Senin, November 25, 2024
26.2 C
Palangkaraya

Banjir di Kotim Tahun Ini Terparah

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus melakukan penyaluran bantuan untuk korban banjir di wilayah utara, baik bantuan dari pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) maupun pemerintah Kabupaten bahkan bantuan dari swasta.

Wakil Bupati (Wabup) Kotim Irawati mengatakan banjir di tujuh kecamatan di Kabupaten Kotim yang terjadi saat ini dinilai lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya, khususnya di Kecamatan Kota Besi, karena menurut informasi warga biasanya banjir yang terjadi merupakan banjir tertinggi dan terlama.

“Menurut informasi warga biasanya banjir terjadi di Kecamatan Kota Besi tidak lama hanya sekitar satu minggu, sekarang ini sudah dua minggu dan malah airnya masih tinggi dan meluas, banjir itu merupakan kiriman dari wilayah hulu karena kecamatan ini menjadi tempat pertemuan dua sungai yaitu Sungai Tualan dan Sungai Mentaya sehingga sungai dengan mudah meluap kalau di wilayah hulu terjadi banjir dan airnya turun ke Kota Besi,” sampai Irawati, Senin (13/9).

Baca Juga :  Mampu Hasilkan PAD, Sampah TPA Dikembangkan Jadi Paving Block

Dirinya mengatakan saat ini Desa Hanjalipan yang berada di Kecamatan Kota Besi merupakan adalah desa terparah yang dilanda banjir saat ini dengan ketinggian lebih dari 1,5 meter. Di desa yang geografisnya berbentuk cekungan ini terdapat 313 rumah dan semua terendam banjir lantaran air terus naik antara tiga hingga 10 centimeter dalam beberapa hari terakhir.

“Banjir yang merendam desa di pinggir sungai itu menyebabkan 427 kepala keluarga yang terdiri dari lebih dari 1.000 jiwa menjadi korban banjir. Dan sebagian warga ada yang mengungsi ke tempat kerabat yang rumahnya berada didataran yang agak tinggi,” ucap Irawati.

Mantan Anggota DPRD Provinsi Kalteng ini juga mengatakan selain Desa Hanjalipan yang terendam, desa lainnya juga tidak luput dari banjir yaitu Desa Palangan, Soren, Rasau Tumbuh, Simpur, Pamalian dan Dusun Pemadoan yang masuk wilayah Desa Pamalian.

Baca Juga :  Gubernur Perhatikan Rakyat Kurang Mampu, Gencar Bangun Rumah Layak Huni

“Saat ini di wilayah utara masih terjadi hujan, kalau di wilayah tersebut banjir maka kemungkinan di Kecamatan Kota Besi banjirnya akan bertahan, tidak menutup kemungkinan ketinggian banjirnya akan bertambah, maka kami meminta warga untuk tetap waspada,” ujar Irawati

Untuk diketahui banjir yang melanda saat ini ada tujuh kecamatan yaitu enam kecamatan di wilayah utara yang meliputi Bukit Santuai, Antang Kalang, Telaga Antang, Tualan Hulu, Mentaya Hulu dan Parenggean, serta satu kecamatan Kota Besi. “Saya meminta kades dan Camat untuk terus berkoordinasi dengan kabupaten, agar penangan lebih cepat dilakukan jika ada situasi darurat di kecamatan, maupun di desa-desa,” tutupnya. (bah/ans)

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus melakukan penyaluran bantuan untuk korban banjir di wilayah utara, baik bantuan dari pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) maupun pemerintah Kabupaten bahkan bantuan dari swasta.

Wakil Bupati (Wabup) Kotim Irawati mengatakan banjir di tujuh kecamatan di Kabupaten Kotim yang terjadi saat ini dinilai lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya, khususnya di Kecamatan Kota Besi, karena menurut informasi warga biasanya banjir yang terjadi merupakan banjir tertinggi dan terlama.

“Menurut informasi warga biasanya banjir terjadi di Kecamatan Kota Besi tidak lama hanya sekitar satu minggu, sekarang ini sudah dua minggu dan malah airnya masih tinggi dan meluas, banjir itu merupakan kiriman dari wilayah hulu karena kecamatan ini menjadi tempat pertemuan dua sungai yaitu Sungai Tualan dan Sungai Mentaya sehingga sungai dengan mudah meluap kalau di wilayah hulu terjadi banjir dan airnya turun ke Kota Besi,” sampai Irawati, Senin (13/9).

Baca Juga :  Mampu Hasilkan PAD, Sampah TPA Dikembangkan Jadi Paving Block

Dirinya mengatakan saat ini Desa Hanjalipan yang berada di Kecamatan Kota Besi merupakan adalah desa terparah yang dilanda banjir saat ini dengan ketinggian lebih dari 1,5 meter. Di desa yang geografisnya berbentuk cekungan ini terdapat 313 rumah dan semua terendam banjir lantaran air terus naik antara tiga hingga 10 centimeter dalam beberapa hari terakhir.

“Banjir yang merendam desa di pinggir sungai itu menyebabkan 427 kepala keluarga yang terdiri dari lebih dari 1.000 jiwa menjadi korban banjir. Dan sebagian warga ada yang mengungsi ke tempat kerabat yang rumahnya berada didataran yang agak tinggi,” ucap Irawati.

Mantan Anggota DPRD Provinsi Kalteng ini juga mengatakan selain Desa Hanjalipan yang terendam, desa lainnya juga tidak luput dari banjir yaitu Desa Palangan, Soren, Rasau Tumbuh, Simpur, Pamalian dan Dusun Pemadoan yang masuk wilayah Desa Pamalian.

Baca Juga :  Gubernur Perhatikan Rakyat Kurang Mampu, Gencar Bangun Rumah Layak Huni

“Saat ini di wilayah utara masih terjadi hujan, kalau di wilayah tersebut banjir maka kemungkinan di Kecamatan Kota Besi banjirnya akan bertahan, tidak menutup kemungkinan ketinggian banjirnya akan bertambah, maka kami meminta warga untuk tetap waspada,” ujar Irawati

Untuk diketahui banjir yang melanda saat ini ada tujuh kecamatan yaitu enam kecamatan di wilayah utara yang meliputi Bukit Santuai, Antang Kalang, Telaga Antang, Tualan Hulu, Mentaya Hulu dan Parenggean, serta satu kecamatan Kota Besi. “Saya meminta kades dan Camat untuk terus berkoordinasi dengan kabupaten, agar penangan lebih cepat dilakukan jika ada situasi darurat di kecamatan, maupun di desa-desa,” tutupnya. (bah/ans)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/