Juga :  Woro-Woro! Beras Karau dan Pulen Dijual Murah

Namun, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng Erlin Hardi mengatakan bahwa saat ini kondisi banjir di beberapa daerah sudah mulai surut, termasuk di Kabupaten Katingan dan wilayah di Barito.

“Mudah-mudahan kalau daerah hulu tidak hujan lagi, secepatnya air bisa surut, karena daerah hilir yang mungkin saja bisa terdampak,” katanya saat dikonfirmasi, Minggu siang (12/9).

Memang berdasarkan data per Sabtu (11/9) pukul 11.00 WIB, di sebelas kabupaten/kota masih terjadi banjir. Dua kabupaten menetapkan status siaga darurat banjir, yaitu Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) dan Murung Raya (Mura). Sementara tujuh kabupaten menetapkan status tanggap darurat banjir, meliputi Kotawaringin Barat (Kobar), Kotawaringin Timur (Kotim), Katingan, Lamandau, Barito Utara (Batara), Seruyan, dan Gunung Mas (Gumas).

“Perkembangan status banjir di Katingan saat ini menggenangi sepuluh kecamatan, perkembangan banjir di Desa Buntut Bali, Kecamatan Pulau Malan, air mulai turun dan jalan di Telok Bua sudah bisa dilalui, sementara kondisi di Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, kedalaman air sekitar 50 sentimeter,” bebernya.

Terpisah, Lurah Kasongan Lama Dirmansyah mengatakan bahwa kondisi banjir di wilayah Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan berangsur surut. “Kondisi air sudah mulai turun,” kata Dirmansyah kepada Kalteng Pos, kemarin (12/9).

Di sebagian besar wilayah, kata Dirmansyah, air sudah tidak lagi masuk ke dalam rumah. Selain itu, akses darat yang sempat lumpuh akibat banjir, kini sudah berfungsi lagi.

“Jalan sudah bisa dilewati, sebelumnya banyak daerah yang sempat tidak bisa dilewati karena banjir, tapi sekarang sudah bisa,” ujarnya.

Salah satu kawasan yang sudah bisa dilewati kendaraan adalah jalan menuju ke posko pengungsian yang berada di kawasan Raman Religi Kasongan. Surutnya banjir, dikatakan Dirmansyah, dimanfaatkan oleh warga di lokasi pengungsian untuk pulang menengok sekaligus membersihkan rumah masing-masing.

Selain rumah warga, sejumlah fasilitas umum dan fasilitas kesehatan di wilayah Kelurahan Kasongan Lama pun mulai dibersihkan. Aksi bersih-bersih ini dibantu para relawan yang berasal dari wilayah Kasongan Lama maupun yang datang  dari kota lain, seperti Palangka Raya dan Banjarmasin.

Meskipun sejumlah warga telah kembali ke rumah, lanjutnya, tapi ada sebagian yang memilih bertahan tinggal  di tempat pengungsian, menunggu air benar-benar surut. “Di Kasongan Lama mungkin di RT 1 sampai RT 14 masih (banjir), tapi warga sudah bisa pulang,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, saat ini jumlah pengungsi yang berada di tenda pengungsian Taman Religi sekitar 100 jiwa.

Terkait bantuan bagi para korban banjir, Dirmansyah menyebut, sejauh ini masih terus berdatangan. Berbagai bantuan dari para donatur masih difokuskan ke layanan dapur umum yang ada di posko pengungsian tersebut.

Dirmansyah mengatakan, apabila bancana banjir ini telah berakhir, seluruh pengungsi bisa pulang ke rumah masing-masing. Pihak kelurahan pun akan membagikan sisa bantuan untuk warga terdampak banjir di wilayah Kasongan Lama.

