Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Jalan Bukit Keminting – Hendrik Timang Sering Terjadi Kecelakaan

PALANGKA RAYA-Simpang empat Jalan Bukit Keminting – Hendrik Timang menjadi lokasi yang paling sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Jalan ini termasuk yang padat. Karena selain dimanfaatkan oleh warga kampus, juga digunakan oleh warga umum.

Jalan Bukit Keminting merupakan jalan pintas menuju dari kawasan Jalan Garuda, Jalan Beliang, Jalan Tingang, menuju Jalan Yos Sudarso, serta ke sejumlah pemukiman di sekitar kampus Universitas Palangka Raya dan sekitarnya.

Tak hanya sepeda motor, atau mobil, truk-truk dengan muatan juga sering melintas. Kondisi Jalan Bukit Keminting yang telah beraspal mulus, membuat pengendara sering memacu kendaraanya dengan kecepatan tinggi. Kadang tidak memperhatikan lagi, persimpangan yang ada disepanjang jalan.

Sejumlah warga kampus membenarkan bahwa titik simpang empat itu sering terjadi kecelakaan. Lokasi itu memang sering terjadi kecelakaan lalu lintas.  Mulai tabrakan, sampai yang terpaksa menghindar hingga masuk ke parit.

“Saya pernah hampir mengalami kecelakaan saat akan melintasi  Simpang empat itu. Hampir tertabrak kendaran lain,” kata Novia Adventy Juran seorang staf di kantor Rektorat UPR.

Baca Juga :  Fairid Ingatkan ASN Jaga Nama Baik Pemko

Ia pun jadi lebih berhati-hati ketika akan melintasi simpang empat tersebut. Tak hanya simpang empat Jalan Bukit Keminting – Hendrik Timang, menurut Novia simpang empat Jalan Bukit Keminting – B Koetin juga rawan kecelakaan.

Menurut penuturan beberapa teman juga memang lokasi itu sering terjadi kecelakaan. Memang yang paling rawan, ketika pengendara dari Jalan Hendrik Timang akan melintas, kadang jarak pandang terbatas untuk melihat ke kiri dan ke kanan. Karena pengedara juga harus fokus ke jalan yang menanjak.

“Sebaiknya memang perlu dipasang traffic light. Tujuannya untuk mengatur lalu lintas dan bisa mengurangi tingkat kerawanan kecelakaan,” ujar Novia yang dulunya aktivis mahasiswa ini.

Hal senada juga disampaikan oleh dosen FISIP UPR Suprayitno. Selain pemasangan lampu traffic light juga ada pelebaran badan aspal jalan Bukit Keminting. Karena badan jalan yang beraspal masih sempit untuk kendaraan roda empat.

Baca Juga :  Cari Sayur, Guru Ngaji Malah Diancam Pria Tak Dikenal

Selain dua hal itu, perlu juga ada peniggian badan Jalan Hendrik Timang di persimpangan itu agar sejajar dengan Jalan Bukit Keminting. Karena saat ini posisi Jalan Hendrik Timang lebih rendah dari Jalan Bukit Keminting.

“Biasanya ketika, ibu-ibu membawa mobil dan harus berhenti sejenak di persimpangan itu, akan rawan ketika akan melintas karena menanjak. Mobil pasti akan berjalan pelan di tanjakan, sementara kadang dari arah Bukit Keminting, biasa tiba-tiba sepeda motor melintas dengan kecepatan tinggi,” ujar dosen muda ini.

“Saya pernah melihat sendiri. Ketika akan berangkat mengajar pagi-pagi, di depan saya tempat dipersimpangan itu terjadi tabrakan sepeda motor. Untungnya waktu itu hanya motornya yang rusak, pengendaranya tidak apa-apa,” ujar Suprayitno.