“Mudah mudahan cepat kami bagikan ke masyarakat, kasihan mereka, habis banjir kan mereka tidak bisa langsung kerja, mudah-mudahan paket bantuan itu bisa membantu,” pungkasnya. (ena/ram/ahm/nue/sja/abw/ce/ala)

Banyak Pengendara Terjebak, Petugas Berlakukan Buka Tutup

PALANGKA RAYA-Banjir di Kalteng tahun ini terbilang sangat parah. Lebih dari separuh kabupaten/kota di Bumi Tambun Bungai tergenang air luapan sungai. Bencana ini melumpuhkan aktivitas masyarakat. Beberapa titik yang menjadi akses utama penghubung antardaerah tergenang. Salah satunya di wilayah Bukit Rawi. Kurang lebih dua pekan terakhir, jalur trans Kalimantan poros tengah yang menjadi penghubung ibu kota provinsi dengan kabupaten di wilayah Barito dan Kahayan lumpuh.

Kurang lebih dua pekan terakhir, banjir di ruas Bukit Rawi membuat lalu lintas kendaraan tersendat. Kemacetan panjang tak terhindarkan. Pengendara yang melintas baik dari arah Palangka Raya maupun sebaliknya harus bergiliran untuk lewat. Tak sedikit pengendara roda dua, roda empat, hingga kendaraan bertonase besar terjebak lubang. Pengendara roda dua lebih banyak menggunakan jasa kelotok untuk melewati area banjir. 

“Saya sudah dua hari satu malam terjebak,” ucap sopir kendaraan pengangkut barang, Solikin kepada Kalteng Pos, Minggu (12/9).

Warga kelahiran Kediri itu terpaksa antre untuk bisa melintas di ruas jalan antarkabupaten/kota, Desa Bukit Rawi, Kabupaten Pulang Pisau.

Penderitaan Solikin juga dirasakan sopir-sopir lain yang memilih menunggu giliran melintas.

Pantauan Kalteng Pos di lokasi, antrean kendaraan mencapai 500 meter. Dari maupun menuju Palangka Raya. Beberapa kendaraan kecil terpaksa menahan diri atau putar balik untuk melintas di genangan air sepanjang 3 kilometer itu.

Pada beberapa titik, ketinggian air sudah mencapai pinggang orang dewasa. Kendaraan yang mencoba melintas tak sedikit yang mogok. Pengendara roda dua terpaksa memakai jasa penyewaan kelotok untuk menyeberang. Rp70 ribu untuk sekali angkut. Tarif per orang Rp30 ribu.

Saking banyaknya kelotok yang hilir mudik, sempat terjadi insiden tabrakan. Beruntung empat penumpang dan sebagian barang berharga berhasil diselamatkan.

“Tadi kami baru berangkat. Penumpang ada empat dengan saya. Saat akan belok, dari arah berlawanan muncul kelotok lain. Setelah tabrakan, kelotok yang saya tumpangi langsung tenggelam, mungkin kelebihan beban,” ujar salah satu penumpang kepada Kalteng Pos.

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Kalteng Kombes Pol Rifki mengatakan, karena debit air cukup tinggi di ruas jalan Bukit Rawi, petugas terus berupaya mengatur arus lalu lintas agar tidak terganggu. “Ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat jalan masih terendam, supaya arus lalu lintas lancar,” katanya kepada Kalteng Pos, Minggu (12/9).

Diberlakukan sistem buka tutup jalur. Sebab terdapat beberapa lubang pada area yang digenangi air.

“Pengendara kendaraan bermotor diminta waspada dan berhati-hati saat melewati ruas jalan yang tergenang air, karena ada banyak lubang di sepanjang jalan itu, tetap ikuti imbauan petugas,” harapnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Eko Saputro menambahkan, jalan yang tergenang air kurang lebih 3 km, dengan kedalaman air pada titik terendah 55 cm dan titik terdalam 80 cm. “Kendaraan kecil tidak disarankan untuk lewat, karena pasti akan kandas dan mogok di tengah banjir, bisa macet lalu lintas,” tegasnya.

Kapolsek Kahayan Tengah Iptu Rozikin saat dihubungi per telepon mengatakan, kondisi banjir yang menggenangi ruas jalan tersebut hingga kini masih parah. Pihaknya terpaksa tak mengizinkan kendaraan roda dua melintas. “Sementara kami tutup, karena banjir sangat parah, kami akan terus memantau kondisi banjir, jika dianggap sudah aman, kami buka secara perlahan sembari mengatur kendaraan yang melintas,” ungkapnya.

Baca Juga :  Menanti Terobosan Alfian Mawardi Memimpin KNPI Kalteng

Karena kondisi banjir makin parah, sementara waktu petugas menutup arus lalu lintas untuk kendaraan pribadi, kecuali truk dan kendaraan besar lainnya. “Kami imbau supaya pengemudi mobil kecil atau mobil pribadi menahan diri untuk mencegah mogok dan amblas di area yang rawan, karena kendaraan bisa tersangkut atau terguling, bahkan sekarang ada kendaraan truk tangki yang sangkut dan mengakibatkan kemacetan, karena itu arus lalu lintas dari arah Kurun dan sebaliknya sementara waktu kami tutup,” ungkapnya.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalteng Yulindra Dedy mengatakan bahwa kondisi banjir di Bukit Rawi menyebabkan arus lalu lintas tidak lancar. “Tadi pagi (kemarin pagi) kami sudah minta Dishub Pulpis untuk berkoordinasi dengan Polres Pulpis, diharapkan masyarakat menunda dulu perjalanan yang melintasi lokasi tersebut,” harapnya.

“Termasuk truk diminta tidak melintas dulu. Khusus angkutan sembako atau bapokting, diminta sopirnya komunikasikan dengan petugas di lapangan,” tambahnya.

Ribuan KK di Palangka Raya Terdampak Banjir

Sementara itu, banjir cukup parah juga terjadi di Kota Palangka Raya. 12 kelurahan terendam air, sehingga menyebabkan ribuan kepala keluarga (KK) terdampak (data lengkap baca di tabel). Banjir terjadi karena naiknya debit air Sungai Kahayan dan Sungai Rungan.

Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin menyampaikan, sekitar 328 warga Kelurahan Palangka terdampak banjir. “Apakah terparah atau tidak saat ini, nyatanya cukup parah. Namun kami harapkan banjir kiriman ini bisa segera surut, sehingga masyarakat Kota Cantik, khususnya yang terdampak banjir bisa normal beraktivitas lagi,” ungkap Fairid.

Saat ini sedang dilakukan pendataan warga terdampak oleh masing-masing lurah. Pada hari ini Kecamatan Pahandut menyalurkan 300 paket sembako untuk warga di Kelurahan Pahandut dan Langkai.

Pos komando (posko) baru didirikan di Jalan Arut, Kelurahan Palangka. Untuk penanganan korban banjir, saat ini pihaknya bekerja sama dengan kepolisian, dinas sosial, dan pihak lainnya seperti Emergency Response Palangka Raya (ERP).

“Untuk kelurahan lain, diharapkan bersabar, kami masih mendata, tentunya akan segera kami lakukan pembagian sembako serupa untuk korban banjir di beberapa kelurahan,” pungkasnya. 

Banjir cukup parah terjadi di kompleks Mendawai dan Jalan Anoi. Tinggi air mencapai lutut orang dewasa. Bahkan air sudah memasuki rumah-rumah warga.

“Kita bisa lihat sendiri kondisi air meninggi di kawasan Mendawai, aktivitas warga sudah mulai terganggu akibat banjir,” ungkap Wakapolresta Palangka Raya AKBP Andyantna saat memantau kondisi banjir, kemarin.

Pihanya bersama tim gabungan TNI-Polri, BPBD, dan relawan sudah mendirikan posko. Salah satunya di Jalan Arut, sekitar 50 meter dari titik banjir di permukiman warga.

“Kami juga akan berpatroli ke lokasi banjir, selain itu sarana prasana evakuasi juga sudah kami siapkan,” ucapnya.

Misrianti, warga komplek Mendawai yang terdampak banjir, mendatangi posko bencana untuk meminta obat kepada tim medis dari Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya. Ia mengeluh gatal-gatal pada kulitnya.

“Dari kemarin sudah terasa gatal di kaki, pertama ya terasa gatal, tiba-tiba bentol, bahkan anak saya luka di bentol yang gatal, jadi bernanah karena kaki sering berendam di air. Ini sekalian minta obat di posko, kebetulan ada tim medis,” tuturnya.