Ia berharap, ada perhatian dari Pemerintah Kota Palangka Raya terkait penataan lalu lintas di persimpangan jalan ini. Karena akses jalan ini selain digunakan warga kampus, juga dimanfaatkan warga umum. (sma)

PALANGKA RAYA-Simpang empat Jalan Bukit Keminting – Hendrik Timang menjadi lokasi yang paling sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Jalan ini termasuk yang padat. Karena selain dimanfaatkan oleh warga kampus, juga digunakan oleh warga umum.

Jalan Bukit Keminting merupakan jalan pintas menuju dari kawasan Jalan Garuda, Jalan Beliang, Jalan Tingang, menuju Jalan Yos Sudarso, serta ke sejumlah pemukiman di sekitar kampus Universitas Palangka Raya dan sekitarnya.

Tak hanya sepeda motor, atau mobil, truk-truk dengan muatan juga sering melintas. Kondisi Jalan Bukit Keminting yang telah beraspal mulus, membuat pengendara sering memacu kendaraanya dengan kecepatan tinggi. Kadang tidak memperhatikan lagi, persimpangan yang ada disepanjang jalan.

Sejumlah warga kampus membenarkan bahwa titik simpang empat itu sering terjadi kecelakaan. Lokasi itu memang sering terjadi kecelakaan lalu lintas.  Mulai tabrakan, sampai yang terpaksa menghindar hingga masuk ke parit.

“Saya pernah hampir mengalami kecelakaan saat akan melintasi  Simpang empat itu. Hampir tertabrak kendaran lain,” kata Novia Adventy Juran seorang staf di kantor Rektorat UPR.

Baca Juga :  Fairid Ingatkan ASN Jaga Nama Baik Pemko

Ia pun jadi lebih berhati-hati ketika akan melintasi simpang empat tersebut. Tak hanya simpang empat Jalan Bukit Keminting – Hendrik Timang, menurut Novia simpang empat Jalan Bukit Keminting – B Koetin juga rawan kecelakaan.

Menurut penuturan beberapa teman juga memang lokasi itu sering terjadi kecelakaan. Memang yang paling rawan, ketika pengendara dari Jalan Hendrik Timang akan melintas, kadang jarak pandang terbatas untuk melihat ke kiri dan ke kanan. Karena pengedara juga harus fokus ke jalan yang menanjak.

“Sebaiknya memang perlu dipasang traffic light. Tujuannya untuk mengatur lalu lintas dan bisa mengurangi tingkat kerawanan kecelakaan,” ujar Novia yang dulunya aktivis mahasiswa ini.

Hal senada juga disampaikan oleh dosen FISIP UPR Suprayitno. Selain pemasangan lampu traffic light juga ada pelebaran badan aspal jalan Bukit Keminting. Karena badan jalan yang beraspal masih sempit untuk kendaraan roda empat.

Baca Juga :  Cari Sayur, Guru Ngaji Malah Diancam Pria Tak Dikenal

Selain dua hal itu, perlu juga ada peniggian badan Jalan Hendrik Timang di persimpangan itu agar sejajar dengan Jalan Bukit Keminting. Karena saat ini posisi Jalan Hendrik Timang lebih rendah dari Jalan Bukit Keminting.

“Biasanya ketika, ibu-ibu membawa mobil dan harus berhenti sejenak di persimpangan itu, akan rawan ketika akan melintas karena menanjak. Mobil pasti akan berjalan pelan di tanjakan, sementara kadang dari arah Bukit Keminting, biasa tiba-tiba sepeda motor melintas dengan kecepatan tinggi,” ujar dosen muda ini.

“Saya pernah melihat sendiri. Ketika akan berangkat mengajar pagi-pagi, di depan saya tempat dipersimpangan itu terjadi tabrakan sepeda motor. Untungnya waktu itu hanya motornya yang rusak, pengendaranya tidak apa-apa,” ujar Suprayitno.

Ia berharap, ada perhatian dari Pemerintah Kota Palangka Raya terkait penataan lalu lintas di persimpangan jalan ini. Karena akses jalan ini selain digunakan warga kampus, juga dimanfaatkan warga umum. (sma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/