Tujuh Kabupaten Tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir

Beberapa waktu lalu Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir di Kalteng, mengingat ada beberapa kabupaten yang sudah menetapkan status tanggap darurat banjir. Gubernur bahkan beberapa kali turun ke Kabupaten Katingan, termasuk mengirimkan bantuan, karena Katingan merupakan wilayah dengan banjir terparah.

Baca Juga :  Woro-Woro! Beras Karau dan Pulen Dijual Murah

Namun, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng Erlin Hardi mengatakan bahwa saat ini kondisi banjir di beberapa daerah sudah mulai surut, termasuk di Kabupaten Katingan dan wilayah di Barito.

“Mudah-mudahan kalau daerah hulu tidak hujan lagi, secepatnya air bisa surut, karena daerah hilir yang mungkin saja bisa terdampak,” katanya saat dikonfirmasi, Minggu siang (12/9).

Memang berdasarkan data per Sabtu (11/9) pukul 11.00 WIB, di sebelas kabupaten/kota masih terjadi banjir. Dua kabupaten menetapkan status siaga darurat banjir, yaitu Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) dan Murung Raya (Mura). Sementara tujuh kabupaten menetapkan status tanggap darurat banjir, meliputi Kotawaringin Barat (Kobar), Kotawaringin Timur (Kotim), Katingan, Lamandau, Barito Utara (Batara), Seruyan, dan Gunung Mas (Gumas).

“Perkembangan status banjir di Katingan saat ini menggenangi sepuluh kecamatan, perkembangan banjir di Desa Buntut Bali, Kecamatan Pulau Malan, air mulai turun dan jalan di Telok Bua sudah bisa dilalui, sementara kondisi di Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, kedalaman air sekitar 50 sentimeter,” bebernya.

Terpisah, Lurah Kasongan Lama Dirmansyah mengatakan bahwa kondisi banjir di wilayah Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan berangsur surut. “Kondisi air sudah mulai turun,” kata Dirmansyah kepada Kalteng Pos, kemarin (12/9).

Di sebagian besar wilayah, kata Dirmansyah, air sudah tidak lagi masuk ke dalam rumah. Selain itu, akses darat yang sempat lumpuh akibat banjir, kini sudah berfungsi lagi.

“Jalan sudah bisa dilewati, sebelumnya banyak daerah yang sempat tidak bisa dilewati karena banjir, tapi sekarang sudah bisa,” ujarnya.

Salah satu kawasan yang sudah bisa dilewati kendaraan adalah jalan menuju ke posko pengungsian yang berada di kawasan Raman Religi Kasongan. Surutnya banjir, dikatakan Dirmansyah, dimanfaatkan oleh warga di lokasi pengungsian untuk pulang menengok sekaligus membersihkan rumah masing-masing.

Selain rumah warga, sejumlah fasilitas umum dan fasilitas kesehatan di wilayah Kelurahan Kasongan Lama pun mulai dibersihkan. Aksi bersih-bersih ini dibantu para relawan yang berasal dari wilayah Kasongan Lama maupun yang datang  dari kota lain, seperti Palangka Raya dan Banjarmasin.

Meskipun sejumlah warga telah kembali ke rumah, lanjutnya, tapi ada sebagian yang memilih bertahan tinggal  di tempat pengungsian, menunggu air benar-benar surut. “Di Kasongan Lama mungkin di RT 1 sampai RT 14 masih (banjir), tapi warga sudah bisa pulang,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, saat ini jumlah pengungsi yang berada di tenda pengungsian Taman Religi sekitar 100 jiwa.

Terkait bantuan bagi para korban banjir, Dirmansyah menyebut, sejauh ini masih terus berdatangan. Berbagai bantuan dari para donatur masih difokuskan ke layanan dapur umum yang ada di posko pengungsian tersebut.

Dirmansyah mengatakan, apabila bancana banjir ini telah berakhir, seluruh pengungsi bisa pulang ke rumah masing-masing. Pihak kelurahan pun akan membagikan sisa bantuan untuk warga terdampak banjir di wilayah Kasongan Lama.

“Mudah mudahan cepat kami bagikan ke masyarakat, kasihan mereka, habis banjir kan mereka tidak bisa langsung kerja, mudah-mudahan paket bantuan itu bisa membantu,” pungkasnya. (ena/ram/ahm/nue/sja/abw/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/